Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Selasa, 28 Juli 2009

DANAU TOBA


Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.

Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sejarah

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano (gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.

Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.

Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.

Senin, 27 Juli 2009

SEJARAH ISTANA MAIMUN MEDAN


1.Sejarah Berdiri
Istana Maimun, terkadang disebut juga Istana Putri Hijau, merupakan istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi warna kuning, warna kebesaran kerajaan Melayu. Pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M, di masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.
Sejak tahun 1946, Istana ini dihuni oleh para ahli waris Kesultanan Deli. Dalam waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).
Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.
Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti. Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.
Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus.

2. Lokasi
Istana ini terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara.

3. Luas
Luas istana lebih kurang 2.772 m, dengan halaman yang luasnya mencapai 4 hektar. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m. dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m. Bangunan istana bertingkat dua, ditopang oleh tiang kayu dan batu
Setiap sore, biasanya banyak anak-anak yang bermain di halaman istana yang luas.

4. Arsitektur
Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5 sampai 8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.
Bangunan istana terdiri dari tiga ruang utama, yaitu: bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga Balairung dengan luas 412 m2, dimana singgasana kerajaan berada. Singgasana kerajaan digunakan dalam acara-acara tertentu, seperti penobatan raja, ataupun ketika menerima sembah sujud keluarga istana pada hari-hari besar Islam.Di bangunan ini juga terdapat sebuah lampu kristal besar bergaya Eropa.
Di dalam istana terdapat 30 ruangan, dengan desain interior yang unik, perpaduan seni dari berbagai negeri. Dari luar, istana yang menghadap ke timur ini tampak seperti istana raja-raja Moghul.

5. Perencana
Ada beberapa pendapat mengenai siapa sesungguhnya perancang istana ini. Beberapa sumber menyebutkan perancangnya seorang arsitek berkebangsaan Italia, namun tidak diketahui namanya secara pasti. Sumber lain, yaitu pemandu wisata yang bertugas di istana ini, mengungkapkan bahwa arsiteknya adalah seorang Kapitan Belanda bernama T. H. Van Erp.

6. Renovasi
Istana ini terkesan kurang terawat, boleh jadi, hal ini disebabkan minimnya biaya yang dimiliki oleh keluarga sultan. Selama ini, biaya perawatan amat tergantung pada sumbangan pengunjung yang datang. Agar tampak lebih indah, sudah seharusnya dilakukan renovasi, tentu saja dengan bantuan segala pihak yang concern dengan nasib cagar budaya bangsa.

Istana Maimun yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Maimun, Sumatera Utara ini merupakan bangunan peninggalan Kerajaan Deli yang didesain arsitek Italia dan disebut juga Istana Putri Hijau. Nuansa kuning yang menjadi warna kebesaran Kerajaan Melayu tampak dominan.

Bangunan ini selesai pada masa kekuasaan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, tepatnya 25 Agustus 1888. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri Kota Medan. Luas istana ini mencapai 2.772 meter persegi dengan pekarangan seluas 4 hektare. Panjang dari depan kebelakang mencapai 75,50 m dan tinggi bangunan mencapai 14,14 m.

Bangunannya sendiri bertingkat dua yang ditopang oleh tiang kayu dan batu dan memiliki 30 ruangan dengan desain interior unik. Perancangnya memadukan berbagi ciri arsitektur mulai dari Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda, dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Tapi, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol. Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap dengan tinggi lengkungan berkisar antara 5 sampai 8 meter.

Istana Maimun memiliki tiga ruang utama, yaitu bangunan induk, sayap kanan, dan sayap kiri. Bangunan induk disebut juga balairung dengan luas 412 meter persegi, tempat singgasana kerajaan
berada. Singgasana yang dipercantik dengan lampu kristal besar gaya Eropa ini hanya dibuka untuk
acara-acara tertentu, seperti penobatan raja ataupun ketika menerima sembah sujud kerabat istana pada hari-hari besar Islam.

Sejak 1946, istana dihuni para ahli waris Kesultanan Deli. Pada waktu-waktu tertentu, sering digelar pertunjukan musik tradisional Melayu. Biasanya perhelatan dari pertunjukan tersebut dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lain. Termasuk silaturahim keluarga besar istana yang rutin digelar dua kali setahun. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).

Bagi para pengunjung yang datang ke istana, mereka masih bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata. Di sini, juga terdapat meriam buntung yang memiliki legenda tersendiri. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung.

Kisah meriam puntung ini punya kaitan dengan Putri Hijau. Dikisahkan, di Kerajaan Timur Raya, hiduplah seorang putri yang cantik jelita, bernama Putri Hijau. Ia disebut demikian, karena tubuhnya memancarkan warna hijau. Ia memiliki dua orang saudara laki-laki, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali.

Suatu ketika, datanglah Raja Aceh meminang Putri Hijau, namun, pinangan ini ditolak oleh kedua saudaranya. Raja Aceh menjadi marah, lalu menyerang Kerajaan Timur Raya. Raja Aceh berhasil mengalahkan Mambang Yasid. Saat tentara Aceh hendak masuk istana menculik Putri Hijau, mendadak terjadi keajaiban, Mambang Khayali tiba-tiba berubah menjadi meriam dan menembak membabi-buta tanpa henti.

Karena terus-menerus menembakkan peluru ke arah pasukan Aceh, maka meriam ini terpecah dua. Bagian depannya ditemukan di daerah Surbakti, di dataran tinggi Karo, dekat Kabanjahe. Sementara bagian belakang terlempar ke Labuhan Deli, kemudian dipindahkan ke halaman Istana Maimun.

Setiap hari, Istana ini terbuka untuk umum, kecuali bila ada penyelenggaraan upacara khusus. Belakangan bangunan yang sudah dikategorikan cagar budaya ini semakin tua dan kurang terurus. Setiap sore alaman istana justru dipakai anak-anak untuk bermain sepak bola. ***infokito.net

Wallahua'lam

Minggu, 26 Juli 2009

PERSEPSI TERHADAP SEJARAH MASA LAMPAU FOKUS KOTA MEDAN




Pendahuluan
Pada presentasi ini saya akan menguraikan secara singkat beberapa pemikiran umum tentang sejarah kolonial Indonesia. Selanjutnya saya melihat perkembangan Medan periode tahun 1900 hingga tahun 1942, khususnya tentang dewan kota. Dengan cara ini kita dapat melihat interaksi dan persepsi antar anggota dewan kota Medan di masa lalu. Dan kita dapat menangkap suatu pandangan sekilas tentang proses pengambilan keputusan di dalam sejarah Medan. Disamping itu kita dapat melihat apa yang telah dicapai Medan selama zaman kolonial.

Pengaruh Kebudayaan Belanda di Indonesia
Pada dasarnya, sistem kolonialisasi adalah salah. Tidak ada satupun negara yang ingin dijajah. Meskipun begitu, pengaruh dari pemerintah Belanda / budaya barat mungkin saja positif untuk Indonesia.

Politik Etis
Pada sekitar tahun 1900, pemerintah Belanda memulai suatu kebijakan yang lebih sosial, yang disebut ‘politik etis’ dengan tekanan pada aspek sosial seperti: perumahan, perawatan medis dan pendidikan. Walaupun pendidikan pada mulanya hanya untuk kaum yang berada, namun kemudian banyak sekolah-sekolah di desa telah dibuka untuk masyarakat luas. Juga banyak sekolah di perkebunan yang dibentuk untuk anak-anak para pekerja perkebunan. Bahasa pengantarnya adalah bahasa Belanda dan bahasa Melayu. Hasil dari pendidikan yang diterima di sekolah-sekolah ini adalah diperkenalkannya mentalitas dan kebudayaan Belanda kepada orang-orang pribumi Indonesia.
Artikel Hutang Budi atau Ereschuld yang dikarang oleh seorang pengacara dan anggota parlemen van Deventer adalah awal mulanya politik etis. Menurut van Deventer, Belanda mempunyai Hutang Budi untuk membayar kembali keuntungan dimasa lalu selama sistem penanaman (cultuurstelsel) sebagai ganti rugi atas klaim keuangan dari jajahan. Kebutuhan jajahan dan penduduk merupakan prioritas dan bukan masalah dari negara asal sebelumnya. Orang-orang pribumi (Indonesia) perlu menaikkan kemakmurannya. Harus ada irigasi, pendidikan dan prospek ekonomi.
Pada waktu yang sama ada suatu pergerakkan serikat buruh di seluruh dunia, kesejahteraan sosial dan hak pilih universal. Walaupun ide progressif pemikiran pencerahan, berdasarkan ide ide revolusi Perancis, dipromosikan di Belanda sendiri, di Indonesia Belanda tidak menerapkan gagasan ini dalam kebijakan kolonial mereka pada rakyat Indonesia.
Mereka tetap menerapkan standard ganda, di Eropa mereka terapkan pemikiran progressif, sedangkan di Indonesia tidak. Secara alami, nasionalisme Indonesia bangkit menentang kemunafikan Belanda. Pada tahun 1918 dibentuklah volksraad (dewan rakyat) yang sebenarnya belum demokratis sebab warga pribumi yang merupakan kelompok terbesar, tidak mempunyai kursi mayoritas di dewan ini. Meskipun begitu, dewan rakyat merupakan suatu institusi ke arah demokrasi dari gagasan yang lebih progressif.
Sejak tahun 1900, dimulainya politik etis, hingga berakhir sampai sekitar tahun 1920-an, memberikan harapan dan idealistis, tetapi pada kenyataannya tidak begitu berhasil. Keinginan untuk meningkatkan standard kehidupan masyarakat pribumi, memberikan pendidikan sekolah dan memberi penyajian politik. Pada umumnya politik etis adalah suatu politik yang lebih liberal dan kurang represif. Bagaimanapun politik etis juga memberi pendidikan dan kesadaran pada elit politik Indonesia yang berusaha untuk berubah. Mengambil ucapan sejarawan dari Australia J.D. Legge: ”pergerakan kaum nasionalis adalah produk dari hal yang baik dan bukan dari hal yang jelek pemerintahan Belanda.” (Lindblad, 121).
Pada awal abad ke-20 kebijakan politik etis terbatas karena keuangan yang kurang memadai, dan dari tahun 1920-an tidak ada lagi kehendak politik dari pemerintah sebab mulainya gerakanan nasionalis yang mana pemerintah mencoba untuk menindas. Belanda mencoba untuk mengkombinasikan beberapa hal yang tidak mungkin bersama. Seperti reformasi dan disaat yang bersamaan diterapkan sistem yang lebih birokrat yang kaku. Kebijakan etis bersamaan dengan penindasan politik.
Pejabat pemerintah yang terendah adalah controleur (petugas distrik-daerah). Controleur mempunyai banyak tugas, dia bertindak sebagai hakim dalam lingkungan lokalnya, berhubungan langsung dengan kepala desa, para Sultan-sultan dan Raja-raja. Controleur harus lebih dulu melapor kepada asisten resident (kepala daerah). Pejabat ini disiapkan dengan baik dalam bahasa daerah, hukum lokal atau adat dan sistem perundang-undangan yang sah. Sekolah khusus untuk pejabat ini adalah di Leiden dan Utrecht di Belanda seperti diuraikan dalam buku karangan Fasseur yang berjudul De Indologen.
Jajahan Inggris terdahulu seperti Malaysia, memiliki lebih campur tangan langsung ke masyarakatnya dibanding dengan Belanda di Indonesia. Tetapi Belanda pada waktu yang sama tidak ingin mempersiapkan otonomi untuk orang pribumi dan kemerdekaan seperti Amerika di Pilipina. Pemerintah Amerika yang menjajah Pilipina mempersiapkan suatu kelas bisnis yang berasal dari pribumi untuk memerintah negara itu di masa yang akan datang. Sebagai jajahan Perancis yang ketiga di daerah, adalah Indochina, jajahan ini yang sangat erat ikatannnya dengan ibu pertiwi. Di Hindia Belanda, ikatan ini dibanding dengan yang lainnya, jauh lebih fleksibel. Sehingga, perbedaan jajahan di Timur Selatan Asia juga dikuasai dengan cara yang berbeda. Bagaimanapun juga, semua pemerintah kolonial adalah karakteristik dari liberalisme ekonomi dari tahun 1870 hingga 1933. Investasi asing disambut dengan suatu kebijakan perdagangan bebas untuk negara-negara lain di dunia. (Lindblad, 115)
Pada tahun 1930-an, politik kolonial Belanda adalah anti-demokratik dan sentiment anti-Belanda yang muncul dengan cepatnya, dimana Jepang digunakan sebagai propaganda anti barat. Soekarno memproklamirkan kemerdekaan sesudah peperangan dimulai antara Belanda dan Indonesia. Banyak Belanda meninggalkan Indonesia pada tahun 1945. Pada akhirnya, Belanda tidak meninggalkan Indonesia sampai tahun 1958 karena krisis Timor Timor (Nieuw Guinea), ketika perasaan anti-Belanda bangkit pada puncaknya.
Ini adalah cerita politik, bagaimanapun hubungan pribadi antara Belanda dan Indonesia telah sering terjalin sangat baik. Ribuan keturunan Belanda-Indonesia, hubungan antar etnis, adalah saksi hal ini.

Pengaruh Budaya
Pada waktunya pengaruh budaya Belanda / Barat menjadi lebih tersebar luas di Indonesia. Pada contoh: secara langsung di Asia sering dilihat tidak sopan, budaya Belanda telah dipromosikan, sama dengan menepati janji, katakan ya jika ya dan katakan tidak jika tidak, serta tidak ada jam karet. Rubber time atau jam karet mempersulit banyak hal hal sebab kita tidak mengetahui berbagai hal terjadi dan kadang-kadang tidak terjadi sama sekali. Cara berpikir dan aksi yang lebih tegas adalah karakteristik dari kultur Belanda ini.
Dan, kita juga harus menempatkannya di depan, korupsi kecil dan itu dapat dihukum. Bagaimanapun juga, jika terjadi korupsi seperti pada Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC (Perusahaan Hindia Timur) adalah sebagai contoh manajemen yang buruk. Korupsi menjadi kursus di mana-mana tetapi sepanjang aturan kolonial Belanda korupsi yang ada relatif kecil. Ini sering dibuktikan oleh artikel surat kabar dimana orang-orang memperoleh keuntungan ganda, untuk mematahkan aturan, dan satu lagi mencoba untuk menyuap polisi. Ada banyak contoh dari kasus ini di surat kabar.
Kritik internal dari Belanda ke arah kebijakan kolonial mereka sendiri menjadi suatu artikel panas dengan penerbitan ‘Max Havelaar’ oleh Eduard Douwes Dekker. Kita harus menunjuk fakta bahwa Douwes Dekker mengkritik feodalisme Sultan Banten, yang mana Belanda tidak melarang, menyayangkan rakyat Jawa yang miskin. Suatu brosur yang berisi kritikan tajam diterbitkan pada tahun 1902 ketika pengacara van den Brand menerbitkan ‘De millioenen van Deli’ (Juta-jutaan dari Deli) tentang kelebihan tenaga kerja di Sumatra pada perkebunan tembakau. Dunia terkejut membaca apa yang telah terjadi. Selanjutnya suatu sistem pemeriksaan tenaga kerja telah dibuat dan pada tahun berikutnya kondisi tenaga kerja di perkebunan meningkat.
Buku yang paling terkenal tentang emansipasi adalah Kartini lewat karyanya Van Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang) adalah tentang emansipasi wanita, yakni perlawanan dan reaksi terhadap latar belakang budaya Jawa tradisional dan feodal. Kartini mempelajari emansipasi dengan cara berpikir yang modern dari orang lain yaitu teman Belandanya Ibu Abendanon, isteri direktur departemen pendidikan. Kartini mempunyai inspirasi yang tinggi yang sangat diilhami dari kultur Belanda dan cara berpikirnya.
Pengaruh budaya Belanda dan juga bahasa Belanda, menjadi bagian dari kultur Indonesia hingga tahun 1950-an. Bagaimanapun juga, setelah tahun 1958, ketika Belanda harus meninggalkan Indonesia dan sekolah bahasa Belanda telah ditutup, pengaruh ini secara berangsur-angsur berkurang.
Sebagai contoh secara kultural Belanda mempengaruhi politikus Indonesia seperti Sutan Syahrir dan Mohammad Hatta, serta generasi yang lebih muda seperti Emil Salim dan Kwik Kian Gie. Jika kita membaca karangan Syahrir yang berjudul Indonesische overpijnzingen (Pemikiran Indonesia) ia adalah seorang pemikir Belanda tetapi berjuang dengan ketidakadilan dari rejim kolonial yang tidak demokratis.
Politikus seperti Soekarno, Hatta dan Syahrir berbicara dan berpikir cara Belanda, namun Soeharto, pasca mereka tidak sama sekali. Cerita yang sedih adalah bahwa dari tahun 1958, setelah semua Belanda meninggalkan Indonesia, korupsi meningkat. Terutama setelah dimulainya awal Orde Baru Soeharto. Korupsi muncul dan menjadi bagian integral masyarakat, sebagai contoh yang dilakukan oleh Soeharto dan lingkungannya.
Sekali lagi saya ingin menekankan bahwa pengaruh budaya Belanda tidak ada kaitannya dengan kolonialisme, hal ini adalah suatu masalah yang berbeda. Tidak ada orang ingin dijajah. Tetapi nilai positif dari pengaruh budaya Belanda dapat bermanfaat bagi kepentingan negara ini. (bagian dari teks ini telah diterbitkan di Jakarta Post, 17 September 2006)

Gagasan Atas Penulisan Sejarah Indonesia
Akhir dari kekuasaan Barat di Asia adalah penting untuk suatu arus penulisan sejarah (historiografie) yang baru. Sekarang telah meningkat penulisan mengenai Indonesia tentang orang Indonesia itu sendiri, yang disebut penulisan sejarah Indocentric. Peninggalan kolonial jaman dulu ditulis dalam sejarah yang disebut juga Eurocentric, yang sebagian besar telah mereka pusatkan pada perluasan kekuatan negara barat di Asia, tanpa memberi banyak perhatian pada perkembangan sejarah pada masyarakat Asia.
Untuk pemahaman yang lebih baik dari penulisan sejarah kita harus menyadari titik awal dasar tertentu. Sebagai contoh, tentang siapa yang kita tulis? Kekuatan siapa yang aktif dalam sejarah? Sejarawan kolonial menyajikan Belanda sebagai unsur-unsur yang aktif dimana kelompok lain sebagai pelengkap. (Sutherland, 1997)
Belanda telah ditundukkan untuk menjadikan orang Eropa terdepan, dan orang Asia dibelakangkan. Penulisan sejarah dari satu kelompok hanya memberi suatu uraian terbatas. Ada banyak aktor, dan Belanda tidak memonopoli aktivitas sosial. Pada tahun 1950 ajaran Marxist muncul, di mana kelas bawah diperkenalkan sebagai bagian yang aktif, di mana mereka adalah para aktor yang nyata, dan pengurus kolonial dan usahawan adalah bagian yang buruk. Dari tahun 1950 keatas juga studi kebangsaan terlihat, di mana sejarawan meletakkan pahlawan nasional mereka sendiri di bagian depan sebagai salah satu pemain utama di masyarakat. Dalam buku buku ini, Belanda menjadi pelengkap dan diperkenalkan secara negatif sebagai penindas. (Smail, 39-43).
Sejarawan dari latar belakang etnis suku yang berbeda memproduksi masing-masing buku sejarah mereka sendiri. Para penulis Cina menempatkan Cina di bagian depan, Indonesia ditempatkan sebagai rakyat negara yang menjadi sorotan utama, dan tiap-tiap kelompok suku dibedakan dengan yang lain dalam tulisan mereka. Kita harus memahami dari mana sudut sejarah itu ditulis dan dari mana perspektif penulis dipilih. (Sutherland, 1997) Ada banyak ajaran sejarah masing-masing dengan penafsiran dan persepsi sejarah mereka sendiri. Persepsi ini bisa dengan sepenuhnya terbalik, apakah satu kelompok melihatnya sebagai kebenaran dan interprestasi yang benar, dan yang lain dilihat tidak benar dan palsu.
Terdapat banyak kajian kolonial tentang sejarah Indonesia, di mana kebijakan politik Belanda telah diterapkan dengan baik dan berhasil. Sebagai contoh karangan Volker yang berjudul Van Oerwoud tot cultuurgebied (Dari rimba raya hingga perkebunan) dan karangan Helsdingen dengan judul Daar werd wat grootsch verricht (Suatu prestasi besar yang telah dibuat disana). Di samping itu, penulisan sejarah kolonial sering diwarnai dengan suasana sombong ‘angkuh dan dingin’ dan kurang sosial terhadap orang-orang pribumi.
Anti kolonial disisi lain memperkenalkan suatu uraian yang membenci kolonialis dan mengutuk segala kebijakan kolonial. Contohnya adalah buku dari Breman Koelies, planters en koloniale politiek (Menjinakkan Sang Kuli: Politik kolonial) ataupun buku dari Stoler Capitalism and confrontation in Sumatra’s plantation belt, 1870-1979. (Kapitalisme dan konfrontasi di sabuk perkebunan Sumatera 1870-1979). Keduanya menggunakan sumber Belanda yang sama. Seperti putih dan hitam, walaupun mereka menggunakan sumber yang sama, tetapi terjemahan berbeda.
Anti kolonialis pada umumnya dari orang Eropa sendiri, hanya saja sekarang mereka di sebelah lain. Sejarawan anti kolonial memerlukan suatu jajahan sebagai topik yang dapat diserang, jika tidak tidak ada perlawanan. Dalam penulisan sejarah anti-kolonial ini kita melihat bahwa anti kolonial dalam banyak kesempatan menjadi lebih ‘kolonial’ dan lebih Eurocentric daripada sejarawan kolonial. Sebagai contoh ‘cerita tentang penjajahan selama 350 tahun’ Belanda atas Indonesia, telah ditekankan oleh anti kolonial dan bukan oleh sejarawan kolonial. (Small, 47) Hal tersebut jelas tidak benar bahwa Belanda berada di seluruh kepulauan Indonesia dari abad 17. Tiga ratus tahun kehadiran Belanda hanya di kepulauan Maluku, di Pulau Jawa dan di beberapa kawasan pantai di Celebes (Sulawesi), Borneo (Kalimantan) dan Sumatra sebahagian di Palembang dan Padang.
Ada juga kelompok ketiga menggolongkannya dengan pandangan yang berbeda. Para penulis Indonesia seperti Kartini dan Syahrir, dan para penulis Belanda seperti Du Perron dan Walraven, semua para penulis itu selama masa penjajahan, mencoba untuk menemukan suatu kebenaran. Maka tidaklah selalu putih atau hitam tulisan tentang Indonesia.
Penulisan sejarah Belanda atas Indonesia seharusnya tidak didasarkan pada nostalgia semata, atau mencoba untuk mengadili kebijakan Belanda atas perbuatannya selama masa penjajahan. Juga tidak hanya menuduh, karena sangat mudah untuk memberi pertimbangan nilai setelah itu. Sejarawan perlu mencoba untuk menyajikan fakta. Fakta ini diperkenalkan dengan cara tertentu. Dan fakta yang mana harus kita hadirkan dan bagaimana cara kita menghadirkannya? Sejarah tidak harus dipengaruhi oleh politik yang disukai, tetapi juga bukan oleh variasi sebaliknya. Gagasan yang tersebut di atas pada penulisan sejarah hanya sedikit, tetapi kita dapat melihat bahwa ada banyak penafsiran dan persepsi dari tulisan sejarah Indonesia.

Perkembangan Medan
Bersama ini saya memberi suatu ikhtisar singkat tentang perkembangan Medan. Pada tahun 1863 Jacob Nienhuis datang ke Deli dan memulai untuk menanam tembakau. Pada tahun 1869 kantor pimpinan Deli Maatschappij (Deli maskapai) telah dibangun di Medan serta diiringi oleh pertumbuhan kota yang cepat. Antara tahun 1875 hingga 1890 jalan kereta api yang pertama di bangun, Deli Courant (Koran Deli), Asosiasi Perkebunan Deli dan Rumah Sakit Deli telah dibentuk. Pada tahun 1889 Sultan Deli memindahkan tempat kediamannya dari Laboean Ke Medan. (Sumatra Pos (SP) 14-3-1938).

Politik Lokal
Pada tahun 1909 Medan menjadi suatu kotamadya dan dewan kota telah dibentuk. Disini hidup Afdeelingsraad atau Negorijraad (Dewan Daerah), yang mewakili keseluruhan daerah Deli (bagian atas dan bagian bawah Deli). Sebagai tambahan, dibentuk suatu tingkatan regional Plaatselijke Raad van het Cultuurgebied ter Oostkust van Sumatra (Dewan Lokal Area Kultur pada Sumatra bagian Timur) disebut Cultuurraad (Dewan Kultur). Nama dewan kultur menunjukan perkebunan di mana ‘produk kultur’ seperti tembakau dan karet telah tumbuh. Lima belas anggota dewan kota Medan pada awalnya tidak dipilih tetapi ditugaskan oleh pemerintah. Pada tahun 1912 demokrasi di Medan mulai dengan cara terbatas. Hanya pria Eropa dan yang ‘sederajat’ saja yang mempunyai hak untuk memilih; mereka ini harus lebih dulu mempunyai pendapatan minimum tertentu. Hal itu sama seperti di Belanda. Tetapi pada tahun 1917, seperti juga di Belanda, hak pilih umum mulai di masukkan dalam undang undang walaupun hanya untuk pria yang mempunyai batas pendapatan minimum. 16 Juli 1918 adalah hari yang besar ketika pemilihan untuk dewan kota boleh diikuti oleh pribumi dan oriental asing.

Perkembangan Infrastruktur
Pada periode tahun 1890-1909 adalah awal penetapan cabang Javasche bank (Java Bank adalah Bank Central di Hindia Belanda), listrik, dan perusahaan air minum untuk kota besar, kemudian balai kota dibangun. Pada tahun 1912 rumah pemotongan hewan untuk umum yang pertama di Indonesia didirikan, selanjutnya standard untuk kepentingan kesehatan masyarakat, perumahan, perbaikan kampung, dan lain lain (SP 14-3-1938)
Sebagai kotamadya, Medan mempunyai tugas utama yaitu konstruksi dan pemeliharaan fasilitas publik, jalan dan taman, selokan dan sistem penyediaan air, dan mengendalikan keamanan dan institusi untuk kesejahteraan masyarakat. Pada 1913 suatu sistem pembersihan kota telah dibentuk dengan kereta yang dapat menyiram air di sepanjang jalan jalan yang penting. Sistem saluran air dibawah tanah telah dibangun dari tahun 1926. (Gemeente Medan, 1909-1934: 4)

Perumahan dan Rumah Sakit
Pada awal tahun 1919 telah dibuat perumahan sosial di Jalan Kerah. Pada tahun 1918 suatu pengadilan perdata yang dibuat untuk melindungi hak penyewa. Pada tahun 1938 ada lima ratus rumah yang dibangun untuk rakyat miskin. Pembenahan model perkampungan kota seperti Kampung Sekip, Kampung Djati Oeloe dan Kampung Sidodadi. Pada tahun 1930 dua rumah sakit baru dibangun, rumah sakit Elisabeth dan rumah sakit kotamadya. Selanjutnya rumah sakit pribadi di Jalan Timor, beberapa poliklinik, seperti klinik mata di Djati Oeloe dan poliklinik untuk pasien paru-paru.

Proyek Infrastruktur Lainnya
Pusat pasar diselesaikan pada tahun 1933 dan salah satu pasar terindah di Hindia Belanda. Selanjutnya perbaikan jalan dan jembatan, seperti jembatan Babura yang telah di bangun pada tahun 1915, dan dilanjutkan pada tahun 1936 jembatan Sukamulia dan di tahun 1937 Demmenibrug telah selesai dibangun. Di tahun 1920-an dan 1930-an dibangunlah sekolah negeri yang berbeda, kompleks olahraga di Jalan Bunga dan kompleks perumahan baru yang disebut Derikanpark yakni di depan Mesjid Agung. Pada tahun 1930-an lapangan terbang telah dibangun di luar kota. Sekolah negeri yang pertama telah dibuka di tahun 1929 atas prakarsa anggota dewan kota yang berasal dari pribumi yaitu Abdulah Lubis. Sekolah negeri ke dua dibuka tahun depan di jalan Tempel (Jl. Intan). (Loderichs, Buiskool, 24) (Gemeente Medan, 1909-1934: 7, 9, 15, 17)

Beberapa diskusi dan topik yang dibahas dewan kota dari tahun 1912 hingga tahun 1938. Pada pertemuan dewan kota tahun 1912 diketuai oleh assistent resident van der Plas dan para anggota Hoekstra, Van Tijen, Prins, Buffart, Tjong A Fie, IJspeert, Soetan Mangosta, Toengkoe Besar, Arends, Magnee. Maka ada 7 anggota Belanda, 1 Cina dan 2 berasal dari pribumi. Menunjuk pada agenda anggaran kota praja, komisi pemakaman, komisi pengawasan teknis, selokan sepanjang Hakkastraat (Jl. MT. Haryono), Cantonstraat (Jl. Surabaya) dan Kroesenstraat (Jl. Teuku Umar). Selanjutnya pada diskusi tentang kota praja vetinary, tentang pelacuran dan cek kesehatan untuk para wanita yang bekerja di rumah bordir, penderita kusta di rumah sakit kusta dekat Gloegoer, perlindungan terhadap menyebarnya wabah penyakit, kereta penyiram air dan pembakaran sampah. (SP 30-1-1912) Topik topik ini yang penting ini terus menjadi penting untuk dewan kota dari tahun ke tahun. Pada bulan Mei 1914 sebagai contoh dalam extenso dibicarakan lagi tentang pembersihan jalan dengan 10 mobil penyiram air besar dan tiga mobil kecil, sekitar selokan, selanjutnya tentang surat ijin membangun. Pada tahun ini banyaknya orang-orang yang bekerja di kotamadya Medan mencapai 300 orang yang terdiri dari orang Belanda dan Indonesia. (SP 5-5-1915)

Ricksjaws
Suatu topik menarik adalah ricksjaws atau hongkong. Pada bulan Mei tahun 1916, anggota dewan Tjong A Fie dan van den Brand, telah dikenal baik sebagai penulis buku berjudul Millioenen van Deli, yang diusulkan dewan kota perlu ditetapkan suatu komisi pengawas khusus untuk mempelajari larangan terhadap ricksjaws. (Sumatra Post, 4-5, 9-5, 10-5, 115 dan 16-5-1916). Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 1926, ricksjaws belum dihapuskan.

Bahasa Melayu
Untuk mendapatkan suatu kesan bagaimana diskusi terbuka dalam dewan adalah seperti yang telah ditunjukkan pada suatu pertemuan pada tahun 1921 tentang diskriminasi ras. Abdullah Loebis hanya berbicara dalam bahasa Melayu, bahasa resmi pejabat dewan. Mohamad Noech berargumentasi bahwa kotamadya terletak di suatu negeri Melayu, oleh karena itu ia akan berbicara dalam bahasa Melayu. Ia menyesali bahwa tidak semua anggota orang Eropa bisa memahaminya. Ismail menyatakan bahwa yang berasal dari pribumi telah ditindas selama berabad-abad oleh Belanda sebab kaum pribumi terlalu passif. (Gemeenteblad 28-10-1921)

Penyajian
Penyajian suatu artikel panas seperti disebut oleh anggota berasal dari pribumi Mohamad Noech pada pertemuan tanggal 30 Oktober 1922. Pada tahun tersebut, 17 anggota dewan kota, 10 Belanda, 5 Indonesia, 2 oriental asing (Cina, India dan Arab). Populasi Medan adalah : 3000 Belanda, 23000 Indonesia dan 18000 oriental asing. Menurut Mohamad Noech, hal itu lebih baik untuk merubah nama dewan kota menjadi “Dewan Eropa”. Di seluruh Hindia Belanda jumlah penduduk mencapai 50 juta. (Gemeenteblad 1922) (Verslag gemeente Medan 1922: 27,30). Beberapa bulan kemudian anggota Radja Goenoeng memprotes lagi tentang permasalahan dalam penyajian, anggota De Waard dari partai sosialis bereaksi bahwa ia menyetujui fakta bahwa kepentingan orang pribumi tidak cukup dilindungi dan ditetapkan. Tetapi ia minta Radja Goenoeng tidak berbicara dengan cara menghasut. Ini adalah tidak produktif atau tidak memberikan hasil yang bagus. Kita harus bekerja sama, tidak hanya menghasut. Walikota Mackay menyatakan bahwa dewan kota berusaha keras untuk mengoptimalkan kerjasama dengan semua anggota. (Gemeenteblad 31-10-1922)

Dewan Kotapraja
Topik lain adalah anggota dewan kotapraja yang bertugas menyusun perundang undangan di kotapraja. Pada pertemuan tanggal 15 Desember 1926, Abdoelah Loebis mengakui bahwa anggota yang berasal dari pribumi berkapasitas dipercaya anggota Lodder dan de Waard. Bagaimanapun dasar politik yang diminta mereka dalam pertemuan itu satu anggota pribumi, satu anggota Indo Eropa, dan satu anggota Cina. Orang orang ini adalah Taher, Hoogenboom dan Gan Hoat Soey. Bagaimanapun juga, Gan Hoat Soey tidak menginginkan posisi itu karena ia tidak punya waktu dan ia pikir anggota Lodder dan de Waard lebih cocok untuk posisi tersebut. Menurut Gan Hoat Soey posisi itu tidak seharusnya diisi atas dasar ras atau kelas, tetapi atas dasar kemampuan. Yaitu dengan ini proposal Loebis yang ditolak. (SP 16-12-1926)

Pembangunan Bidang Pemerintah
Pada tahun 1940, satu tahun sebelum invasi Jepang komisi pengawas Visman telah mengajukan usul untuk suatu konstruksi di bidang pemerintah baru antara Belanda dan Indonesia. Banyak perhatian telah tercurah pada hal tersebut dan secara ekstensif dibahas dalam koran koran. (SP 8-7-1941) Konstruksi ini bisa membuat kemerdekaan Indonesia tanpa perang setelah tahun 1945.

Kesimpulan
Dalam catatan ini saya memperkenalkan beberapa aspek dari pengaruh kebudayaan Belanda di Indonesia. Setelah itu saya telah menulis tentang gagasan atas penulisan sejarah. Kita harus menyadari bahwa banyak cara berbeda untuk menulis tentang sejarah kolonial. Ada penulisan Indocentric, Eurocentric, kolonialis, anti kolonialis, nasionalis, Marxis, dan lain lain. Kita harus memahami dari mana sudut sejarah itu ditulis dan dari mana perspektif penulis dipilih. Tetapi yang penting adalah sejarawan perlu mencoba menyajikan fakta. Selanjutnya kita telah melihat perkembangan Medan periode tahun 1900 hingga tahun 1942 dan diskusi diskusi dewan kota Medan. Perdebatan serius telah dilakukan dewan mengenai diskriminasi dan permasalahan bahasa. Hal luar biasa bahwa diskusi menjadi sangat terbuka dan sengit. Tetapi tujuan yang utama selama pertemuan dewan kota adalah kerjasama dan pada umumnya semua orang menyetujui hal tersebut. Tepat sebelum invasi Jepang ada kecenderungan baru tentang suatu konstelasi politik antara Indonesia dan Belanda, bagaimanapun juga, perang dunia ke II telah merubah segalanya.
Jika sudah tidak ada jabatan yang diduduki Jepang maka kesempatan persemakmuran Indonesia dan Belanda sangat nyata dan persepsi antara kedua negara yang berbeda. Juga ada banyak niat baik antara kedua negara, yang dipisahkan oleh perang dunia kedua.

Medan, 27 Juli 2009

Daftar Bacaan :
Buiskool, D.A. Dutch cultural influence in Indonesia, Jakarta Post, 17 September 2006
Breman, J. Koelies, planters en koloniale politiek. Dordrecht, 1987
Gemeente Medan, 1909-1934: 7,9,15,17
Fasseur, C. De Indologen Ambtenaren voor de Oost 1825-1950. Amsterdam, 2003
Helsdingen, W.H. van Daar werd wat groots verricht. Nederlandsch-lndie in de xxste eeuw. Amsterdam, 1941
Lindblad, J. Thomas in: Howard Dick, Vincent J.H. Houben, J. Thomas Lindblad, Thee Kian Wie The Emergence of a National Economy. An economic history of Indonesia, 1800-2000. Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde Asian Studies Association of Australia, in association with KITLV Press, Leiden 2002
Loderichs, M.A., Buiskool, D.A. , Medan, beeld van een stad, Asia Major, Purmerend 1997, 24
Shahrir, Soetan, Indonesische overpeinzingen, De Bezige Bij, Amsterdam, 1945
Smail, J.W.R.: On the Possibility of an Autonomous History of Modern Southeast Asia. (1961) in: Sears, L.J. Autonomous Histories, Particular Truths. Essays in Honor of John W.R. Smail. Univerisity of Wisconsin, Center for Southeast Asian Studies, Monograph Number 11, 1993
Stoler, A.L. Capitalism and Confrontation in Sumatra’s Plantation Belt, 1870-1979. Yale University Press, New Haven and London, 1985
Sutherland, H.A. Does History tell the truth? Individual and Structure in Social History. Seminar on Indonesian Social History. Jakarta/Depok, 8-11 december 1997
Volker, T. Van Oerbosch tot Cultuurgebied Deli Planters Vereeniging. Medan 1928
Koran koran
Sumatra Post 1912 – 1941
Sumber lain
Gemeenteblad Medan 1921, 1922

MASJID AGUNG MEDAN



Jalan-jalan di Kota medan

Sumatera Utara dengan ibukotanya Medan, penduduknya terdiri dari beberapa kelompok masyarakat yaitu masyarakat Melayu, Batak, Karo, Batak toba, Simalungun, Mandailing, Angkola dan Nias

Medan pernah menjadi tempat peristiwa medan pertempuran antara aceh dan tetangganya kerajaan Deli. Medan sebagai pusat perdagangan memiliki pelabuhan laut dengan nama Belawan. Dahulu Medan pernah sebagai bagian dari kesultanan Deli. Tempat yang memiliki sejarah yang sangat menarik perhatian dan terkenal adalah Mesjid raya dan Istana maimun yang telah di perbaiki dan menghidupkan kembali kemegahannya pada zaman yang lalu, sampai saat ini kondisinya masih terawat dan dibagian bawah ditempati oleh anak turun dari kesulatanan deli, sehingga setiap hari berkesan ramai dengan beberapa kelompok keluarga keturunan kesultanan Deli.

Medan dengan bandara udara Polonia sebagai pintu gerbang internasional di sebelah Barat Indonesia, terletak hanya 6 kilo dari pusat kota

Istana Maimun, Tepat di jalan Brigjend Katamso masih dapat disaksikan saksi sejarah berupa cagar budaya yang akrab disebut sebagai istana Maimun dirancang oleh seorang arsitek Italia pada tahun 1888. Merupakan salah satu kompleks kesultanan yang paling mengesankan di Indonesia khususnya di Sumatera. Dengan bentuk keagungan istana dan segala kebesarannya, istana maimun senantiasa tetap menjadi simbol kota medan.

Mesjid Raya, Tidak jauh dari Istana Maimun berdiri megah Mesjid raya Al-Mashun yang merupakan wujud keperdulian Sultan Deli terhadap kehidupan religius masyarakat Medan. Mesjid ini menjadi ciri khas kota Medan dan merupakan salah satu mesjid terindah di Indonesia Dibangun oleh sultan Makmum Al Rasyid pada tahun 1906, dirancang oleh Dingemans seorang arsitek dari Amsterdam dengan gaya khas bangunan Maroko.

Jalan Akhmad Yani (Kawasan kesawan), Sebagai salah satu pusat perdagangan di Indonesia masyarakat cina dilibatkan dalam perdagangan zaman kolonial Belanda, salah satu jalan yang paling terkenal di kota Medan adalah jalan Akhmad Yani yang lebih terkenal dengan sebutan daerah Kesawan , disini banyak bangunan-bangunan kuno yang masih berdiri megah dan terawat keberadaannya, salah satunya masih di gunakan adalah gedung dinas pariwisata dan kebudayaan, PT. London Sumatra Indonesia, BKS PPS (Badan Kerjasama Perusahaan Perkebunan Sumatra) dan rumah saudagar china yang paling terkenal di kota medan yaitu rumah Tjong A Fie, kondisi bangunan ini masih sangat terawat dipelihara oleh anak turun dari Tjong A fie dan dilindungi sebagai cagar budaya di kota Medan, dan tidak kalah meanrik adalah sebuah restaurant Tip Top yang sudah ada sejak zaman Belanda, terkenal dengan sajian ice cream yang menggugah selera, banyak turis lokal maupun manca negara menyempatkan diri berkunjung ke tempat ini, sekedar bersantai ataupun mengenang masa lalu, di pagi dan siang hari jalanan ini dilalui jalur satu arah menuju kearah lapangan Merdeka

Kantor Pos, Masih satu jalan dengan Jalan Akhmad Yani dan biasa di sebut sebagai jalan Balai kota, berdiri sebuah bangunan kuno yang artistik, dibangun pada tahun 1901, ini tercatat jelas di salah satu sudut bangunan kantor pos, dengan tulisan ‘Anno 1901” masih aktif digunakan sebagai kantor pos, seluruh bagian bagian dalan sudah direnovasi namun tetap mempertahankan kondisi aslinya, bagian luar masih dipertahankan sebagaimana aslinya. Kawasan kantor pos ini juga dikenal dengan sebutan daerah lapangan merdeka, karena tak jauh di depan kantor pos ini sendiri ada sebuah lapangan yang sangat besar, biasa digunakan untuk berbagai acara massal, seperti kampanye, pertunjukan musik, ataupun sekedar bermain bola.

Balai Kota dan Bank Indonesia ,Tidak jauh dari kantor pos, masih di sekitar lapangan merdeka, tampak berdiri megah bangunan tua yang dahulu di gunakan sebagai gedung walikota yans sering disebut gedung Balaikota, namun saat ini sudah dibangun gedung walikota yang baru berada di jalan Raden Saleh ditepi sungai Deli. Gedung Balai kota saat ini sedang dalam kondisi renovasi dan akan di bangun sebuah apartement dan pusat perbelanjaan terbesar di kota medan sering di sebut sebagai Town Square, konon kabarnya gedung balaikota ini akan tetap di pertahankan sebagai sebuah bangunan antic dan bersejarah di bagian depannya, salut untuk penghargaan masyarakat kota medan terhadap bangunan-bangunan bersejarah Indonesia. Tepat berada di sebelah Balai kota ini berdiri megah pula gedung Bank Indonesia yang di bangun sebagai duplikat gedung Balai kota, dengan meniru arsitektur dari balaikota itu sendiri, namun disamping itu dibangun pula gedung berlantai sembilan yang digunakan sebagai pelengkap dari gedung utama Bank Indonesia.

Stasiun Kereta Api, Masih berada di kawasan lapangan Merdeka tepatnya di jalan Kereta Api, berdiri megah stasiun kereta api 4 lantai, stasiun ini aktif beroperasi di wilayah sumatera utara, antara lain kearah Tebing tinggi, Kisaran, Siantar, Binjai, dengan tiket bervariasi antara Rp2000-Rp5000.

Simpang Empat Sekip, Terkenal dengan bangunan tugu SIB salah satu nama surat kabar daerah di kota Medan, bertambah indah di saat malam hari, karena di hiasi oleh lampu berwarna warni

Gedung DPRD, terletak di jalan Imam Bonjol, dengan bangunan Khas Tapanuli

Kantor Gubernur, Terletak dijalan Diponegoro, di sebelah kantor gubernur ini juga berdiri Mesjid Agung

Menara Air, terletak di jalan Sisingamaraja, saat malam hari dihiasi dengan lampu2 yang mengikuti bentuk menara

RS. Pirngadi, Terletak di jalan H.M. Yamin SH, salah satu rumah sakit tertua di kota Medan milik pemerintah

Patung Guru Patimpus Terletak di jalan Guru Patimpus . Beliau mendirikan kota Medan pada tahun 1590 di tepi pertemuan sungai Deli dan Babura, yang kemudian berkembang pesat hingga saat ini

Taman Makam Pahlawan, Terletak di jalan Sisingamangaraja, jalan Raya antara Medan-Tanjung Morawa

Kampung keling, dikenal juga dengan sebutan jalan Zainul Arifin, dahulu tempat ini sangat terkenal dengan pusat pertokoan dan pusat jajan, di tempat ini juga berdiri Kuil tua, yaitu Kuil Shri Mariamman dengan arsitektur India yang kental

Sebenarnya masih banyak lagi bangunan-bangunan indah lainnya yang belum sempat terekspos, semoga artikel ini bias bermanfaat bagi teman-teman yang akan mengunjungi Kota Medan. Jangan lupa membawa oleh-oleh Bika ambon dan manisan buahnya;)

200 Orang Ikut Event Kemilau Sumatera

Padang (ANTARA News) - Sebanyak 200 orang dari 10 Provinsi akan mengikuti Event `Kemilau Sumatera` 2009 di Taman Budaya Padang, Sumatera Barat.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, James Helliward, di Padang, Minggu, mengatakan 200 orang peserta dari seluruh provinsi/kota/kabupaten se-Sumatara ini selama empat hari akan menggelar serangkaian kegiatan.

Event `Kemilau Sumatera` 2009 berlangsung selama 4 hari dimulai 26-29 Juli 2009 akan digelar di Taman Budaya Padang, Sumatera Barat.

Dia menambahkan, akan memampilkan seluruh seni dan budaya dari 10 provinsi/kota/kabupaten se-Sumatera.

"Kegiatan selama Event Kemilau Sumatera antara lain; pemeran potensi pariwisata daerah, pertunjukan kesenian daerah, karnaval budaya pengantin dan fashion show pengantin daerah se-Sumatera, seminar, serta demo tata rias pengantin dan busana pengantin muslim", ungkapnya.

Dia mengatakan, dalam acara pembukaan `Kemilau Sumatera` yang bersamaan dengan pembukaan Temu Karya Taman Budaya Seluruh Indonesia, menurut rencana akan dibuka oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik.

"Untuk peserta Temu Karya Taman Budaya sebanyak 600 orang peserta dari 24 provinsi yang ikut di Taman Budaya Padang, Sumatera Barat", ujarnya.

Menurutnya, dalam acara Temu Karya Taman seluruh provinsi ikut menghadiri, mudah-mudahan sebelum pembukaan ada penambahan dari provinsi lain.

"Disamping itu masih ada event nasional yang akan digelar di Sumatera Barat, yakni Paralayang, Temu Karya Taman Budaya, Pameran Seni Rupa Nusantara", ungkapnya.

Dia berharap, ajang pariwisata bertajuk `Kemilau Sumatera 2009` mampu menarik lebih banyak wisatwan untuk berkunjung khususnya ke Kota Padang dan Sumatera Barat pada umumnya, apalagi salah satu icon pariwisata.(*)

Mau Tau Situs Terbaik di Dunia !

Berdasarkan asas manfaatnya berikut di bawah ini adalah situs-situs terbaik yang saya informasikan kepada Anda orang Bengkulu khususnya.

Jika Anda ingin mengetahuinya lalu langsung mengunjunginya silahkan klik link yang terdapat pada uraian di bawah ini.

Beberapa diantaranya mungkin sering Anda kunjungi.

1. Amazon.com(www.amazon.com):
Situs web toko online (e-tail) yang menawarkan 34 kategori produk (termasuk grosir hingga mobil bekas) berdampingan dengan jualan utamanya berupa buku yang menjadi akar. Terdapat fitur bagus seperti Search Inside the Book dan AmazonConnect, yang mengaitkan anda ke blog dari penulis-penulis favorit

2. Apple Movie Trailers (www.apple.com/trailers/):
Menawarkan film-film bioskop untuk ditonton atau di unduh ke ipod. Bahkan diantaranya tersedia dalam format high-definition. Alasan bagus untuk memiliki koneksi internet pita lebar.

3. Blogger (www.bloger.com):
Tempat tujuan bagi anda yang ingin memiliki blog. Menyediakan tools yang powerful dan mudah digunakan. Yang pasti ini gratis.

4. Craiglist (http://sfbay.craiglist.org):
Merupakan portal iklan terklasifikasi yang melayani lebih dari 300 kota di Amerika Serikat. Baru-baru ini meluaskandaftar jualan real estate-nya di seluruh dunia.

5. Drudge Report (www.drudgereport.com):
Situs web portal berita yang berbasis di Amerika dan populer yang dijalankan oleh Matt Drudge, seorang pembawa gosip dan perbincangan di radio. Ia yang pertama kali memberitakan perselingkuhan Bill Clinton dan Monica Lewinsky. Tahun lalu situsnya di kunjungi lebih dari 3,5 miliar pengunjung.

6. Ebay (www.ebay.com)
Situs web lelang online ini menambah fitur dengan memungkinkan pengguna menulis blog dan membuat wikis. Mengakuisisi Skype .

7. ESPN (http://espn.go.com):
Situs olahraga terbaik, tak hanya menampilkan berita, tapi juga video, kolom dan galeri data olahraga.

8. Factcheck.org (www.factcheck.org):
Mengoleksi potongan pidato, rilis berita, iklan televise, debat, dan pernyataan public lainnya dari para politikus Amerika Serikat.

9. Flickr (http://flickr.com):
Ruang pamer gambar pribadi bagi public. Salah satu situs jaringan social paling cepat perkembangannya di internet. Kini juga tersedia blog.

10. Google (www.google.com):
Bermula dari situs mesin pencari terbaik, kini berkembang menjadi penjual. Menawarkan beragam aplikasi kecil gratis dari spreadsheets, calendar, picasa, dan Gmail. Google scholar untuk mencari beasiswa, Google Maps untuk peta, dan Google tutor untuk mencari tips dan tips.

11. HowStuffWorks (www.howstuffworks.com):
Memberikan penjelasan yang gampang cara kerja sesuatu, dari pencucian uang hingga mobil hibrida, dari konsol game sampai ginjal manusia.

12. The Internet Movie Database (http://imdb.com):
Merupakan ensiklopedia hiburan yang mengoleksi sekitar 800 ribu film, acara televise, dan judul game video.

13. Lifehacker (http://lifehacker.com):
Tips dan trik teknologi computer. Kembaran dari gizmodo yang memberikan berita gadget teranyar.

14. The Museum of Modern Art (http://moma.org):
Terdapat fitur MoMA Audio, yakni postcast, tentang tur museum pilihan yang dapat ditunduh. Tur berbasis suara ini juga tersedia untuk anak-anak dan mereka yang cacat penlihatan.

15. Netflix (www.netflix.com):
Lebih dari 60 ribu judul DVD tersedia untuk disewa, mulai film klasik hingga art-house dari studio utama. Versi sewa digital baru dimulai tahun depan.

16. National Public Radio (http://npr.org/):
Pembuat dan pendistribusi program berita nonkomersial, perbincangan, dan hiburan. Audience jaringan radio ini di Amerika tumbuh26 juta tiap minngu melalui kerjua sama dengan lebih dari 800 station radio public nonkomersial dan independent.

17. The Onion (www.theonion.com/content):
Portal berita di Amerika. Untuk membaca arsip berita tak perlu menjadi langganan.

18. Rotten Tomatoes (www.rottentomatoes.com):
Situs yang mengulas film bioskop, laporan Box Office, dan statistic lainnya.

19. Shopzilla (www.rottentomatoes.com):
Layanan perbandingan belanja yang didirikan pada 1996. Misalnya memberikan pembeli perbandingan yang mudah ditemukan dan membeli barang apa saja.

20. Technorati (http://technorati.com):
Situs pencari blog. Pencarian lebih cepat dan kian akurat, bisa juga membuat halaman utama yang pribadi.

21. Television Without Pity (http://televisionwithoutpity.com):
Mengoleksi acara-acara televise di Amerika.

22. The Smoking Gun (www.thesmokinggun.com):
Mengoleksi dokumen berita yang menarik. Materinya diklaim 100 persen otentik Karen berasal dari sumber-sumber pemerintah, penegak hokum, dan dari dokumen pengadilan di swluruh Amerika.

23. Wikipedia (http://wikipedia.org):
Ensiklopedia online yang ditulis, disunting, dan dipelihara secara kolaborasi oleh banyak sukarelawan. Terdapat 1,3 juta artikel dalam bahasa inggris dan jutaan lainnya dalam 228 bahasa

24. Yahoo! (www.yahoo.com):
Pesaing paling tangguh dari google. Menjadi situs mitra resmi dari FIFA WORLD CUP 2006 di Jerman.

25. Zappos.com (www.zappos.com/)
Tempat terbaik untuk membeli sepatu secara online, tersedia berbagai merk dan pengiriman gratis.

Ciri Anda Dapat Mengendalikan Uang Anda !

Anda dapat mengendalikan uangn Anda jika :

1. Anda memutuskan untuk membeli sesuatu, menabung, dan mendapatkan apa yang Anda inginkan.
2. Anda membeli barang yang nilainya selau meningkat (investasi).
3. Anda berinvestasi dengan diri, seperti meningkatkan pendidikan atau kursus peningkatan keterampilan.
4. Anda beramal untuk hal yang Anda yakini, meskipun jumlahnya sedikit.
5. Anda tidak melanggar anggaran yang sudah dibuat.
6. Anda selalu punya sisa uang setiap bulan
7. Anda membayar pajak.
8. Sangat sulit untuk menipu Anda berkaitan dengan masalah uang.
9. Setiap tahun, Anda mengalami peningkatan kekuasaan dan nilai finansial.
10. Anda menggunakan uang Anda sebagai alat untuk mengikuti mimpi dan mencapai cita-cita Anda.

Ciri Anda dikendalikan Oleh Uang !
Orang-orang yang dikendalikan oleh uang hidupnya tak pernah merasa bahagia. dalam kepalanya hanya ada uang, uang, dan uang. Berikut di bawah ini adalah keadaan dimana Anda sudah dikendalikan oleh uang :

1. Anda selalu khawatir dengan semua tagihan.
2. Anda selalu berharap uang Anda lebih dari cukup supaya dapat membeli lebih banyak barang.
3. Satu-satunya tujuan dalam hidup Anda adalah bagaimana caranya menjadi kaya tapi Anda tidak punya rencana yang realistis untuk mencapainya.
4. Anda menghabiskan uang untuk “menenangkan” perasaan.
5. Anda mencari kambing hitam untuk masalah keuangan Anda
6. Anda menilai orang berdasarkan berapa banyak uang yang mereka punya.
7. Anda berbohong, menipu, mencuri atau korupsi untuk mendapatkan uang, bahkan sedikit kebohongan atau penipuan menunjukkan jika dirimu sudah dikuasai uang.
8. Anda menggunakan kartu kredit untuk membeli barang yang nilainya selalu turun, seperti mobil mahal, atau pakaian mahal.
9. Uang mengedalikan mood Anda. Anda merasa baik dan tidak hanya berdasarkan keadaan keuangan Anda.

Sejarah Kota Medan dan Walikotanya…

Pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.

1. Asal-usul nama Kota Medan

Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang selalu merangkaikan Medan dengan Deli (Medan–Deli). Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap sehingga akhirnya kurang popular.

tirtanadi-tMenara Tirtanadi, merupakan salah satu maskot kota Medan, Disebabkan letaknya yang berada di Tanah Deli, Kampung Medan juga sering dikenal sebagai Medan-Deli. Lokasi asli Kampung Medan adalah sebuah tempat di mana Sungai Deli bertemu dengan Sungai Babura. Terdapat berbagai kerancuan dari berbagai sumber literatur mengenai asal-usul kata “Medan” itu sendiri.

a. Dari catatan penulis-penulis Portugis yang berasal dari awal abad ke-16, disebutkan bahwa Medan berasal dari nama “Medin”,

b. Medan Berasal dari bahasa India “Meiden”,

c. sebagian masyarakat yang menyatakan bahwa disebutkannya kata “Medan” karena kota ini merupakan tempat atau area bertemunya berbagai suku sehingga disebut sebagai medan pertemuan.

d. bahasa Arab mengatakan ketika para saudagar arab yang kebetulan melihat tanah medan sekarang mereka mengatakan Median yang berarti datar atau rata, dan memang pada
kenyataan nya medan memiliki kontur tanah yang rata mulai pantai belawan sampai ke daerah pancur batu. dan bila dilihat dari ketinggian maka terlihat medan seperti hamparan tanah yang datar

e. Medan bahasa batak Karo “medan berarti sehat” .Namun demikian, ada baiknya kita
kembalikan pengertian istilah Medan itu sendiri pada tempat yang semestinya. Bila kita menilik dari sumber-sumber sejarah bahwa kota Medan pertama sekali didiami oleh suku Batak, dalam hal ini Batak Karo, tentunya kata “Medan” itu haruslah berasal dari bahasa Batak Karo.

Dalam salah satu Kamus Batak Karo-Indonesia yang ditulis oleh Darwin Prinst SH: 2002, bahwa Kata “Medan” berarti “menjadi sehat” ataupun “lebih baik”. Hal ini memang berdasarkan pada kenyataan bahwa Guru Patimpus benar adanya adalah seorang tabib yang dalam hal ini memiliki keahlian dalam pengobatan tradisional Batak Karo pada masanya.

Sejarah Kota Medan

Pada awal perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama “Medan Putri”. Perkembangan Kampung “Medan Putri” tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh dari jalan Putri Hijau sekarang. Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung “Medan Putri” yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.

Medan pertama kali ditempati oleh orang-orang Suku Batak Karo. Hanya setelah penguasa Aceh, Sultan Iskandar Muda, mengirimkan panglimanya, Gocah Pahlawan Bergelar Laksamana Khoja Bintan untuk menjadi wakil Kerajaan Aceh di Tanah Deli, barulah Kerajaan Deli mulai berkembang. Perkembangan ini ikut mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan. Di masa pemerintahan Sultan Deli kedua, Tuanku Panglima Parunggit (memerintah dari 1669-1698), terjadi sebuah perang kavaleri di Medan. Sejak saat itu, Medan menjadi pembayar upeti kepada Sultan Deli.

Dahulu orang menamakan Tanah Deli mulai dari Sungai Ular (Deli Serdang) sampai ke Sungai Wampu di Langkat sedangkan Kesultanan Deli yang berkuasa pada waktu itu wilayah kekuasaannya tidak mencakup daerah diantara kedua sungai tersebut.

Secara keseluruhan jenis tanah di wilayah Deli terdiri dari tanah liat, tanah pasir, tanah campuran, tanah hitam, tanah coklat dan tanah merah. Hal ini merupakan penelitian dari Van Hissink tahun 1900 yang dilanjutkan oleh penelitian Vriens tahun 1910 bahwa disamping jenis tanah seperti tadi ada lagi ditemui jenis tanah liat yang spesifik. Tanah liat inilah pada waktu penjajahan Belanda ditempat yang bernama Bakaran Batu (sekarang Medan Tenggara atau Menteng) orang membakar batu bata yang berkwalitas tinggi dan salah satu pabrik batu bata pada zaman itu adalah Deli Klei.

Mengenai curah hujan di Tanah Deli digolongkan dua macam yakni : Maksima Utama dan Maksima Tambahan. Maksima Utama terjadi pada bulan-bulan Oktober s/d bulan Desember sedang Maksima Tambahan antara bulan Januari s/d September. Secara rinci curah hujan di Medan rata-rata 2000 pertahun dengan intensitas rata-rata 4,4 mm/jam.

Menurut Volker pada tahun 1860 Medan masih merupakan hutan rimba dan disana sini terutama dimuara-muara sungai diselingi pemukiman-pemukiman penduduk yang berasal dari Karo dan semenanjung Malaya. Pada tahun 1863 orang-orang Belanda mulai membuka kebun Tembakau di Deli yang sempat menjadi primadona Tanah Deli. Sejak itu perekonomian terus berkembang sehingga Medan menjadi Kota pusat pemerintahan dan perekonomian di Sumatera Utara.

Guru Patimpus Pendiri Kampung Medan(cikal Kota Medan)

Semakin lama semakin banyak orang berdatangan ke kampung ini dan isteri Guru Patimpus yang mendirikan kampung Medan melahirkan anaknya yang pertama seorang laki-laki dan dinamai si Kolok., sedangkannya anak kedua laki-laki dinamai si Kecik.

Pada zamannya Guru Patimpus merupakan tergolong orang yang berfikiran maju. Hal ini terbukti dengan menyuruh anaknya berguru (menuntut ilmu) membaca Alqur’an kepada Datuk Kota Bangun dan kemudian memperdalam tentang agama Islam ke Aceh.

Keterangan yang menguatkan bahwa adanya Kampung Medan ini adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli In Woord en Beeld ditulis oleh N.Ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat dipertemuan antara dua sungai yakni Sungai Deli dan sungai Babura. Rumah Administrateur terletak diseberang sungai dari kampung Medan. Kalau kita lihat bahwa letak dari Kampung Medan ini adalah di Wisma Benteng sekarang dan rumah Administrateur tersebut adalah kantor PTP IX Tembakau Deli yang sekarang ini.

Kedatangan Laksamana Kuda Bintan dari Aceh

Sekitar tahun 1612 setelah dua dasa warsa berdiri Kampung Medan, Sultan Iskandar Muda yang berkuasa di Aceh mengirim Panglimanya bernama Gocah Pahlawan yang bergelar Laksamana Kuda Bintan untuk menjadi pemimpin yang mewakili kerajaan Aceh di Tanah Deli. Gocah Pahlawan membuka negeri baru di Sungai Lalang, Percut. Selaku Wali dan Wakil Sultan Aceh serta dengan memanfaatkan kebesaran imperium Aceh, Gocah Pahlawan berhasil memperluas wilayah kekuasaannya, sehingga meliputi Kecamatan Percut Sei Tuan dan Kecamatan Medan Deli sekarang. Dia juga mendirikan kampung-kampung Gunung Klarus, Sampali, Kota Bangun, Pulau Brayan, Kota Jawa, Kota Rengas Percut dan Sigara-gara.

Dengan tampilnya Gocah pahlawan mulailah berkembang Kerajaan Deli dan tahun 1632 Gocah Pahlawan kawin dengan putri Datuk Sunggal. Setelah terjadi perkawinan ini raja-raja di Kampung Medan menyerah pada Gocah Pahlawan.

Gocah Pahlawan wafat pada tahun 1653 dan digantikan oleh puteranya Tuangku Panglima Perunggit, yang kemudian memproklamirkan kemerdekaan Kesultanan Deli dari Kesultanan Aceh pada tahun 1669, dengan ibukotanya di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.

Jumlah Penduduk Medan tahun 1823

Jhon Anderson seorang Inggris melakukan kunjungan ke Kampung Medan tahun 1823 dan mencatat dalam bukunya Mission to the East Coast of Sumatera bahwa penduduk Kampung Medan pada waktu itu masih berjumlah 200 orang tapi dia hanya melihat penduduk yang berdiam dipertemuan antara dua sungai tersebut. Anderson menyebutkan dalam bukunya “Mission to the East Coast of Sumatera“ (terbitan Edinburg 1826) bahwa sepanjang sungai Deli hingga ke dinding tembok mesjid Kampung Medan di bangun dengan batu-batu granit berbentuk bujur sangkar. Batu-batu ini diambil dari sebuah Candi Hindu Kuno di Jawa.

Pesatnya perkembangan Kampung “Medan Putri”, juga tidak terlepas dari perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Pada tahun 1863, Sultan Deli memberikan kepada Nienhuys Van der Falk dan Elliot dari Firma Van Keeuwen en Mainz & Co, tanah seluas 4.000 bahu (1 bahu = 0,74 ha) secara erfpacht 20 tahun di Tanjung Sepassi, dekat Labuhan. Contoh tembakau deli. Maret 1864, contoh hasil panen dikirim ke Rotterdam di Belanda, untuk diuji kualitasnya. Ternyata daun tembakau tersebut sangat baik dan berkualitas tinggi untuk pembungkus cerutu.

Kemudian di tahun 1866, Jannsen, P.W. Clemen, Cremer dan Nienhuys mendirikan de Deli Maatscapij di Labuhan. Kemudian melakukan ekspansi perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal (1869), Sungai Beras dan Klumpang (1875), sehingga jumlahnya mencapai 22 perusahaan perkebunan pada tahun 1874. Mengingat kegiatan perdagangan tembakau yang sudah sangat luas dan berkembang, Nienhuys memindahkan kantor perusahaannya dari Labuhan ke Kampung “Medan Putri”. Dengan demikian “Kampung Medan Putri” menjadi semakin ramai dan selanjutnya berkembang dengan nama yang lebih dikenal sebagai “Kota Medan”.

Medan Menurut Lagenda

Menurut legenda di zaman dahulu kala pernah hidup di Kesultanan Deli lama kira-kira 10 Km dari Kampung Medan yakni di Deli Tua sekarang seorang Putri yang sangat cantik dan karena kecantikannya diberi nama Putri Hijau. Kecantikan Putri ini tersohor kemana-mana mulai dari Aceh sampai ke ujung Utara Pulau Jawa.

Sultan Aceh jatuh cinta pada Putri itu dan melamarnya untuk dijadikan permaisurinya. Lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh saudara kedua laki-laki Putri Hijau. Sultan aceh sangat marah karena penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya. Maka pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dengan Kesultanan Deli.

Menurut legenda yang tersebut diatas, dengan menggunakan kekuatan gaib seorang dari saudara Putri hijau menjelma menjadi seekor ular naga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembaki tentara Aceh hingga akhir hayatnya.

KesultananDeli lama mengalami kekalahan dalam peperangan itu dan karena kecewa Putra Mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak sebagian, bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya kedataran tinggi Karo kira-kira 5 Km dari Kabanjahe.

Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat kedalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh. Ketika kapal sampai di Ujung Jambo Aye, Putri Hijau mohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Atas permintaannya, harus diserahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur dan permohonan tuan Putri dikabulkan. Tetapi baru saja uapacara dimulai tiba-tiba berhembuslah angin ribut yang maha dahsyat disusul gelombang-gelombang yang sangat tinggi.

Dari dalam laut muncullah abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga itu dan dengan menggunakan rahangnya yang besar itu diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut.Legenda ini samapai sekarang masih terkenal di kalangan masyarakat Deli dan malahan juga dalam masyarakat Melayu di Malaysia. Di Deli Tua masih terdapat reruntuhan Benteng dan Puri yang berasal dari zaman Putri Hijau, sedang sisa meriam penjelmaan abang Putri Hijau itu dapat dilihat di halaman Istana Maimun Medan.

Belanda yang menjajah Nusantara kurang lebih tiga setengah abad namun untuk menguasai Tanah Deli mereka sangat banyak mengalami tantangan yang tidak sedikit. Mereka mengalami perang di Jawa dengan pangeran Diponegoro sekitar tahun 1825-1830. Belanda sangat banyak mengalami kerugian sedangkan untuk menguasai Sumatera, Belanda juga berperang melawan Aceh, Minangkabau, dan Sisingamangaraja di daerah Tapanuli.

Jadi untuk menguasai Tanah Deli Belanda hanya kurang lebih 78 tahun mulai dari tahun 1864 sampai 1942. Setelah perang Jawa berakhir barulah Gubernur Jenderal Belanda J.Van den Bosch mengerahkan pasukannya ke Sumatera dan dia memperkirakan untuk menguasai Sumatera secara keseluruhan diperlukan waktu 25 tahun. Penaklukan Belanda atas Sumatera ini terhenti ditengah jalan karena Menteri Jajahan Belanda waktu itu J.C.Baud menyuruh mundur pasukan Belanda di Sumatera walaupun mereka telah mengalahkan Minangkabau yang dikenal dengan nama perang Paderi ( 1821-1837 ).

Belanda Menjajah Deli(Medan)

Sultan Ismail yang berkuasa di Riau secara tiba-tiba diserang oleh gerombolan Inggeris dengan pimpinannya bernama Adam Wilson. Berhubung pada waktu itu kekuatannya terbatas maka Sultan Ismail meminta perlindungan pada Belanda. Sejak saat itu terbukalah kesempatan bagi Belanda untuk menguasai Kerajaan Siak Sri Indrapura yang rajanya adalah Sultan Ismail. Pada tanggal 1 Februari 1858 Belanda mendesak Sultan Ismail untuk menandatangani perjanjian agar daerah taklukan kerajaan Siak Sri Indrapura termasuk Deli, Langkat dan Serdang di Sumatera Timur masuk kekuasaan Belanda. Karena daerah Deli telah masuk kekuasaan Belanda otomatislah Kampung Medan menjadi jajahan Belanda, tapi kehadiran Belanda belum secara fisik menguasai Tanah Deli.

Pada tahun 1858 juga Elisa Netscher diangkat menjadi Residen Wilayah Riau dan sejak itu pula dia mengangkat dirinya menjadi pembela Sultan Ismail yang berkuasa di kerajaan Siak. Tujuan Netscher itu adalah dengan duduknya dia sebagai pembela Sultan Ismail secara politis tentunya akan mudah bagi Netscher menguasai daerah taklukan kerajaan Siak yakni Deli yang di dalamnya termasuk Kampung Medan Putri.

Medan Menjadi Ibukota Asisten Residen Deli

Perkembangan Medan Putri menjadi pusat perdagangan telah mendorongnya menjadi pusat pemerintahan. Tahun 1879, Ibukota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, 1 Maret 1887,Ibukota Residen Sumatera Timur dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan, Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga pindah dengan selesainya pembangunan Istana Maimoon pada tanggal 18 Mei 1891, dan dengan demikian Ibukota Deli telah resmi pindah ke Medan.

Pada tahun 1915 Residensi Sumatera Timur ditingkatkan kedudukannya menjadi Gubernemen. Pada tahun 1918 Kota Medan resmi menjadi Gemeente (Kota Praja) dengan Walikota Baron Daniel Mac Kay. Berdasarkan “Acte van Schenking” (Akte Hibah) Nomor 97 Notaris J.M. de-Hondt Junior, tanggal 30 Nopember 1918, Sultan Deli menyerahkan tanah kota Medan kepada Gemeente Medan, sehingga resmi menjadi wilayah di bawah kekuasaan langsung Hindia Belanda. Pada masa awal Kotapraja ini, Medan masih terdiri dari 4 kampung, yaitu Kampung Kesawan, Kampung Sungai Rengas, Kampung Petisah Hulu dan Kampung Petisah Hilir.

Pendududuk Medan Tahun 1918

Pada tahun 1918 penduduk Medan tercatat sebanyak 43.826 jiwa yang terdiri dari Eropa 409 orang, Indonesia 35.009 orang, Cina 8.269 orang dan Timur Asing lainnya 139 orang.

Sejak itu Kota Medan berkembang semakin pesat. Berbagai fasilitas dibangun. Beberapa diantaranya adalah Kantor Stasiun Percobaan AVROS di Kampung Baru (1919), sekarang RISPA, hubungan Kereta Api Pangkalan Brandan – Besitang (1919), Konsulat Amerika (1919), Sekolah Guru Indonesia di Jl. H.M. Yamin sekarang (1923), Mingguan Soematra (1924), Perkumpulan Renang Medan (1924), Pusat Pasar, R.S. Elizabeth, Klinik Sakit Mata dan Lapangan Olah Raga Kebun Bunga (1929).

Secara historis perkembangan Kota Medan, sejak awal telah memposisikan menjadi pusat perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. sedang dijadikannya medan sebagai ibukota deli juga telah menjadikannya Kota Medan berkembang menjadi pusat pemerintah. sampai saat ini disamping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus sebagai ibukota Propinsi Sumatera Utara.

Medan dimasa Penjajahan Jepang

Tahun 1942 penjajahan Belanda berakhir di Sumatera yang ketika itu Jepang mendarat dibeberapa wilayah seperti Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan khusus di Sumatera Jepang mendarat di Sumatera Timur.

Tentara Jepang yang mendarat di Sumatera adalah tentara XXV yang berpangkalan di Shonanto yang lebih dikenal dengan nama Singapore, tepatnya mereka mendarat tanggal 11 malam 12 Maret 1942. Pasukan ini terdiri dari Divisi Garda Kemaharajaan ke-2 ditambah dengan Divisi ke-18 dipimpin langsung oleh Letjend. Nishimura. Ada empat tempat pendaratan mereka ini yakni Sabang, Ulele, Kuala Bugak (dekat Peurlak Aceh Timur sekarang) dan Tanjung Tiram (kawasan Batubara sekarang).

Pasukan tentara Jepang yang mendarat di kawasan Tanjung Tiram inilah yang masuk ke Kota Medan, mereka menaiki sepeda yang mereka beli dari rakyat disekitarnya secara barter. Mereka bersemboyan bahwa mereka membantu orang Asia karena mereka adalah saudara Tua orang-orang Asia sehingga mereka dieluelukan menyambut kedatangannya.

Ketika peralihan kekuasaan Belanda kepada Jepang Kota Medan kacau balau, orang pribumi mempergunakan kesempatan ini membalas dendam terhadap orang Belanda. Keadaan ini segera ditertibkan oleh tentara Jepang dengan mengerahkan pasukannya yang bernama “ Kempetai “ (Polisi Militer Jepang). Dengan masuknya Jepang di Kota Medan keadaan segera berubah terutama pemerintahan sipilnya yang zaman Belanda disebut “Gemeente Bestuur “ oleh Jepang dirobah menjadi “Medan Sico“ (Pemerintahan Kotapraja). Yang menjabat pemerintahan sipil di tingkat Kotapraja Kota Medan ketika itu hingga berakhirnya kekuasaan Jepang bernama Hoyasakhi. Untuk tingkat keresidenan di Sumatera Timur karena masyarakatnya heterogen disebut Syucokan yang ketika itu dijabat oleh T.Nakashima, pembantu Residen disebut dengan Gunseibu.

Penguasaan Jepang semakin merajalela di Kota Medan mereka membuat masyarakat semakin papa, karena dengan kondisi demikianlah menurut mereka semakin mudah menguasai seluruh Nusantara, semboyan saudara Tua hanyalah semboyan saja. Disebelah Timur Kota Medan yakni Marindal sekarang dibangun Kengrohositai sejenis pertanian kolektif. Dikawasan Titi Kuning Medan Johor sekarang tidak jauh dari lapangan terbang Polonia sekarang mereka membangun landasan pesawat tempur Jepang.

Kota Medan Menyambut Kemerdekaan Republik Indonesia

Dimana-mana diseluruh Indonesia menjelang tahun 1945 bergema persiapan Proklamasi demikian juga di Kota Medan tidak ketinggalan para tokoh pemudanya melakukan berbagai macam persiapan. Mereka mendengar bahwa bom atom telah jatuh melanda Kota Hiroshima, berarti kekuatan Jepang sudah lumpuh. Sedangkan tentara sekutu berhasrat kembali untuk menduduki Indonesia.

Khususnya di kawasan kota Medan dan sekitarnya, ketika penguasa Jepang menyadari kekalahannya segera menghentikan segala kegiatannya, terutama yang berhubungan dengan pembinaan dan pengerahan pemuda. Apa yang selama ini mereka lakukan untuk merekrut massa pemuda seperti Heiho, Romusha, Gyu Gun dan Talapeta mereka bubarkan atau kembali kepada masyarakat. Secara resmi kegiatan ini dibubarkan pada tanggal 20 Agustus 1945 karena pada hari itu pula penguasa Jepang di Sumatera Timur yang disebut Tetsuzo Nakashima mengumumkan kekalahan Jepang. Beliau juga menyampaikan bahwa tugas pasukan mereka dibekas pendudukan untuk menjaga status quo sebelum diserah terimakan pada pasukan sekutu. Sebagian besar anggota pasukan bekas Heiho, Romusha, Talapeta dan latihan Gyu Gun merasa bingung karena kehidupan mereka terhimpit dimana mereka hanya diberikan uang saku yang terbatas, sehingga mereka kelihatan berlalu lalang dengan seragam coklat di tengah kota.

Beberapa tokoh pemuda melihat hal demikian mengambil inisiatif untuk menanggulanginya. Terutama bekas perwira Gyu Gun diantaranya Letnan Achmad Tahir mendirikan suatu kepanitiaan untuk menanggulangi para bekas Heiho, Romusha yang famili/saudaranya tidak ada di kota Medan. Panitia ini dinamai dengan “Panitia Penolong Pengangguran Eks Gyu Gun“ yang berkantor di Jl. Istana No.17 (Gedung Pemuda sekarang).

Tanggal 17 Agustus 1945 gema kemerdekaan telah sampai ke kota Medan walupun dengan agak tersendat-sendat karena keadaan komunikasi pada waktu itu sangat sederhana sekali. Kantor Berita Jepang “Domei” sudah ada perwakilannya di Medan namun mereka tidak mau menyiarkan berita kemerdekaan tersebut, akibatnya masyarakat tambah bingung.

Sekelompok kecil tentara sekutu tepatnya tanggal 1 September 1945 yang dipimpin Letnan I Pelaut Brondgeest tiba di kota Medan dan berkantor di Hotel De Boer (sekarang Hotel Dharma Deli). Tugasnya adalah mempersiapkan pengambilalihan kekuasaan dari Jepang. Pada ketika itu pula tentara Belanda yang dipimpin oleh Westerling didampingi perwira penghubung sekutu bernama Mayor Yacobs dan Letnan Brondgeest berhasil membentuk kepolisian Belanda untuk kawasan Sumatera Timur yang anggotanya diambil dari eks KNIL dan Polisi Jepang yang pro Belanda.

Akhirnya dengan perjalanan yang berliku-liku para pemuda mengadakan berbagai aksi agar bagaimanapun kemerdekaan harus ditegakkan di Indonesia demikian juga di kota Medan yang menjadi bagiannya. Mereka itu adalah Achmad Tahir, Amir Bachrum Nasution, Edisaputra, Rustam Efendy, Gazali Ibrahim, Roos Lila, A.malik Munir, Bahrum Djamil, Marzuki Lubis dan Muhammad Kasim Jusni.

Dibukanya perkebunan tembakau

Medan tidak mengalami perkembangan pesat hingga tahun 1860-an, ketika penguasa-penguasa Belanda mulai membebaskan tanah untuk perkebunan tembakau. Jacob Nienhuys, Van der Falk, dan Elliot, pedagang tembakau asal Belanda memelopori pembukaan kebun tembakau di Tanah Deli. Nienhuys yang sebelumnya berbisnis tembakau di Jawa, pindah ke Deli diajak seorang Arab Surabaya bernama Said Abdullah Bilsagih, Saudara Ipar Sultan Deli, Mahmud Perkasa Alam Deli. Nienhuys pertama kali berkebun tembakau di tanah milik Sultan Deli seluas 4.000 Bahu di Tanjung Spassi, dekat Labuhan. Maret 1864, Nienhuys mengirim contoh tembakau hasil kebunnya ke Rotterdam, Belanda untuk diuji kualitasnya. Ternyata, daun tembakau itu dianggap berkualitas tinggi untuk bahan cerutu. Melambunglah nama Deli di Eropa sebagai penghasil bungkus cerutu terbaik.

Perjanjian tembakau ditandatangani Belanda dengan Sultan Deli pada tahun 1865. Selang dua tahun, Nienhuys bersama Jannsen, P.W. Clemen, dan Cremer mendirikan perusahaan De Deli Maatschappij yang disingkat Deli Mij di Labuhan. Pada tahun 1869, Nienhuys memindahkan kantor pusat Deli Mij dari Labuhan ke Kampung Medan. Kantor baru itu dibangun di pinggir sungai Deli, tepatnya di kantor PTPN II (eks PTPN IX) sekarang. Dengan perpindahan kantor tersebut, Medan dengan cepat menjadi pusat aktivitas pemerintahan dan perdagangan, sekaligus menjadi daerah yang paling mendominasi perkembangan di Indonesia bagian barat. Pesatnya perkembangan perekonomian mengubah Deli menjadi pusat perdagangan yang mahsyur dengan julukan het dollar land alias tanah uang. Mereka kemudian membuka perkebunan baru di daerah Martubung, Sunggal pada tahun 1869, serta sungai Beras dan Klumpang pada tahun 1875.

Seperti yang dituliskan oleh Tengku Luckman Sinar, kuli-kuli perkebunan itu umumnya orang-orang Tionghoa yang didatangkan dari Jawa, Tiongkok, Singapura, atau Malaysia. “Belanda menganggap orang-orang Karo dan Melayu malas serta melawan sehingga tidak dapat dijadikan kuli” tulis Tengku Luckman Sinar dalam bukunya..

Menjadi pusat pemerintahan

Medan yang tumbuh dari kota dagang berkembang sebagai pusat pemerintahan. Pada 1 Maret 1887, ibu kota Karesidenan Sumatera Timur dipindahkan dari Bengkalis ke Medan. Setelah selesainya pembangunan Istana Maimun pada 18 Mei 1891, Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah memindahkan istananya dari Kampung Bahari, Labuhan. Sejak saat itu, ibu kota Kesultanan Deli resmi pindah ke Medan.

Pada tahun 1907 dibuka bank pertama di Medan, yaitu De Javasche Bank (kini Bank Indonesia. Pada tahun 1915, Medan secara resmi menjadi ibu kota provinsi Sumatra Utara, dan pada tahun 1918 resmi menjadi sebuah kotapraja.

Masa pendudukan Belanda di Tanah Deli berakhir pada 1942, ketika bala tentara Jepang mendarat di tanjung Tiram, Asahan. Di masa pendudukan Jepang, perekonomian rakyat Deli menjadi curat-marut. Masa keemasan Deli pun berakhir, hingga kemudian berkembang lagi di masa kemerdekaan. Tetapi, kemasyuran tembakau Deli yang wangi yang sempat merajai pusat lelang tembakau dunia di Bremen, Jerman, kini tak terdengar lagi. (Majalah Gatra, Edisi Khusus: 2005)

Medan di Zaman Reformasi

Pada tahun 1998, dari 4 hingga 7 Mei, Medan dilanda kerusuhan besar yang menjadi titik awal kerusuhan-kerusuhan besar yang kemudian terjadi di sepanjang Indonesia, termasuk Peristiwa Mei 1998 di Jakarta seminggu kemudian. Dalam kerusuhan yang terkait dengan gerakan “Reformasi” ini, terjadi pembakaran, perusakan, maupun penjarahan yang tidak dapat dihentikan aparat keamanan.

Saat ini kota Medan telah kembali berseri. Pembangunan sarana dan prasarana umum gencar dilakukan. Meski jumlah jalan-jalan yang rusak, berlobang masih ada, namun jika dibandingkan dahulu, sudah sangat menurun.[rujukan?] Kendala klasik yang dihadapi kota modern seperti Medan adalah kemacetan akibat jumlah kenderaan yang meningkat pesat dalam hitungan bulan, tidak mampu diimbangi dengan peningkatan sarana jalan yang memadai.

Sumber: Wikipedia

Daftar Walikota Medan

No. Nama Masa jabatan

1 D. baron Mackay 1918 – 1931

2 J.M. Wesselink 1931 – 1935

3 G. Pitlo 1935 – 1938

4 C.E.E. Kuntze 1938- 1942

5 M. Yusuf 10 November 1945 – Agustus 1947

6 Djaidin Purba 1 November 1947 – 12 Juli 1952

7 A.M. Jalaluddin 12 Juli 1952 – 1 Desember 1954

8 Hadji Muda Siregar 6 Desember 1954 – 14 Juni 1958

9 Madja Purba 3 Juli 1958 – 28 Februari 1961

10 Basyrah Lubis 28 Februari 1961 – 30 Oktober 1964

11 R.R. Telaumbanua 10 Oktober 1964 – 28 Februari 1965

12 Aminurrasyid 28 Agustus 1965 – 26 September 1966

13 Sjoerkani 26 September 1966 – 3 Juli 1974

14 H.M. Saleh Arifin 3 Juli 1974 – 31 Maret 1980

15 H. Agus Salim Rangkuti 1 April 1980 – 31 Maret 1990

16 Bachtiar Djafar 1 April 1990 – 31 Maret 2000

17 Abdillah 1 April 2000 – 20 Agustus 2008

18 H. Afifuddin Lubis 20 Agustus 2008 – sekarang

KUNJUNGAN PERTAMAKU DI KOTA MEDAN

Minggu malam adalah hari yang bersejarah bagi diriku karena untuk pertama kalinya menginjakkan kaki melalui bandara Polonia Medan. Keadaan kota ini mirip dengan tempat lahirku di Kota Sukabumi. Letak bandara ternyata di pusat kota sehingga memudahkan ku untuk menuju hotel yang dituju walaupun harus nginap di hotel biasa dengan suasana islami. Alhamdulillah. Kunjungan ku ke kota ini dengan tujuan untuk mengikuti peltihan PAUD dari Depdiknas RI Jakarta. Berkah tersendiri saya dapat melihat keagungan Allah SWT dimana Masjidnya begitu indah dan bagus, menurut mereka biasa disebut Masjid Agung. Berkat do'a isteri dan anak-anaklahlah hingga dapat mengelilingi Sumatera khususnya Medan. Orang-orangnya ramah sehingga mengingatkaknku akan kampung halaman.......

Rabu, 15 Juli 2009

5 Hal yang Melejitkan Orang-Orang

Kenapa keberhasilan tampak begitu mudah menghampiri orang lain dan tidak pada diri anda? Kenapa orang lain tampak begitu gampang mendapat apapun yang diinginkannya, sedang anda sekalipun merasa sudah berusaha SANGAT keras, bahkan mungkin jungkir balik ke sana kemari namun yang didapat hanya secuil.

Apa benar itu karena takdir? Apa mungkin mereka lebih beruntung dari anda?

Tentang orang-orang yang berhasil, dari pengamatan saya, mereka memiliki beberapa kesamaan:

1. Mencintai yang dilakukan. Orang-orang sukses biasanya berhasil di bidang yang dicintainya. Karena senang dengan yang dilakukannya, mereka akan menjalaninya dengan riang gembira. Tanpa ada paksaan. Itulah kenapa misalnya seorang seperti Ahmadun Yosi Herfanda dan Jonru bisa menjadi penyair dan penulis hebat. Karena mereka mencintai yang dilakukannya.
Lakukan apa yang anda cintai. Makin anda lakukan, makin bersemangat dan nikmat menjalaninya.
2. Berorientasi pada tujuan. Orang-orang sukses selalu berorientasi pada tujuan. Tahu mengapa harus melakukan sesuatu. Dan memfokuskan usahanya untuk mencapai tujuan itu.
Ketahui dimana anda sekarang dan kemana akan melangkah, dan tahu bagaimana cara mencapainya. Selanjutnya just ACTION!
3. Berkumpul di lingkungan orang sukses. Nasihat lama mengatakan kalau ingin harum berkumpullah dengan penjual minyak wangi. Berkumpul di lingkungan yang sesuai, bisa mendorong anda mencapai apa yang anda inginkan.
4. Percaya diri. Orang-orang sukses memiliki kepercayaan diri. Tanpa ragu mereka akan mengatakan kepada orang di sekelilngnya mengenai tujuan-tujuannya. Mereka mengatakan apa saja yang akan mereka lakukan dan hasilkan.
Jangan ragu, percayalah pada diri anda. Anda bisa!
5. Bekerja keras dan cerdas. Sekalipun berbisnis internet yang tiap harinya hanya menghadap komputer, namun jangan dikira kita tak perlu kerja keras dan cerdas. Tanpa bermaksud apa-apa, sekalipun saya bisa saja tak bekerja apapun sepanjang waktu, namun tiap harinya saya tetap mengalokasikan waktu bekerja. Sekalipun ada beberapa karyawan yang membantu, saya tetap ACTION. Saya tak keberatan bangun tengah malam sekalipun untuk mengecek email, blog, dan situs web.
Ya karena saya menyukainya. Saya mencintai apa yang saya lakukan. Saya cinta internet marketing.

Keberhasilan, kesuksesan atau apapun namanya adalah sebuah proses. Proses yang tak datang hanya dengan sekali ucap “simsalabim” maka berubahlah segalanya. Sukses adalah buah dari komitmen dan proses terus menerus untuk mencapai sebuah tujuan. Seperti besi yang ditempa dalam api, sampai akhirnya menjadi pisau atau benda lain yang lebih berguna.

Kesetiaan menjalani proses itulah kuncinya. Meski klise, namun sampai sekarang terus terbukti sangat telak terhadap hasil akhir yang ingin kita capai.

Dalam hidup segala sesuatunya memang tak selalu berjalan sempurna. Namun bukan berarti kita harus terdiam dan menyerah berpangku tangan pada nasib.

Bangkit dan mari ACTION!

Selasa, 14 Juli 2009

BANYOL DULUR IEU MAH..............

NYALEG

Teu kasawang tianggalna bakal jadi tukang goong, da baheula mah cita-cita teh mokaha, mun teu jadi dokter nya jadi persiden. Heueuh lain nek ngarasula, ngan sok ngananaha kanasib sorangan,asa bet kieu kieu teuing. Pek we bayangkeun, kaayaan jaman kiwari,nu boga gajih matuh ge sok kadenge ngangluh, komo deui kuring, tukang goong, kadang sabulan campleng bolostrong teu manggung manggung, atuh nyamos! Balukarna dapur caneom, sungut pamajikan unggal poe nyuredak kawas keong racun.

"Enjum sing nalipak maneh siah! Piraku maneh nek nyaleg?" Mitoha pepedengkreng nyampeurkeun. Kuring ngabetem, geus kapikir samemehna,ancrub ka dunya pulitik mah lir ancrub ka kawah candradimuka,silih gitik silih segag loba saingan. Teu jauh jauh, contona mitoha, pan sakuduna mah nu jadi mitoha teh ngadukung kana karir kuring dina widang perpulitikan, ieu mah sabalikna, mun panggih kawas musuh gerot wae. Kituna mah pantes sasatna mitoha jeung kuring teh pan beda pamadegan, beda partey, kuring aktifis partey 'rudet hate' sedengkeun mitoha kokojo partey 'nalangsa'.

"Yeuh geus boga modal sabaraha bet hayang nyaleg, nek nyaingan dewek?" Kadenge sungut mitoha ngorompyang deui. Kuring tetep ngabetem, percumah uab ge, kuriak ngajak debat kusir, ngabanding bandingkeun visi jeung misi partey manehna,ceuk pangrasana asa pangalusna, asa pangheueuhna. Rumasa kuring mah ngilu nyaleg teh ngan ukur modal panakol goong diembohan ku niat nu hade,lain pedah kabrongbroy ku beja pajarkeun lamun geus sukses dunya pulitik teh lir ibarat di sawarga sokawana, diugung ugung lir pangagung, dihormat hormat lir kamenak, sur sor marere upeti, cenah aya uang gravitasi,aya uang kunjungan,aya uang jabatan, uang reses, ah meureun mun diwadahan terus dihijikeun jeung gajih sabulan meureun aya sapipitieun mah. Enyaan daek burut salelembur,lain eta motipasi kuring hayang nyaleg teh, estu murni hayang ngabelaan wong cuelik. "Teu percaya? Belah sajah Dadahku!"
Ngadenge janji janji manis kuring, Ibro si tukang rebab batur sapanayagaan,teu sirikna croh nyiduh, saeutik ge manehna teu percaya kana omongan kuring tadi. Kituna mah pantes sasatna manehna kungsi dikuciwakeun ku kuring,balukarna nepika kaayeuna sok neuteuli wae, masalahna mah teu pira pedah bedo dipangneangankeun jodo. Heueuh da si eta mah sok tara kira kira, boga rupa lir kembaran sicepot, mun direndengkeun jeung si cepot sok keder, mana si cepot mana manehna. Hiji mangsa manehna meredih ka kuring nitah pangneangkeun bikang, keun wae cenah kawas Dian Sastro ge. Geus kaditu kadieu weleh teu manggih, antukna ditawaran Nyi Icih, sikasebelan teh mumul, pajarkeun era ngiringkeunana. Abong lalaki sok hayang nu leuwih,jeung sok pinter kodek, tapi salutlah ka sieta teh salut ku pedena, ari pokna teh ulah jadi lalaki ari teu pede mah.

Dipikir-pikir pan kuring ge nyaleg teh modal pede tea, gelar teu boga, modal teu boga,propesi ge ngan ukur jadi tukang goong, teu cara mitoha gelar ngaderet tukang hareup, potona oge reuteum dimana mana, ditihang listrik aya, dina dahan aya, dialun alun ngajeblag, saprak nyaleg paromana ngadadak marahmay,unggal nu panggih diajak seuri. malah sakeudeung deui cenah nek masang iklan ditipi,kabeh disebutan, dijadikeun baladna, patani baladna, padagang baladna,nalayan oge baladna, nu teu kasebut teh ngan hiji, tukang goong.

Najan poto kuring teu reuteum, najan teu nyieun baliho, komo masang iklan mah da eungap, tapi sakali wae kuring nihtirkeun goong wanci tengah peuting, pasti saeusi lembur harudang, pasti saeusi lembur bakal arapal, yen si enjum sikumis jekrem calon kuat partey rudet hate. Tah eta karek nihtirkeun goong dilembur, kumaha mun nihtirkeun goong diluheureun monas, pasti ibur salelembur ear sajajagat, unggal stasiun tipi ngaliput,unggal koran jadi headline, jadi iklan haratis. Enjum tea, moal sapati pati wani ancrub ka pulitik mun teu boga taktak, taktik jeung licik. Hidup Enjum! Hidup tukang goong! Hidup partey 'rudet hate'!

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Barat Triwulan I-2009

Setelah mengalami perlambatan pada triwulan sebelumnya, pada triwulan I-2009 perekonomian Jawa Barat diperkirakan masih tumbuh melambat dengan laju sebesar 4,1% (yoy). Dari sisi permintaan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor Jawa Barat seiring dengan menurunnya permintaan negara tujuan utama. Selain itu, investasi juga diperkirakan melambat seiring dengan kelesuan ekonomi global serta sikap wait and see dari para investor terkait dengan penyelenggaraan Pemilu. Namun demikian, konsumsi rumah tangga yang membentuk sekitar 65% PDRB Jawa Barat masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Masa persiapan pelaksanaan Pemilu diduga mendorong peningkatan konsumsi. Dari sisi penawaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan oleh penurunan kinerja sektor industri pengolahan yang cukup dalam, terutama yang berorientasi ekspor. Di lain pihak, sektor pertanian diperkirakan relatif sedikit membaik seiring dengan peningkatan produksi tanaman pangan pada masa panen raya. Sementara itu, sektor perdagangan, hotel, dan restoran diperkirakan juga mengalami pertumbuhan yang lebih baik seiring dengan meningkatnya konsumsi.
Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan melemahnya tekanan eksternal (harga komoditas strategis di pasar internasional serta inflasi negara mitra dagang utama) inflasi tahunan Jawa Barat menunjukkan tren penurunan yang cukup dalam, yakni dari 11,11% (yoy) menjadi 7,45%. Penurunan harga BBM yang diikuti dengan penyesuaian tarif angkutan dalam dan luar kota semakin meredam laju inflasi Jawa Barat. Namun demikian, meningkatnya persepsi risiko investor di pasar keuangan menyebabkan kenaikan harga emas di pasar internasional yang selanjutnya memberi tekanan inflasi tahunan kelompok sandang.
Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2009 diikuti oleh melambatnya penyaluran kredit perbankan Jawa Barat, yakni dari 25,25% (yoy) menjadi 23,40%. Meskipun demikian, persetujuan plafon baru untuk kredit konsumsi tetap mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan maupun tahun sebelumnya. Sementara, dari sisi penghimpunan dana, laju pertumbuhannya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni dari 11,54% (yoy) menjadi 20,90%. Hal ini terkait dengan masih tingginya suku bunga perbankan yang mendorong masyarakat cenderung mengalihkan dananya ke deposito. Di sisi lain, risiko kredit berpotensi untuk semakin meningkat seiring dengan masih lesunya kondisi perekonomian.
Sementara, pembiayaan dari sisi keuangan daerah, menunjukkan kinerja yang cukup baik. APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2009 meningkat sebesar 33,59% dibandingkan dengan tahun 2008. Selama triwulan I-2009, realisasi belanja telah mencapai 4,76% dari anggaran yang sebesar Rp8,26 triliun atau tumbuh sekitar 40% (yoy) dibandingkan realisasi pada triwulan I-2008. Meskipun demikian, sebagian besar realisasi belanja masih digunakan untuk pembayaran gaji pegawai, tunjangan, dan penghasilan lainnya.
Dari sisi ketenagakerjaan, perlambatan ekonomi telah dirasakan terutama oleh sektor industri pengolahan sehingga beberapa perusahaan terpaksa melakukan rasionalisasi, baik dengan merumahkan sebagian tenaga kerjanya maupun melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Dari sisi kesejahteraan, Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan peningkatan seiring dengan tibanya musim panen raya pada triwulan I-2009.
Dampak krisis keuangan global diperkirakan masih akan terasa pada periode triwulan II-2009. Secara tahunan laju pertumbuhan ekonomi diperkirakan relatif sama dengan triwulan sebelumnya yakni pada kisaran 3,6%-4,4% (yoy). Sementara itu, penurunan tekanan inflasi diperkirakan akan terus berlanjut, sehingga angka inflasi pada triwulan II-2009 akan mengalami penurunan menjadi 3,6% – 4,6%.

Sumber : Bank Indonesia

DAMPAK STIMULUS FISKAL YANG DIBERIKAN PEMERINTAH PUSAT

Untuk mencegah berlarutnya krisis keuangan global, Pemerintah Republik
Indonesia mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal di tahun 2009. Total stimulus
fiskal dalam rangka antisipasi dan penanganan dampak krisis global adalah
sebesar Rp71,3 triliun atau sekitar 1,4% dari PDB. Stimulus fiskal tersebut terdiri
dari penghematan pembayaran pajak (tax saving) sebesar Rp43 triliun, subsidi
pajak dan bea masuk ditanggung pemerintah sebesar Rp13,3 triliun serta sisanya
berupa subsidi dan belanja kepada dunia usaha dan penciptaan lapangan kerja.
Adapun stimulus yang mengalir ke Provinsi Bengkulu sebesar Rp174 miliar.
Dimana dari 10 Kabupaten di Provinsi Bengkulu, 4 Kabupaten mendapat
mendapat bantuan stimulus fiskal tersebut. Kabupaten tersebut adalah Kab.
Kepahiang, Mukomuko, Rejang Lebong dan Kota Bengkulu yang digunakan
untuk peningkatan sektor riil, pengembangan jaringan distribusi air minum,
peningkatan infrastruktur dan pemukiman. Adapun alokasi stimulus tersebut
untuk tiap kabupaten adalah :
No. Kabupaten/Kota Jenis Stimulus Fiskal
1. Kab. Kepahiang Peningkatan sektor riil, infrastruktur pemukiman.
2. Kab. Mukomuko Peningkatan sektor riil, jaringan distribusi air
minum, dan infrastruktur.
3. Kab. Rejang Lebong Peningkatan infrastruktur.
4. Kota Bengkulu Peningkatan jaringan distribusi air minum dan
infrastruktur.
Namun stimulus fiskal ini hingga triwulan I tahun ini masih belum terealisir
dan direncanakan baru akan terealisasi pada triwulan II tahun 2009. Stimulus
fiskal yang dilakukan pemerintah pusat diperkirakan akan meningkatkan Belanja
Modal Daerah sekitar 13%. Dari data APBD Kabupaten/Kota Tahun 2009, total
belanja modal daerah mencapai Rp1.334 miliar. Sehingga dengan adanya
tambahan stimulus fiskal sebesar Rp174 miliar dapat meningkatkan kemampuan
belanja modal daerah sebesar 13%.
Sementara khusus untuk daerah yang secara langsung menerima dana
stimulus tersebut, yaitu Kab. Kepahiang, Mukomuko, Rejang Lebong dan Kota
Bengkulu diperkirakan dapat meningkatkan belanja daerah antara 3% hingga
10%.
Kemudian dengan adanya tambahan stimulus fiskal tersebut diperkirakan
akan dapat memberi dampak positif pada kenaikan PDRB serta dapat mengubah
porsi konsumsi pemerintah dalam PDRB. Konsumsi pemerintah dalam PDRB Harga
Berlaku diperkirakan akan dapat meningkat serta mengubah porsinya dari 14%
menjadi 17%. Hal ini cukup membantu perekonomian daerah terlebih dengan
adanya kecenderungan menurunnya konsumsi rumah tangga.
Selain itu, program stimulus fiskal ini diharapkan dapat memperkecil tingkat
pengangguran. Penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak diharapkan dapat
terjadi karena program ini lebih ditujukan terhadap proyek infrastruktur yang
padat karya.

Senin, 13 Juli 2009

PERKEMBANGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA



Pendahuluan

Ada anggapan bahwa sejarah tentang Polisi sering disebut orang sebagai the blind eyes of history. Pendapat tersebut ada benarnya, karena tidak banyak buku yang menulis dan membahas tentang sejarah Polisi dan tokoh-tokohnya. Sedangkan sejarah militer dan sejarah perang yang banyak ditulis dalam sebuah buku, sehingga kita banyak mengetahui tentang sejarah dan tokoh panglima perang, seperti Alexander Agung, Jenghis Khan, Jenderal Eisenhower, MacArthur, Montgomery (tokoh-tokoh Perang Dunia II).

Sebelum masuk materi tentang Polri, ada baiknya kita membahas dulu tentang “Bagaimana terbentuknya Polisi”.

Menurut Charles Reith dalam bukunya the blind eyes of history menjelaskan bahwa pada jaman purba masyarakat hidup dan berkembang dalam suatu kelompok atau komunitas. Dalam kehidupan komunitas tersebut terjadi hubungan atau interaksi antara manusia satu dengan manusia lain sesama warga komunitas dalam memanfaatkan lingkungannya beserta isinya untuk mencari suatu kebutuhan hidup mereka.

Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat, yaitu :

1.Kebutuhan Fisiologis

2.Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan

3.Kebutuhan Sosial

4.Kebutuhan Penghargaan

5.Kebutuhan Aktualisasi Diri

Dalam pemenuhan kebutuhan hidup, mereka membuat perangkap untuk menangkap rusa. Tetapi keesokan harinya perangkap rusa tersebut hilang atau rusak dan rusa hasil perangkap tidak ada, yang ada hanya darah yang berceceran. Kemudian masyarakat yang merasa kehilangan perangkap dan hasil tangkapannya menghubungi tetua adat mereka. Dan tetua adat mengumpulkan seluruh masyarakatnya membahas masalah kehilangan perangkap tersebut. Dari hasil musyawarah warga komunitas tersebut diperoleh kesepakatan bersama agar perangkap tersebut diberi tanda atau identitas menggunakan batu yang berbeda-beda dengan harapan kepemilikan perangkap jelas siapa yang punya.

Namun kejadian kehilangan perangkap dan hasil tangkapannya terulang kembali walaupun sudah diberi tanda dengan batu sebagai identitas kepemilikan. Kemudian tetua adat mengumpulkan kembali warga komunitas untuk mengadakan musyawarah lagi. Dari hasil musyawarah bersama warga komunitas tersebut disepakati bahwa siapa saja yang kedapatan mengambil perangkap milik orang lain akan mendapat sangsi yaitu dikucilkan dari warga komuniti tersebut.

Kemudian ditunjuk beberapa orang untuk mencari orang yang mengambil perangkap yang disebut Polisi. Lalu bagaimana dengan orang yang ditunjuk untuk mencari pelaku, karena mereka perlu kebutuhan untuk menghidupi diri dan keluarganya ? Maka dari hasil kesepakatan warga komunitas, maka sebagian dari hasil tangkapan diberikan kepada orang-orang (Polisi) yang mencari pelaku tersebut.

Setelah dibentuk petugas penjaga untuk memelihara keteraturan serta ketertiban dalam komunitas tersebut maka komunitas tersebut dapat sejahtera dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Setelah komunitas terbentuk dan sejahtera maka ancaman berikutnya terhadap komunitas tersebut adalah komunitas lain. Karena komunitas satu dengan komunitas yang lain tidak sama dalam hal kesejahteraan. Maka dibentuklah suatu kelompok yang bertugas untuk menjaga atau mempertahankan warga komunitas tersebut dari ancaman atau serbuan komunitas lain, yang disebut dengan Militer.


POLRI

Jaman Kerajaan Majapahit

Majapahit merupakan kerajaan yang besar karena kebesarannya diwilayah Jawa. Didalam menjalankan pemerintahannya, kerajaan Majapahit membentuk suatu Lembaga yang menjalankan fungsi kepolisian dengan nama Bhayangkara yang dipimpin oleh Patih Gajahmada. Pasukan Bhayangkara tersebut bertugas : melindungi kepentingan raja dalam masalah keamanan dan kesejahteraan. Seperti memungut pajak, memberi sangsi kepada rakyatnya yang tidak membayar pajak dll. Hal ini menunjukkan adanya Kepatuhan dan Loyalitas terhadap Raja, sampai akhirnya berkembang pada keinginan Raja yaitu menginginkan seorang perempuan istri salah satu Adipati, tetapi tidak diberikan maka Adipati tersebut di bunuh. Jadi fungsi kepolisian pada jaman Kerajaan majapahit sebagai KEPENTINGAN PENGUASA/RAJA

Jaman penjajahan

Fungsi kepolisian mengalami perkembangan setelah bangsa-bangsa Barat tiba di Indonesia, mereka semula hanya sebagai pedagang kemudian menjadi penjajah. Di antara bangsa-bangsa Barat itu, Belandalah yang paling lama mempraktikkan penjajahan, mula-mula dengan nama VOC (Vereenigde Oost Indishe Companigie), kemudian dengan nama Pemerintah Hindia Belanda. Belanda melakukan politik eksploitasi yang sangat menyengsarakan penduduk pribumi. Puncaknya ialah cultuurstelsel ( Tanam Paksa ) pada tahun 1830-an. Rakyat dipaksa menanam tanaman yang laku di pasar Eropa. Tujuannya ialah untuk mengisi kas Negeri Belanda.

Pada masa penjajahan Belanda aparat kepolisian hanya digunakan untuk kepentingan Belanda. Orang-orang Indonesia yang menjadi anggota polisi hanya berpangkat rendah yang tidak memungkinkan mereka mengambil kebijakan. Untuk mengekang pergerakan nasional, Belanda membentuk Politieke Inlichtingen Dienst (PID) yang berfungsi sebagai intelijen. Hampir tidak ada kegiatan yang berbau politik yang luput dari pengamatan PID. Banyak tokoh nasionalis yang menjadi korban mereka. Selain itu, gubernur jenderal mempunyai pula hak istimewa untuk membuang tokoh-tokoh nasionalis ke tempat-tempat terpencil, antara lain ke Boven Digul.

Awal Desember 1941 Jepang mencetuskan perang terhadap pemerintah Hindia Belanda dan pada awal Maret 1942 Belanda menyerah di pangkalan udara Kalijati. Setelah Pemerintah Hindia Belanda menyerah pegawai-pegawai polisi bangsa Belanda ditawan dan diganti dengan pegawai polisi bangsa Indonesia. Pemerintah Jepang juga meniadakan perbedaan polisi yang ada pada zaman Hindia Belanda seperti : Polisi Perkebunan, Polisi Pengreh Praja, Polisi Lapangan. Semuanya digabungkan menjadi satu alat kepolisian yaitu Keisatsutai (Polisi) Masa pendudukan Jepang tugas-tugas yang dilaksanakan oleh kepolisian adalah perkara-perkara yang mempunyai latar belakang politik dan urusan kriminal menjadi urusan sekunder. Tindakan kepolisian diarahkan kepada pemberantasan gerakan yang menentang pemerintah Bala Tentara Jepang. Jadi fungsi kepolisian pada jaman Penjajahan juga sebagai KEPENTINGAN PENGUASA /PENJAJAH.

Jaman kemerdekaan

Dalam periode revolusi fisik 1945-1949 yang penuh gejolak itu, telah ada Kepolisian Negara dan sejak itu Polri mulai menemukan identitas dirinya. Sejak bulan-bulan pertama revolusi pemuda polisi melibatkan diri secara aktif dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Hal itu dimungkinkan sebab pada masa itu hanya polisi yang memiliki senjata. Peta dan Heiho dilucuti dan dibubarkan oleh Jepang. Sebaliknya polisi dibiarkan tetap memegang senjata, sesuai dengan Konvensi Jenewa yang menegaskan bahwa polisi tetap bertugas sekalipun angkatan perang sudah menyerah kepada musuh. Dengan senjata itu, kesatuan polisi di berbagai daerah memelopori pengambilalihan kantor-kantor pemerintahan dan senjata dari tangan Jepang. Peran sebagai kekuatan bersenjata itu dilanjutkan pada masa-masa berikutnya. Anggota polisi menyatakan diri mereka sebagai combatant. Mereka turut bertempur baik menghadapi Inggris (antara lain dalam Pertempuran Surabaya) maupun menghadapi Belanda dalam agresi militer pertama dan kedua.

Aksi Militer Belanda ini tentu saja memberikan dampak pula terhadap keberadaan Kepolisian Negara. Peristiwa tersebut menyebabkan terhentinya pembangunan Kepolisian, karena Polisi Negara turut serta dalam bidang pertahanan. Dalam situasi perang tersebut, Dewan Pertahanan Negara dengan dengan ketetapan No 112 tanggal 1 Agustus 1947 memerintahkan satuan Kepolisian Negara untuk dimiliterisasi. meskipun demikian tugas-tugas kepolisian dalam menjaga Kamtibmas tetap dijalankan.

Penataan organisasi dimulai setelah pemerintah mengangkat R.S. Soekanto sebagai Kepala Kepolisian Negara (KKN) pada 29 September 1945. Konsolidasi dilakukan, terutama di Jawa, melalui konferensi kepala-kepala kepolisian seluruh Jawa. Mulai tanggal 1 Juli 1946, Jawatan Kepolisian Negara yang semula berada dalam lingkungan Departemen Dalam Negeri, ditempatkan langsung di bawah perdana menteri serta melaksanakan semua tugas Kepolisiaan di seluruh wilayah Republik Indonesia. Peristiwa itu dianggap sebagai lahirnya secara resmi Kepolisian Nasional Indonesia. Tanggal 1 Juli kemudian diperingati sebagai hari lahir Kepolisian Nasional Indonesia (Hari Bhayangkara).

Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia diakui kedaulatannya dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terlaksana dari tanggal 27 Desember 1949 sampai dengan tanggal 17 Agustus 1950. Periode ini kepolisian ikut secara aktif menanggulangi berbagai gangguan keamanan dalam negeri, seperti pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, Andi Azis di Makasar, dan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku, serta Darul Islam (DI) di Jawa Barat.

17 Agustus 1950 Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950 sebagai landasan untuk menjalankan pemerintahan. Sesuai dengan UUDS, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen. Oposisi dalam parlemen sering kali menjatuhkan kabinet. Akibatnya, dalam periode yang berlangsung sampai tahun 1959, beberapa kali terjadi pergantian kabinet yang mengakibatkan pula ketidakstabilan politik dan terhambatnya pembangunan.

Pada periode ini pimpinan Polri Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo merusaha membangun kepolisian sebagai polisi sipil. Akan tetapi karena situasi memaksa Polri untuk melakukan tugas-tugas militer bersama dengan Angkatan lainnya. Pada akhir 1956 dan awal 1957 negara menghadapi situasi yang sangat gawat. Di beberapa daerah lahir dewan-dewan (Dewan Banteng di Sumatra Barat, Dewan Garuda di Sumatra Selatan, Dewan Gajah di Sumatra Utara, dan Dewan Manguni di Sulawesi) yang menentang kebijakan pemerintah pusat. Untuk mengatasi terpecah belahnya RI, Perdana Menteri Djuanda menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas), kemudian disusul dengan Musyarah Nasional Pembangunan (Munap) pada tahun 1957. Selain dihadiri oleh tokoh-tokoh daerah yang bergolak, Munas dihadiri pula oleh Soekarno dan Hatta. Keduanya mengeluarkan pernyataan akan berusaha bersama untuk mengatasi kemelut yang dihadapi bangsa dan negara.

Ternyata, kesepakatan yang dicapai dalam kedua musyawarah itu tidak ditaati oleh dewan-dewan daerah. Pada tanggal 15 Pebruari 1958 di Padang, Sumatra Barat, mereka memproklamasikan berdirinya Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) yang segera diikuti oleh Sulawesi Utara dengan memproklamasikan Perjuangan Semesta (Permesta). Karena dianggap membahayakan kesatuan bangsa, Presiden memberlakukan Undang-undang Keadaan Bahaya (UUKB). Berdasarkan undang-undang tersebut pemerintah mengerahkan kekuatan bersenjata untuk menumpas pemberontak tersebut.

Kepolisian Negara juga aktif menanggulangi gangguan keamanan dan menumpas pemberontakan. Untuk menumpas PRRI / Permesta, Kepolisian Negara mengerahkan pasukannya untuk mendampingi pasukan TNI. Bahkan, beberapa perwira polisi di daerah yang dikuasai PRRI/Permesta berusaha menggerogoti kekuatan pemberontak ini dari dalam.

Sementara itu, Konstituante tidak berhasil menyusun undang-undang dasar baru pengganti UUDS. Seruan Presiden Soekarno agar Konstituante memberlakukan kembali UUD 45, ditanggapi Konstituante dengan cara mengadakan pemungutan suara. Akan tetapi, quorum tidak tercapai, bahkan Konstituante menghentikan sidangnya. Dalam situasi seperti itu, pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit berlakunya kembali UUD 45 dan menyatakan tidak berlakunya lagi UUDS. Dalam masa demokrasi parlementer, Kepolisian tetap berada dibawah perdana menteri. Dalam pelaksanaan dekrit tersebut membutuhkan kekuatan, maka muncul kolaborasi antara Sukarno dengan Nasution.

Dengan dekrit 5 Juli 1959 dimulailah pelaksanaan demokrasi terpimpin. Akan tetapi, demokrasi yang seharusnya dipimpin oleh kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan itu menyimpang menjadi kekuasaan sentral yang tidak memberikan kesempatan kepada oposisi untuk menyatakan pendapat. Lembaga-lembaga kenegaraan yang tercantum dalam UUD 1945 dibentuk dan para pemimpinnya diangkat sebagai menteri yang bertanggung jawab kepada presiden. Para kepala staf angkatan (darat, laut, udara) dan Kepala Kepolisian juga diberi status menteri.

Dalam masa Demokrasi Terpimpin ini lahir Tap MPRS No II/MPRS/1960 menetapkan Polri sebagai bagian dari Angkatan Bersenjata dan Tap itu kemudian dipertegas dengan Penetapan DPR-GR tanggal 19 Juni 1961 tentang Undang-Undang Pokok Kepolisian No. 13 Tahun 1961. Pasal 3 Undang-undang No 13 tahun 1961 menegaskan bahwa kepolisian negara adalah Angkatan Bersenjata (Militer). Dalam penjelasannya disebutkkan bahwa statusnya antara sipil dan militer karena itu dirasakan integrasi kepolisian masih setengah-setengah. Pada tahun 1964 berdasarkan keputusan Presiden No 290 tahun 1964 tentang tugas dan tanggungjawab Angkatan Kepolisian Republik Indonesia sebagai anggota Angkatan Bersenjata. Sejak itu Kepolisian Negara terintegrasi secara penuh kedudukannya sama dan sederajat dengan ketiga Angkatan lainnya.

Peristiwa besar yang terjadi pada masa Demokrasi Terpimpin ialah operasi pembebasan Irian Barat (Trikora). Untuk itu, Polri mengerahkan pasukannya. Salah satu di antaranya ialah Pasukan Pelopor Brimob yang berhasil menegakkan kedaulatan de facto RI di daerah Rumbati. Tahun 1963 Irian Barat resmi kembali kepangkuan Ibu Pertiwi.

Pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengucapkan komando yang dikenal sebagai Dwi Komando Rakyat (Dwikora). Komando itu diucapkan di depan apel besar sukarelawan. Dwikora ditindaklanjuti oleh pimpinan Polri dengan mengikutsertakan pasukan dalam operasi infiltrasi ke daratan Malaysia. Gerakan infiltrasi ini dilakukan sebanyak enam kali melakukan gerilya di hutan-hutan Ma1aysia.

Pemberontakan yang dilakukan PKI pada awal Oktober 1965, dikenal dengan nama G.30.S/PKI, menyebabkan jatuhnya Presiden Soekarno dan munculnya Jenderal Soeharto di pentas nasional. Dalam menumpas G 30 S/PKI Pada akhir Desember 1965 dibentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban dengan singkat Kopkamtib. Tugas Kopkamtib semula hanya menangani masalah keamanan sebagai akibat pemberontakan G 30/S PKI kemudian diperluas berdasakan Keppres 9 tahun 1974 dan Keppres 47 tahun 1978 selain memulihkan keamanan dan keteriban juga mengamankan kewibawaan pemerintah beserta alat-alatnya dari pusat sampai dengan daerah, dalam rangka mengamankan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Maka Polri terpengaruh dengan kebijakan pemerintah tentang kewenangan dan kekuasaan Militer.

Polri juga mengalami pemantapan Integrasi dengan ABRI. Pendidikan dilaksanakan di bawah “satu atap”, seperti Akabri, Sesko ABRI, dan Wamil. Anggaran belanja Polri pun ditentukan oleh Mabes ABRI. Pangkat polisi disamakan pula dengan pangkat AD, AL dan AU dengan dibubuhi kata “polisi” di belakangnya, misalnya mayor polisi dan kolonel polisi. Tingkah laku anggota Polri pun terpengaruh oleh integrasi itu. Banyak di antara mereka yang bersikap sebagai militer yang dengan sendirinya sedikit banyak merusak citra Polri.

Pada tahun 1982 disahkan Undang-undang Pokok Pertahanan keamanan Negara No 20 tahun 1982 tugas Polri adalah sebagai alat negara penegak hukum di bidang Binkamtibmas dan sebagai bantuan pertahanan dalam rangka Hankam/ABRI

Selama 30 tahun Orde Baru, Indonesia mengalami situasi politik dan keamanan yang relatif stabil, walaupun untuk menciptakan stabilitas itu sering terjadi pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia (HAM). Stabilitas itu memungkinkan pemerintah melaksanakan pembangunan berencana dan bertahap. Namun, pada tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang berkembang menjadi krisis multidimensi. Kerusuhan bulan Mei 1998 yang dipicu oleh krisis itu mendorong mundurnya Soeharto dari jabatan presiden. Ia digantikan oleh B.J. Habibie yang sebelumnya memegang jawaban wakil presiden.

Naiknya Presiden Habibie menandai dimulainya era Reformasi. Ia mengembalikan kebebasan pers, membebaskan tahanan politik, dan melaksanakan pemilu yang demokratis. Polri dikeluarkan dari jajaran ABRI sejak 1 April 1999 dan ditempatkan di bawah Menhankam. Pada masa pemerintahan Presiden Gus, Departemen Pertahanan dan Keamanan diganti dengan Departemen Pertahanan (Dephan). Sementara Polri ditempatkan di bawah Dephan. Dan sejak 1 Januari 2001 kedudukan Polri di bawah Presiden.

Di era Reformasi beberapa fenomena berkembang seperti mewujudkan masyarakat madani yang adil makmur berdasarkan Pancasilan dan UUD 1945. Perubahan paradigma dalam system ketatanegaraan yang menegaskan pemisahan TNI dan Polri sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing. Dalam melaksankan tuntutan reformasi, Undang-undang No 28 tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia sudah tidak memadai dan perlu diganti untuk disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan hukum serta ketatanegaraan RI maka ditetapkanlah Undang-undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Dalam dalam Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dijelaskan sbb

Pasal 2

Fungsi Kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat; penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 4

Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.

Pasal 5

(1)Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan daiam negeri.

2)Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).


Pasal 13

Tugas Pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah :

a.memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

b.menegakkan hukum; dan

c.memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.


Pasal 14,

Dalam meiaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas :

a.melaksanakan pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli terhadap kegiatan masyarakat dan, pemerintah sesuai kebutuhan.

b.menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan;

c.membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan;

d.turut serta dalam pembinaan hukum nasional;

e.memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum;

f.melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis terhadap kepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil, dan bentuk-bentuk pengamanan swakarsa;

g.melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak pidana sesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-undangan lainnya,

h.menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran kepolisian, laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk kepentingan tugas kepolisian;

i.melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda, masyarakat, dan lingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan atau bencana termasuk memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

j.melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara sebelum ditangani oleh instansi dan atau pihak yang berwenang;

k.memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kepentingannya dalam !ingkup tugas kepolisian; serta

l.melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 clan 14, Kepolisian Negara Republik Indonesia secara umum berwenang :

a.menerima laporan dan/atau pengaduan;

b.membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketertiban umum;

c.mencegah dan menangyulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;

d.mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam persatuan dan kesatuan bangsa;

e.mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan administratif kepolisian;

f.melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka pencegahan:

g.melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;

h.mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;

i.mencari keterangan dan barang bukti;

j.menyefenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;

k.mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam rangka pelayanan masyarakat;

l.memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;

m.menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.



Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang -undangan lainnya berwenang :

a.memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat lainnya;

b.menyelenggarakan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor;

c.memberikan surat izin mengemudi kendaraan bermotor;

d.menerima pemberitahuan tentang kegiatan pofitik;

e.memberikan izin dan melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam;

f.memberikan izin operasional dan melakukan pengawasan terhadap badan usaha di bidang jasa pengamanan;

g.memberikan petunjuk, mendidik, dan melatih aparat kepolisian khusus dan petugas pengamanan swakarsa dalam bidang teknis kepolisian;

h.melakukan kerja sama dengan kepolisian negara lain dalam menyidik dan memberantas kejahatan intemasional;

i.melakukan pengawasan fungsional kepolisian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia dengan koordinasi instansi terkait;

j.mewakili pemerintah Republik Indonesia dalam organisasi kepolisian internasional;

k.melaksanakan kewenangan lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian;



Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 dan 14 dibidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang untuk :

a.melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.

b.melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki temopat kejadian perkara untuk kepentingan penyidikan;

c.membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;

d.menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri;

e.melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

f.memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi:

g.mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara;

h.mengadakan penghentian penyidikan;

i.menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;

j.mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang ditempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;

k.memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil serta menerima hasii penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan kepada penuntut umum

l.mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.



Visi Polri

Mewujudkan Polri yang mampu menjadi pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama dengan masyarakat serta sebagai aparat penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia, pemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.



Misi Polri

1.memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat (meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarakat bebas dari gangguan fisik maupun psykis.

2.Memberikan bimbingan masyarakat melalui upaya preemtif, dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan hukum masyarakat (law abiding citizenship).

3.Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak asasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.

4.Memelihara keamanan dan ketertiban masyaraklat dengan tetap memperhatikan norma-norma dan nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5.Mengelola sumber daya manusia Polri secara profesional dalam mencapai tujuan Polri yaitu terwujudnya keamanan dalam negeri sehingga dapat mendorong meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat.

6.Melanjutkan upaya konsolidasi kedalam (internal Polri) sebagai upaya menyamakan visi dan misi Polri ke depan.

7.Memelihara soliditas institusi Polri dari berbagai pengaruh eksternal yang sangat merugikan organisasi.

sumber : www.akpol.ac.id