Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Sabtu, 27 Agustus 2011

MUDIK TANPA DEG - DEGAN


Lebaran sebentar lagi. Apa yang akan Anda lakukan saat lebaran nanti? Beberapa dari Anda memutuskan untuk tinggal saja di rumah, menunggu sanak keluarga yang bersilaturahmi. Atau malah ingin menghabiskan hari libur Lebaran dengan menonton teve di rumah. Setiap stasiun teve menyuguhkan acara-acara istimewa, lho, saat Lebaran.

Tapi, tidak bisa kita pungkiri bahwa banyak orang yang memutuskan untuk pulang kampung atau istilahnya mudik. Bersilaturahmi dengan orang tua dan para kerabat di kampung halaman. Nah, repotnya, ketika pulang kampung, banyak orang yang bingung mengenai berapa jumlah uang tunai yang sebaiknya mereka bawa. Apakah Rp 500 ribu? Apakah Rp 2 juta? Atau, apakah sebaiknya bawa uang tunai sebesar Rp 5 juta? Ingat, lho, kita bicara uang tunai di sini. Artinya, yang dimaksud uang tunai adalah uang yang Anda bawa di tangan Anda.

Bapak Ibu, Saya mau kasih tahu satu rahasia. Kalau Anda ingin pulang kampung, sebaiknya bawa saja jumlah uang tunai secukupnya. Lho, kok, begitu? Bukannya semakin banyak uang tunai yang dibawa semakin baik? Kan, jadi enggak perlu ambil uang lagi di ATM? Betul sih, tapi biasanya, semakin banyak jumlah uang tunai yang Anda bawa, biasanya akan semakin deg-degan juga jantung Anda.

Siapa yang enggak deg-degan kalau bawa uang tunai banyak-banyak. Apalagi beberapa di antara Anda banyak yang pulang kampung dengan menggunakan bis.

Pertanyaannya sekarang, berapa, sih, jumlah uang tunai yang dianggap mencukupi? Hanya ada 2 hal yang harus Anda perhitungkan dalam membawa uang tunai ketika mudik lebaran:

Biaya Transport selama pergi ke kampung halaman.
Alat transportasi apa yang Anda pilih ketika pulang kampung? Kendaraan sendiri seperti mobil atau motor Anda? Atau kendaraan umum seperti bis, kereta, pesawat terbang atau kapal laut? Atau mungkin travel? Nah, beberapa di antara alat transportasi tersebut ada yang mengharuskan Anda keluar uang selama di perjalanan, seperti motor atau mobil.

Tapi beberapa di antara alat transportasi tersebut tidak membutuhkan pengeluaran uang selama di perjalanan, mengingat umumnya pengeluaran Anda sudah dilakukan di muka dalam bentuk pembelian tiket. Cuma ya tetap saja, beberapa dari kendaraan umum tersebut ada yang tetap mengharuskan Anda keluar uang di perjalanan walaupun tidak besar. Sebagai contoh, kalau Anda naik pesawat terbang, Anda toh butuh uang tunai untuk membayar airport tax? Satu lagi, biaya transpor ini tidak hanya pengeluaran selama perjalanan ke kampung halaman, lho, tapi juga pengeluaran untuk sampai di rumah. Contohnya, kalau Anda pulang kampung ramai-ramai dengan naik kereta, hitung saja berapa yang harus Anda keluarkan untuk naik taksi dari stasiun kereta ke rumah. Bisa banyak tuh! Jangan salah, lho, Bu, becak, ojek atau taksi yang nangkring di stasiun atau bandara umumnya meminta harga tinggi bagi penumpang yang baru datang dari luar kota. Maklum, mereka pikir, kan, Anda pegang banyak uang tunai. Jadi sekali lagi, ketika Anda pulang kampung, pegang uang tunai untuk kebutuhan transportasi Anda selama di perjalanan.


Biaya Makan dan Minum selama di perjalanan.
Anda pasti butuh makan toh selama di perjalanan? Katakan saja Anda pulang kampung berlima dengan anggota keluarga Anda yang lain dengan membawa kendaraan sendiri. Nah, selama di perjalanan, pastilah ada rasa lapar yang datang, yang membuat Anda ingin mampir sebentar ke sebuah tempat makan dan makan di situ. Syukur kalau orangnya sedikit, nah, kalau orangnya banyak gimana?

Biaya makan dan minum selama di perjalanan enggak murah, lho. Menjelang Lebaran dimana harga-harga sembako naik, banyak di antara tempat-tempat makan yang menjual makanan dengan harga yang lebih tinggi dari biasanya. Itulah kenapa, kalau Anda mudik ke kampung halaman, Anda perlu membawa uang tunai untuk biaya makan Anda. Tidak ada uang tunai, bisa-bisa Anda enggak makan di perjalanan. Iya, enggak?

Nah, kedua hal itulah yang harus diperhatikan ketika Anda membawa uang tunai sampai ke kampung halaman. Mungkin beberapa di antara Anda bertanya: "Lho, saya, kan, harus kasih angpau juga ke keponakan. Kenapa juga enggak saya bawa sekalian?" Beda dong Bu, untuk angpau, saran saya, sih, ambil saja dari ATM segera setelah Anda sampai di kampung halaman. Ngapain juga uang untuk angpau Anda bawa-bawa di tas Anda. Nanti enggak aman lagi. Jadi, kalau Anda pulang kampung, bawa uang tunai secukupnya. Untuk semua kebutuhan selama di kampung halaman, ambil saja dari ATM. Jadi, Anda enggak perlu bawa banyak uang tunai sehingga membuat jantung Anda deg-degan. Setuju ya? Salam.

Salam.
Safir Senduk
Perencana Keuangan

Enggak Mudik? Enggak Masalah!


Mudik memang menjadi ritual tahunan yang wajib dilakukan saat Lebaran. Malah bagi sebagian orang mudik menjadi puncak kebahagiaan setelah sebulan menunaikan ibadah puasa. Bila tak sempat mudik, jangan sedih. Dengan sedikit kreativitas, Anda tetap bisa meramaikan Lebaran di rumah. Selamat mencoba!

1. Piknik bersama keluarga. Cara ini mungkin sudah lama tak Anda lakukan karena membeli makanan di tempat wisata kini dianggap lebih praktis. Namun, cobalah untuk kembali melakukan kegiatan ini. Pilih tempat yang memungkinkan Anda menggelar tikar, misalnya pantai dan taman. Taruh makanan yang sudah disiapkan dari rumah dan santap bersama keluarga. Jangan lupa membawa kantong untuk membawa kembali sampah atau sisa makanan Anda agar tidak mengotori lingkungan.

2. Menggelar makan bersama. Cara ini bisa Anda tiru bila Anda dan keluarga tinggal di sekitar perumahan. Ajak para tetangga yang tidak mudik untuk membuat acara makan-makan di lapangan kompleks. Masing-masing keluarga membawa makanan untuk disantap bersama, bila mungkin makanan tersebut dimasak sendiri. Selain seru dan tidak perlu memerlukan biaya besar, cara seperti ini semakin mengakrabkan Anda dengan keluarga-keluarga muda yang karena beberapa alasan tak dapat lagi merayakan Lebaran di kampung.

3. Keliling dengan teman-teman
Anda dan teman-teman (tentu sambil mengajak suami dan anak) mendatangi rumah kerabat lainnya. Ajak teman Anda yang tidak mudik. Caranya, Anda bisa menyewa mobil untuk berkeliling dari satu rumah ke rumah lainnya. Yang perlu diingat di sini, Anda dan teman-teman harus datang di hari yang tepat. Pihhlah hari kedua atau ketiga Lebaran ketika kerabat yang akan Anda kunjungi sudah tidak sibuk dengan keluarganya.

4. Mengunjungi teman-teman. Keuntungan bagi yang tidak mudik, Anda bisa mendatangi teman-teman lama atau kerabat kantor saat Lebaran. Cara ini cukup menyenangkan. Anda jadi tahu kabar mereka saat ini. Cerita akan semakin seru bila Anda dan teman itu sudah lama tidak berjumpa. Sekalian Anda bisa memperkenalkan suami dan anak kepada mereka.

5. Membawa makanan hantaran. Cara ini sering dilakukan di daerah-daerah di penjuru Indonesia. Sambil bersilaturahim, seseorang akan membawa makanan hantaran untuk si tuan rumah. Sebetulnya ini dilakukan antarkeluarga satu dengan keluarga lainnya. Berhubung keluarga Anda jauh di luar kota, Anda bisa melakukannya kepada tetangga dan rekan-rekan. Supaya lebih spesial, Anda bisa membuat sendiri hantaran tersebut.

6. Mengundang teman-teman ke rumah. Bila jauh dari keluarga besar, Anda bisa mengundang teman-teman dan para tetangga untuk bertandang ke rumah. Tentu acara ini tidak bisa dilakukan saat Lebaran pertama karena teman-teman Anda akan berkumpul dengan keluarga besarnya. Anda bisa membuat acara ini ketika memasuki Lebaran kedua atau ketiga. Caranya, kabari teman-teman dan para tetangga jauh-jauh hari sebelum Lebaran. Sebagai tuan rumah yang baik, sajikan makanan favorit yang dapat menggugah selera teman-teman Anda.

7. Mengunjungi atasan. Bila Anda mempunyai hubungan yang kurang harmonis dengan atasan, inilah saatnya untuk memperbaiki hubungan tersebut. Anda bisa datang ke rumah atasan saat Lebaran. Tapi sebelumnya pastikan dulu apakah atasan Anda ada di rumah atau malah mudik bersama keluarganya. Selain itu perhatikan juga hari yang tepat untuk berkunjung. Misalnya Anda memilih hari ketiga atau keempat Lebaran. Ingat jangan datang pada hari pertama Lebaran karena bisa jadi waktu itu dikhususkan untuk keluarganya.

8. Merencanakan reuni kecil-kecilan. Coba hubungi teman-teman sekolah Anda dulu. Bila mereka tidak punya acara dan tidak mudik bersama keluarga, Anda bisa memanfaatkan momen ini sebagai ajang reuni kecil-kecilan. Sebagai tuan rumah yang baik, sajikan makanan-makanan favorit yang dapat menggugah selera. Atau, cari tempat makan yang sudah disepakati bersama. Jangan lupa ajak suami dan anak.

Rabu, 17 Agustus 2011

Menuntut Ilmu


bismillah..
semoga Allah Yang Maha Tahu segala-galanya membimbing kita untuk mengetahui siapa diri kita, lebih mengenal Allah, dan tau bagaimana hidup ini. tanpa mengetahui itu kita takan tau jalan pulang menghadap Allah.
apa yang kita rasakan jika kita dipanggil ‘bodoh’ oleh orang lain? sedih, kesal, marah, esmosi mungkin juga kita akan protes. tidak ada orang yang suka di katai bodoh. tapi kenapa kita sering kali kata bodoh ini meluncur dari mulut kita di lontarkan kepada orang lain dengan ringan nya?
kata ini adalah kata yang tak enak untuk di dengar, Bodoh yang dalam arti tidak tau apa-apa memang sangat menyedihkan. orang yang tdk tau apa” terkadang sering dijadikan bulan-bulanan mereka yang lebih banyak tau. makin sedikit ilmu yang kita tau makin terasa pahit hidup ini. tanpa pengetahuan, tangan dan kaki secara tidak langsung akan terbelenggu tidak bisa bergerak kemana-mana. cakrawala berfikir akan sempit. orang yang tidak berpengetahuan mungkin tdk akan tau akan janji Allah . sehingga ia pun enggan mencari dan menambah ilmu.
sungguh, semakin sedikit ilmu yang tdk kita ketahui akan terasa semakin pahit hidup ini . karena akan banyak masalah yang tidak terselesaikan. jadii .. kalo kita ingin sukses ingatlah janji Allah bahwa Allah akan mengangkat beberapa derajat orang yang berilmu.
“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ” (Q.S Al-Mujadilah 11)
dan yang paling mengesankan lagi, ilmu itu adalah jalan menuju kebahagiaan. kita dapat mencapai apapun dengan ilmu.
semua akan bisa kita hadapi dengan ilmu, bagaimana mungkin kita bisa menyikapi segala perubahan tanpa menambah ilmu?? jika kondisi perubahan di sekeliling kita tidak di imbangi dengan pertambahan ilmu, yang ada justru hanyalah emosi dan ketegangan. maka tidak heran jika si skeliling kita banyak orang yang setres derpesi and then.. bisa gila. Na’udzubillai min dzaalik!
salah satu ciri orang yang kurang ilmu adalah hilang nya kearifan. dia selalu mengandalkan otot dan amarah. emosinya tdk terkendali. ingin nya marah terus menerus. sedikit aja tersinggung maka memuncaklah amarah sampai ke ubun-ubun. jika sudah seperti itu, dia tidak akan tau mana yang salah dan keliru .. eh, mana yang salah dan benar. solusi ketika kita dalam keadaan seperti itu, maka hendaklah kita untuk beristigfar.. karena sungguh, ketika dalam keadaan seperti itu. syetan yang ada di sekeliling kita akan dengan sangat mudah nya memasuki hati kita.,. na’udzubillah .. hendaklah kita tenang .. berpikir jernih, dan yang paling penting. bukalah hati kita untuk menerima saran dan masukan dari orang” di skeliling kita. karena pada saat itu merekalah yang dapat berpikir dengan benar (orang yang netral)
banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mendapat ilmu. sesungguhnya adalah pola belajar tiada henti yang ada pada kesungguhan tekad untuk melakukan nya. keterbatasan materi ataupun kemampuan fisik dan teknis tidak akan membuat seseorang mengurungkan niat belajar jika tekad nya sudah kuat.
belajar tiada henti harus dijadikan sebagai program harian. cobalah untuk saling bertanya setiap kali bertemu dengan teman untuk sekedar share, dan saling menanyakan “ilmu apa yang telah engkau dapatkan hari ini?” ilmu apa yang telah engkau amalkan hari ini?” sungguh yang seperti itu lebih indah dan lebih bermanfaat dari hanya sekedar mengobrol tanpa arah dan tujuan.
apa yang kita lihat, harus menjadi ilmu. kita harus mendapatka ilmu yang bermanfaat dari tayangan televisi yang kita lihat, walaupun sekarang 89% tayangan televisi kurang menjurus pada hal yang positif, malah bisa di bilang negatif semua yaa.. minimal berita” tentang kejadian di luar itu bisa jadi bahan pembelajaran dan juga renungan bagi kita.
kita harus menambah terus menambah ilmu, wawaswan dan pengalaman dari setiap aktifitas yang kita lakukan.
seseorang yang sudah tau arti kehidupan tidaka akan panik mengahadapi kehidupan. akan tetapi orang yang sedikit ilmu nya akan terombang-ambing tersapu ombak, dalam memenuhi kesenangan, akan membabi buta. ketika sedih ia akan terpuruk putus asa..

semoga dengan pertolongan Allah kita bisa melakukan amal perbuatan apapun dalam hidup di dunia ini, dengan ilmu pengetahuan yang benar. Wallahu a’lam … :)

semoga bermanfaat ..

Selasa, 09 Agustus 2011

Ramadhan, Momentum Perubahan Menuju Bisnis Penuh ‘Berkat’ dan Berkah


SHAUM di dalamnya setiap muslim – tentu termasuk pebisnis muslim di dalamnya – dituntut untuk berkorban dengan menahan rasa lapar, dahaga dan sejumlah amal lainnya demi meraih derajat takwa. Takwa adalah puncak hikmah dari ibadah shaum pada bulan Ramadhan.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 183).

Menurut al-Jazairi, frasa “agar kalian bertakwa” bermakna: agar dengan shaum itu Allah SWT mempersiapkan kalian untuk bisa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya (Al-Jazairi, I/80). Bahasa sederhananya, dengan shaum itu kita dipahamkan, diingatkan dan disadarkan bahwa bukan harta yang diinginkan Dien kita, tetapi ketaatan kita sepenuhnya pada aturan-Nya !

Bagi pengusaha, Ramadhan sudah semestinya menjadi momentum perubahan menuju bisnis yang sesuai dengan aturan Allah Swt. Saya biasa menyebutnya sebagai bisnis yang penuh ‘berkat’ dan berkah. ‘Berkat’ bermakna bisnis kita menghasilkan profit yang terus tumbuh dan sinambung. Berkah adalah keridloan Allah Swt, Dzat Pemberi Rizki, yang diraih ketika seluruh amal bisnis kita berjalan sesuai dengan syariah-Nya. Karena itu, setidaknya ada tiga hal yang dikokohkan dan diingatkan Ramadhan pada kita :

(1) Ramadhan Mengokohkan Orientasi Akhirat Pada Bisnis Kita.

Allah Swt berfirman kepada malaikat yang diserahi urusan rezeki bani Adam: “Hamba manapun yang kalian dapati cita-citanya hanya satu, yaitu semata-mata untuk kehidupan akhirat, jaminlah rezekinya di langit dan di bumi; dan hamba manapun yang kalian dapati mencari rezekinya dengan jujur karena berhati-hati dalam mencari keadilan, berilah ia rezeki yang baik dan mudahkanlah ia; dan jika ia telah melampaui batas kepada selain itu, biarkanlah ia sendiri mengusahakan apa yang dikehendakinya. Kemudian dia tidak akan mencapai lebih dari apa yang Aku tetapkan untuknya.” (HR Abu Na’im dari Abu Hurairah ra).

Hadits ini merupakan janji Allah kepada orang-orang yang selalu berorientasi akhirat dalam setiap perbuatannya. Allah akan memberikan rezeki dan memudahkan urusan mereka.


(2) Ramadhan Mengingatkan Kita Bahwa Hanya Nafkah yang Halal Lagi Baik yang Membawa Keberkahan dan Nikmat Hidup.

Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Wahai manusia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima sesuatu kecuali yang baik (thoyyib) dan sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukmin sebagaimana halnya Ia memerintah para Rasul. Kemudian, Ia berfirman, ” Wahai para Rasul, makanlah dari rejeki yang baik-baik, dan berbuat baiklah kalian. Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang engkau ketahui.” Selanjutnya Beliau bercerita tentang seorang laki-laki yang berada dalam perjalanan yang sangat panjang, hingga pakaiannya lusuh dan berdebu. Laki-laki itu lantas menengadahkan dua tangannya ke atas langit dan berdoa, “Ya Tuhanku, Ya Tuhanku..”, sementara itu makanan yang dimakannya adalah haram, minuman yang diminumnya adalah haram, dan pakaian yang dikenakannya adalah haram; dan ia diberi makanan dengan makanan-makanan yang haram. Lantas, bagaimana mungkin doanya dikabulkan?” (HR Muslim).

Al Qadliy berkata, “hadits ini merupakan salah satu pilar agama Islam dan tonggak dari hukum-hukum Islam. Ada 40 hadits yang menjadi bagian tak terpisahkan dari hadits ini. Di dalam hadits ini ada perintah kepada kaum Muslim untuk berinfak dengan rejeki yang halal serta larangan untuk berinfak dengan rezeki yang haram. Hadits ini juga menerangkan bahwa minuman, makanan, pakaian dll harus halal dan terjauh dari syubhat; dan siapa saja yang berdoa hendaknya ia memenuhi syarat-syarat tersebut dan menjauhi minuman, makanan dan pakaian yang haram.” (Imam Nawawiy, Syarah Sahih Muslim, hadits no 1686). Nah!


(3) Ramadhan Mengingatkan Kita bahwa Bisnis yang Halal dan Thoyyib Memuliakan Kita di Dunia dan Akhirat.

“Sesungguhnya, dunia itu diperuntukkan bagi empat orang : Pertama, seorang hamba yang diberi harta dan ilmu oleh Allah Swt dan menghubungkan silaturrahim dan ia mengetahui bahwa ada hak Allah di dalam hartanya. Ini adalah seutama-utama kedudukan. Kedua, seorang hamba yang diberi ilmu oleh Allah namun tidak diberi harta, kemudian ia berniat seraya berkata, ‘Seandainya aku punya harta, sungguh aku akan beramal sebagaimana si fulan (yang kaya).’ Dengan niatnya itu, maka pahala keduanya adalah sama. Ketiga, seorang hamba yang tidak diberi ilmu, namun hanya diberi harta oleh Allah. Lalu, ia membelanjakan hartanya tanpa dengan pengetahuan dan tidak dijadikan sebagai wasilah untuk bertakwa kepada Allah Swt dan menyambung silaturrahim, dan ia juga tidak tahu bahwa di dalamnya ada hak Allah Swt, maka ini adalah serendah-rendahnya kedudukan. Keempat, seorang hamba yang tidak diberi harta dan ilmu oleh Allah Swt dan ia berkata, ‘Seandainya saya memiliki harta, maka saya akan beramal sebagaimana si fulan (yang ketiga) tersebut’, maka dosa keduanya adalah sama. (HR Turmudziy)


Makin jelas bagi pengusaha yang ingin meraih ‘berkat’ dan berkah bahwa Islam telah memotivasi umatnya untuk bekerja – tentu saja termasuk berbisnis – dengan serius, dengan tetap memperhatikan dan melaksanakan ketentuan syariat Allah Swt dan kaidah sebab akibat atas segala usahanya. Halal dan baik lakukan, haram lagi laknat tinggalkan. Allah pun akan membalasnya dengan ‘reward’ kemudahan rezeki dan kemudahan urusan bisnis kita. Subhanallahu.
Ramadhan bulan penuh berkah dan ampunan, semoga menjadikan kita insan Allah yang selalu berpikir, bersikap dan beramal kehidupan – termasuk dalam amal bisnis kita – dengan dipenuhi ‘berkat’ dan keberkahan. Bisnis yang akan memuliakan kita di dunia dan akhirat. Insya Allah.