VIVAnews - Hingga awal tahun ini, rencana pembangunan proyek jembatan Selat Sunda belum menunjukkan kemajuan yang menggembirakan.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan, saat ini rencana pembangunan jembatan tersebut masih dalam proses studi kelayakan (feasibility study).
"Progress-nya masih seperti ini (belum ada kemajuan)," kata Hermanto ketika dihubungi VIVAnews di Jakarta, Selasa 19 Januari 2010.
Menurut dia, pemerintah melalui keputusan presiden (Keppres) tahun 2009 telah membentuk tim nasional guna menyiapkan master plan pembangunan jembatan yang akan menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera tersebut.
Terkait nilai investasi, dia menambahkan, hingga saat ini belum ada perubahan dari rencana semula sekitar Rp 100 triliun.
Jembatan Selat Sunda adalah salah satu mega proyek pembangunan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dan Sumatera.
Proyek tersebut dicetuskan pada 1960 dan saat ini merupakan bagian dari proyek Asian Highway Network (Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway).
Dana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) direncanakan berasal dari pembiayaan konsorsium sekitar US$ 10 miliar atau Rp 100 triliun. Konsorsium akan dipimpin oleh PT Bangungraha Sejahtera Mulia (BSM).
Panjang Jembatan Selat Sunda keseluruhan diperkirakan 31 kilometer dengan lebar 60 meter. Masing-masing sisi mempunyai tiga lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api. Ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air.
Soft launching Jembatan Selat Sunda telah dilakukan pada 2007 dan akan dimulai pembangunannya pada 2010. Jembatan ini diperkirakan dapat mulai dioperasikan pada 2025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar