Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Jumat, 25 September 2009

PEREMPUAN MAHKOTA KEHIDUPAN

Beruntunglah bagi umat manusia yang mengaku beragama Islam, karena semua kehidupannya sudah diatur dalam sebuah pedoman yang abadi, yaitu Al-Qur’an dan al Hadits. Bahkan bagi kaum hawa diberikan tempat yang sangat mulia dan dimuliakan dalam posisi penuh makna. Bagaikan mahkota kehidupan sebagai simbul keluhuran bhudi dan ketangguhan dalam mengarungi hidup dan kehidupan. Namun kelembutan dan keindahan perempuan jangan berbalik jadi kenistaan dan kesedihan yang tak berujung pangkal karena hanya dijadikan alat pemuas lawan jenisnya.
Mengapa pernyataan itu perlu diwaspadai!
Karena diakui ataupun tidak masih banyak kaum hawa yang berkeliaran ditengah remang-remang kehidupan malam. Bahkan di daerah perbatasan dengan Negara tetangga ada suatu komplek yang tak lajim untuk diceritakan. Maka penulis menawarkan sebuah alternative tentang Kerjasama Bina Keluarga Balita yang dimotori dan diprakarsai oleh kaum hawa. Mengapa harus kaum hawa! Bukankah saat ini sedang dikembangkan PUG dan kemitra sejajaran antara laki-laki dan perempuan. Justru perempuan muslimah yang benar, jujur dan suka bertobat akan terhindar dari keburukan dan gangguan. Maka di dalam buku Aidh Bin Abdullah Al Qorni (2004: 105) ” Jadilah anda seorang wanita yang tinggi kedudukannya, jauh dari semua urusan yang rendah, dan terpelihara dari segala sesuat yang memperdaya norma rasa malu. Bicara Anda berdzikir, Penalaran Anda adalah mengambil pelajaran dan diam Anda adalah berpikir”.
Diakui ataupun tidak, disadari ataupun tidak bahwa kiprah dan pengabdian perempuan sangat kompleks dan dinamis. Makanya harus dibekali dengan konsep diri yang sehat supaya berimplikasi pada anak balitanya menjadi generasi yang tidak rentan menghadapi situasi global yang semakin menggelinding. Walaupun disadari sepenuhnya bahwa manusia tidak diberikan kemampuan untuk menghadapi dua masalah bersamaan. Tapi dengan kesabarannya dan ketulusan hatinya perempuan lebih tahan mengahadapi konflik. Jadi tidak berlebihan bila penulis berpendapat bahwa perempuan merupakan mahkota kehidupan apabila diberi peluang yang wajar menjadi Istri yang baik dan Ibu yang telaten mengurus anak keturunannya.
Namun terkadang Allah memberi nikmat kepada suatu kaum sesudah cobaan yang besar dan menguji kaum lainnya sesudah memberi nikmat. Jadi janganlah sekali-kali berlebihan menyikapi setiap persoalan. Jangan merasa berkecukupan dengan ilmu yang telah dimiliki. Jangan merasa paling soleh dalam memaknai hidup ini. Dan kendaklah berperilaku hati-hati. Kata Nabi kenali orang, jangan ingin terkenal. Karena bila sudah merasa terkenal bisa menimbulkan fitnah, ria, dan sombong.
Perempuan yang bersahaja bisa mengumpulkan berbagai kharisma dan aura keibuan yang mampu membimbing anak balitanya. Perempuan yang baik tidak hanya ingin memuaskan untuk diri sendiri. Tetapi Harus seperti pengembala mampu mengelus ternak dengan penuh kecintaan. Dalam terik mata hari gembalaannya dibawa pada suatu lebah yang banyak air, mampu melindungi dari sergapan binatang buas. Perempuan muslimah harus mampu memberi kail pada anak remajanya. Tunjukan sungai yang ber air dan banyak ikannya. Harus merasa sakit ketika anak sakit, ketika banyak nyamuk rela untuk melindunginya dengan dekapan dan kehangatan.
Disaat menemui kerikil rumah tangga yang menghujam perasaan dan menembus ke ulu hati jangan mengambil keputusan untuk meminta bercerai dalam keadaan sedang tidak stabil emosi. Disaat mengingatkan pasangan hidupnya (menasihati) tidak disertai rasa dendam. Tidak disertati marah-marah. tidak sambil menyakiti perasaan teman hidup. Memang berat tugas dan peran perempuan dalam ketahanan keluarga. Perempuan muslimah selain harus menjalankan delapan fungsi keluarga juga harus mampu melatih logika, iman, hati, amal, dan taqwa.. Supaya menjadi bentuk kelompok muchlisin yang tahu Cara meminij konflik bhatin. Bisa memainkan organisasi rumah tangga sebagai suatu lahan ibadah. Niatkan dalam diri bahwa setiap gerak dan langkah kita memberi manfaat pada diri sendiri, keluarga dan tetangga. Teknologi ditangan anda jangan mengundang kecemburuan dan kecurigaan pasangan anda. Operasionalkan visi dan misi
kehidupan rumah tangga anda. Hukum perkawinan akan memberikan kesejukan dan ketenangan bila berlindung pada Allah SWT. (lihat contoh)
Diakui ataupun tidak bahwa perempuan itu soko ketahanan keluarga. Jika ketahanan keluarga terpancar dari setiap pasangan usia subur dan terpatri dalam keluarga lansia, maka Negara bisa maju karena Masyarakatnya merasa bahagia dan sejahtera. Jadi jelaslah bahwa bina keluarga balita yang dilaksanakan secara bersama-sama antara PKK, Kader, PLKB, yang ditunjang oleh Puskesmas dalam bentuk pembinaan di Posyandu, akan mendorong lahirnya sumber daya manusia yang berkualitas dimasa mendatang. Disisi lain perempuan harus mempunyai semangat zaman. Karena zaman punya nuanasa dan karakteristik berbeda. Jadi harus tahu kapan menggunakan keterampilan bina keluarga balita, kapan harus memahami bina keluarga remaja, kapan harus mengetahui dan berkemampuan menjadi pasangan usia subur yang harmonis. Dan mempunyai sikap sabar serta nerimo mempunyai keluarga lansia.
Mengharap jadi keluarga sakinah mawadah dan warohmah merupakan impian semua insan manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah SWT. Dan yakin hanya Allah yang akan melindungi mahluknya dari berbagi gangguan dan bencana. Namun salah satu upaya menuju kunci sukses perempuan menjadi mahkota kehidupan, diantranya:
1. Harus punya karakter pada prinsip kebenaran, dan kejujuran.
2. Atasi sesuatu masalah sesuai dengan sumber penyebab. Misalnya masalah ekonomi tidak hanya dengan tausiah tetapi kasih nasi dulu baru tausiah. Masalah budaya, hobi, keamanan berumah tangga, pelajari timbulnya masalah. Jangan ambil keputusan bila masalah belum jelas. Jangan cepat ambil keputusan ketika dipengaruhi oleh emosi ( orang marah akan kehilangan kemampuan kritis, sistimatis, strategis) kemampuan mengendalikan diri bagi seorang perempuan sebagai modal yang ampuh dalam ketahanan keluarga. Marah akan memunculkan kebodohan.
3. Tidak boleh berdusta kepada siapapun.
4. Tidak boleh lakukan dosa
5. Hindari perbuatan dan kebiasaan yang tidak disenangi oleh pasangan hidup.
6. Jangan jauh pada Allah SWT.
Pada intinya perempuan bersama pasangannya jika ingin berhasil Jangan berbohong, pelihara suasana tenang, harus Istikomah, jangan menantang yang dilatar belakangi emosi yang berlebihan. Kebaikan datang dari hati, Kebaikan lanjutan dari terima kasih, Kebaikan dinyatakan dengan kebaikan, Kebaikan dilakukan mulai dari hal-hal kecil untuk orang lain, Kebaikan mempunyai efek pada bahtera kehidupan.
Jadikanlah kegiatan bina keluarga balita sebagi hiburan untuk Memperhatikan potensi anak sejak dini. Dengan harapan dikemudian hari anak akan siap bertanggung jawab menjadi suatu model kebenaran dan bijak dalam berbagi nilai. Kenapa bina keluarga balita harus dikawal dalam melakukan proses tumbuh kembang anak? Karena mulai berjalannya proses pembelajaran pertama bukan disekolah. Tetapi dalam lingkungan keluarga. Jadi keluarga balita mempunyai posisi strategis. Dan yang paling dekat dengan anak balita sudah bisa dipastikan adalah perempuan. Maka jadi satu jawaban bahwa Pemberdayaan perempuan akan lebih tepat jika diprioritaskan pada pembinaan keluarga balita. Dan bisa diperkirakan sebagai posisi kunci untuk meningkatkan mutu dan relevasi proses pendidikan anak usia dini.
Sedangkan kebijakan strategis yang disusun dalam rangka memperluas pemerataan dan akses pendidikan, di dalam-nya memperluas akses bagi anak usia 0-6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan, untuk memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai petensi yang dimiliki. Makanya wajar bila keluarga balita dibina supaya memiliki kesiapan dalam mengikuti pendidikan di SD/MI. Apabila keluarga balita dibina secara terintegrasi antara Bidang Pemberdayaan Perempuan dengan Bidang Pemberdayaan Keluarga Sejahtera, maka perluasan akses PAUD yang merupakan kebijakan untuk mendorong terselenggaranya pelayanan pendidikan bagi anak-anak usia 0-6 tahun bisa berdaya, bermutu menjadi sebuah model yang integral.
Lantas siapa yang mampu mengintegrasikan antara program PAUD dengan Bina Keluarga Balita? Ya jelas untuk saat ini adalah perempuan. Karena yang paling dekat dengan balita adalah perempuan. Misalnya yang mengantar anak masuk TK, RA, adalah perempuan. Bahkan dari pengalaman sehriannya perempuan itu mampu mengintergrasikan berbagai bumbu masak menjadi sebuah hidangan makanan yang enak untuk disantap. Bagitupula dalam dinamika keluarga bahwa perempauan yang memberikan andil besar terhadap keserasian hubungan antara ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainnya.
Bila perempuan tidak mampu mengintergrasikan berbagai karakter yang terjadi di sebuah rumah tangga. Jangan diharap ada nuansa yang menyejukan dan mampu membuka kunci kesuksesan.. Diakui ataupun tidak bahwa beberapa tokoh besar yang bisa mendunia merupakan suatu bukti keberhasilan sosok wanita menjadi pendamping, pengayom, penasihat dan pemberi motivasi untuk menggerakan faktor intrinksik. Bila perempuan tidak mampu menjadi mahkota kehidupan jangan harap suatu ketahan keluarga bisa terbukti. Jangan harap negara ini bisa maju bila perempuan tidak mampu melaksanakan bina kelurga balita yang terintegrasi secara paripurna.

Tidak ada komentar: