Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Jumat, 24 April 2009

KIPRAH GURU-GURU KU YANG LALU DAN SEKARANG

Bagi umat Islam memahami betul bahwa dalam sebuah hadist Rosululloh SAW dikatakan bahwa barang siapa yang ingin berhasil di dunia harus dengan ilmu,barang siapa yang ingin berhasil di akhirat harus dengan ilmu dan yang ingin berhasil dunia akhirat harus dengan ilmu . Sedangkan syarat untuk mencari ilmu antara lain harus pada waktunya, mempunyai guru, cukup biaya, sungguhsungguh. Dengan demikian kiprah seorang guru menjadi sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, memajukan kesejahtraan umum seperti yang telah dibuktikan oleh Kihajar Dewantoro. Menurut perkembangannya istilah dan definisi guru terus berkembang sesuai dengan
tuntutan dan kemajuan jaman. Namun dipandangan umum bila mendengan isitilah guru akan terinfirasi untuk membayangkan sosok yang ideal sebagai seorang intelektual yang ada ditengah-tengah masyarakat di seluruh penjuru tanah air dengan profesi sebagai pendidik yang selalu ada di depan kelas. Situasi di tahun 60 an sosok seorang guru sangat disegani dan diandalkan dalam penomena sosial, dianggap satu-satunya kaum intelektual yang selalu diandalkan serta menjadi rujukan dalam kegiatan kemasyarakatan, bahkan apabila ada suatu program pemerintah yang menembus ke pelosok pedesaan selalu mengandalkan tenaga guru, seperti halnya sensus penduduk, pelaksanaan
pemilihan umum, bahkan dalam hal meminang ataupun acara serah terima penganten selalu meminta bantuan guru. KIPRAH GURU
Secara evolusi ternyata kepiawaian guru di alam globalisasi yang dianalohkan
dengan kemajuan jaman serta perkembangan pesatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi inform asi yang semakin deras ternyata terjadi degradasi pemberian
penghargaan terhadap guru, bahkan ruang gerak serta inprovisasi guru semakin
dibatasi. Yang sangat memprihatinkan berkembang hembusan untuk
menggembos kredibilitias guru melalui cara propokasi pembentukan opini yang
merugikan profesi dan keluarga guru.
Opini yang berkembang di tengah-tengah masyarakat selalu dihembuskan bahwa
pendidikan mahal adalah ulah dari guru yang menjual buku di sekolah, ulah guru
untuk melakukan kegiatan eksta kulikuler, bahkan guru yang berisiatif untuk
menambah jam pelajaran diluar jadwal dianggap sebagai perbuatan mengadaada.
Sampai-sampai ada media yang berani melansir tulisan tentang pelarangan
guru melakukan kegiatan les di sekolah.
Anehnya banyak kaum intelektual dewasa ini terpropokasi dan lupa akan jasa
guru, sehingga disana sini seolah-olah guru dikecam, sampai-sampai kesalahan
yang sekecil-kecilnya pun di blow up untuk mendiskriditkan guru . jadi profesi
guru yang sangat mulia ini menjadi kurang diminati oleh generasi muda,
termasuk para pelajar jarang yang berminat menjadi guru. Hal itu seperti yang
diamati oleh reporter berita kota bahwa disaat mendampingi Walikota Sukabumi
H. Mokh Muslikh Abdusyukur, SH, Msi. berkunjung ke sekolah-sekolah.
Yaitu disela-sela kunjungannya ke sekolah, Walikota Sukabumi H. Mokh Muslikh
Abdsusyukur, SH, Msi. selalu masuk ke ruangan kelas, kemudia bertanya kepada
siswa siapa yang berminat menjadi guru coba angkat tangan . Dari setiap
ruangan yang dikunjungi Walikota, Paling banyak yang berminat untuk menjadi
guru 2 orang, bahkan seseringnya tidak ada yang berminat menjadi guru.
Disaat itu pula Walikota Sukabumi bertanya kepad para siswa berapa anda
diberi uang jajan oleh orang tua kalian . Untuk di tingkat SD yang ada di
pinggiran minimal bekal jajannya Rp 1.000 dan SD di tengah perkotaan ada yang
Rp 2.000 dan ada yang Rp 3.000, sedangkan untuk SMP diberi bekal jajan oleh
orang tuanya Rp 4.000 s.d Rp 5.000. Adapun untuk siswa SMU mereka
mengatakan normalnya Rp 5.000 setiap hari bahkan ada yang sampai Rp 15.000
setiap hari.
Anehnya tatkala guru berinisiatif untuk membantu murid menyediakan LKS yang
harganya Rp 5.000 untuk satu smester, ributnya dikalangan orang tua siswa
setengah mati. Yang aneh bila sekolah menyediakan/menjual buku di sekolah
menjadi ribut dan ada yang mengatas namakan masyarakat protes kesana
kemari, bahkan sampai unjuk rasa, tetapi bila di sekolah menjual baso tidak
ribut.
Mungkinkah ada pemahaman yang keliru dari masyarakat bahwa nilai
semangkuk baso lebih berharga dan lebih bermanfaat bagi siswa dibandingkan
dengan sebuah buku untuk menunjang proses belajar mengajar, atau ada alasan
lain sehingga guru dilarang untuk menyelenggarakan les tambahan jam belajar
diluar jadwal baku. Namun bila dilihat secara cermat, mengapa bila anaknya
masuk ke bimbingan belajar swasta yang pembayarannya lebih besar, tidak ada
protes dari orang tua siswa.
Jadi sampai kapan bangsa Indonesia akan cerdas bila persoalan buku yang
disediakan disekolah dilarang untuk dibeli oleh siswa, sedangkan perkembangan
dan kemajuan dunia sudah bergeser setiap detik bahkan setiap sekon. Bisa kita
lihat bagaimana perkembangan bentuk dan jenis elektornik ataupun kendaraan
membanjiri pasar indonesia, sedangkan di dalam negeri buku bacaan sebagai
sumber pembelajaran tidak boleh berubah. Sampai kapan bangsa Indonesia
akan mengimbangi kemajuan dunia luar, karena perkembangan microsof saja
dari setiap generasi semakin cepat berubah, termasuk produk komputer dari
bulan ke bulan semakin cepat berubah.
Kapan generasi muda kita akan menikmati kemajuan dunia bila gurunya saja
terus direcoki dengan persoalan yang kecil dan tidak prinsip, berikanlah
kebebasan bagi guru dalam berkiprah mengembangkan kreativitas, doronglah
guru yang menghasilkan sesuatu metode baru untuk memperlancar proses
belajar mengajar, doronglah guru untuk berkreasi mengembangkan penelitian
metode pembelajaran dialam global yang didukung dengan referensi yang
bersumber dari buku. Hargailah guru yang mampu menyempurnakan kurikulum
yang sesuai dengan kemajuan iptek.
Karena guru itu merupakan manusia biasa yang mungkin saja ada kesalahan
dalam berkiprah atau dalam kehidupan keluarganya bahkan dalam kehidupan
bermasyarakat janganlah dibesar-besarkan mana kala guru salah tapi
ingatkanlah dengan cara yang santun, agar membawa hikmah sehingga jadi
petunjuk demi perbaikan dimasa mendatang.
Insya Allah orang yang berjiwa guru, yang berprofesi sebagai guru akan arif
menyikapi setiap persoalan, apalagi bila guru di ingatkan secara santun akan
hormat dan berjiwa besar untuk memperbaiki kekurangannya. Namun bila
ketenangan dan kenyamanan guru terusik siapa yang akan sanggup melanjutkan
perjuangan guru dalam mendidik generasi muda di masa datang.
Lindungilah guru, hormatilah guru, maafkanlah guru, teruskanlah wahai guru
untuk berkiprah demi masa depan anak bangsa Indonesia yang tercinta ini.
This document was created with Win2PDF available at http://www.win2pdf.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

1 komentar:

BSet mengatakan...

Ti SMEA Sukabumi mah kenal pa Hamapi atuh?