---------------> IMAH PANGANCIKAN RAGA, BASA PANGANCIKAN RASA, SUNDA PENGANCIKAN KULA<----------------- SUKABUMI : Jalan Pelabuhan Gang Sejahtera IV No. 44 CIPOHO-SUKABUMI 43142 PROPINSI JAWA BARAT, (ALAMAT SEKARANG DI BENGKULU : Jalan Batang Hari VI NO. 8 KUALA ALAM - PADANG HARAPAN - KOTA BENGKULU - PROVINSI BENGKULU
ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
WILUJENG SUMPING
Senin, 31 Agustus 2009
Puluhan wisman kunjungi Masjid Raya selama Ramadhan
MEDAN - Puluhan wisatawan mancanegara (wisman) mengunjungi Masjid Raya Al Mashun Medan selama Ramadan 1430 Hijriah.
"Biasanya hanya tiga atau lima wisman yang datang setiap hari, tetapi selama Ramadan meningkat hingga puluhan orang asing setiap hari," kata Sekretaris Pengurus Masjid Raya Al Mashun Medan, M Ridwan, di Medan, sore ini.
Wisman yang datang itu berasal dari Amerika, Australia, Belanda, Kanada, Italia, Inggris, Malaysia, Brunei Darussalam, Uzbekistan, Jerman, Spanyol dan Slovenia.
Dari data pengurus Masjid Raya, tercatat tanggal 22 Agustus 2009 hingga kini jumlah wisman yang datang berjumlah mencapai 50 orang dan akan terus bertambah saat menjelang Lebaran nanti.
Wisatawan asing itu umumnya melihat bentuk bangunan Masjid Raya yang dibangun pada tahun 1906 itu, kemudian mereka juga berziarah ke makam Sultan Deli.
Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini memang bukan sekadar bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini.
Masjid ini dirancang seluas 18.000 meter persegi yang dapat menampung sekitar 1.500 orang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad ke-18.
Masjid Raya adalah peninggalan dari Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alam, penguasa ke-9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873 - 1924.
"Mereka senang melihat banyaknya masyarakat yang berkunjung ke masjid ini, karena hal serupa tidak ada di negaranya, karena itu Masjid Raya masuk dalam agenda kunjungan wisata internasional," katanya.
Pada bulan Ramadan seperti saat ini, suasana di Masjid menjadi jauh lebih semarak dibanding hari-hari biasa. Kegiatan ibadah tidak hanya berlangsung siang hari, melainkan juga malam hari hingga menjelang waktu sahur.
Waktu siang diisi dengan kegiatan muzakarah, diskusi tentang hukum sya'ri Islam, ceramah Ramadan, dan berbagai kegiatan pengkajian Islam lainnya.
Untuk menghidupkan suasana di kompleks masjid, pengurus juga menyiapkan makanan bukaan bubur pedas khusus bagi anak-anak yatim, gelandangan, dan kaum musafir yang jauh dari rumahnya saat berbuka puasa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar