Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Minggu, 29 Agustus 2010

Guru Profesi Bergengsi

Secara profesional, sesungguhnya guru adalah profesi paling bergengsi di negeri ini. Sebab, tidak akan lahir generasi cerdas pembaharu bangsa tanpa keberadaan dan pengabdian guru.

Hal itu ditegaskan Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Syawal Gultom pada acara Pembekalan Awal Mahasiswa Baru (PAMB) Unimed, Minggu (8/5) kemarin.

“Dijadikannya guru sebagai profesi bergengsi tak terlepas dari adanya semangat yang dimiliki seorang pendidik untuk menghasilkan generasi-generasi cerdas dan terampil mengelola segala sesuatu hingga tercipta inovasi-inovasi baru dalam kehidupan,” katanya.

Lebih lanjut Rektor mengatakan, di negara maju seperti Amerika, selain guru, profesi bergengsi lainnya adalah pemadam kebakaran dan pengacara. “Ini sebagai bukti bahwa di Amerika, untuk menetapkan suatu profesi itu bergengsi, bukan semata-mata dinilai dari materi yang dihasilkan. Tapi lebih kepada semangat yang melekat pada profesi tersebut. Bagaimana seorang guru dengan spirit yang ada akan terus berusaha dengan maksimal dalam mengajar demi menghasilkan insan-insan yang cerdas,” jelasnya.

Begitu juga dengan profesi pemadam kebakaran. Di sana tertanam semangat bagaimana dia harus berusaha sekuat tenaga menyelamatkan orang-orang yang terancam nyawanya akibat peristiwa itu. Hal yang sama berlaku di Malaysia, yang telah menetapkan profesi tenaga pendidik sebagai profesi paling bergengsi dan mulia dibanding profesi-profesi lain.

“Di Malaysia, kalau ada seorang guru dalam dua tahun tidak mengganti mobilnya, maka akan menjadi pertanyaan bagi orang lain. Karena gaji guru di Malaysia merupakan gaji yang cukup tinggi dibandingkan dengan gaji profesi lain,” ungkap Syawal.

Rektor juga mengatakan, kemampuan intelektual (hard skill) tidak menjamin seseorang sukses dalam hidupnya. “Sebab tingkat intelektualitas hanya mendukung 20 persen dari pencapaian prestasi dan keberhasilan seseorang. Sementara 80 persennya, keberhasilan seseorang ditentukan kemampuan kepribadian (soft skill) seperti manajemen waktu, kepemimpinan, daya juang, disiplin dan kepercayaan diri,” ujarnya.

Tidak ada komentar: