Melatih Anak Usia Dini Berpuasa (2)
07:15, 10/08/2010
Lalu, bagaimana cara kita melatih anak usia dini untuk berpuasa? Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam melatih anak usia dini berpuasa, yang disesuaikan dengan periodenya seperti yang disebut di atas:
1. Masa tahun-tahun dasar; bayi dan kanak-kanak (0-2 tahun). Disebut sebagai masa ketergantungan terhadap orangtua. Anak-anak kecil memperoleh tingkah lakunya hampir seluruhnya melalui pola peniruan. Walaupun mereka tidak mengerti arti perbuatan tersebut, mereka meniru apa yang dilihatnya dan belajar menentukan pola hidupnya untuk yang baik atau yang buruk.
2. Masa Peniruan dan penemuan; pra sekolah (2-3 tahun). Oleh karena ingatan anak-anak belum dapat diandalkan dan perbendaharaan katanya terbatas maka konsep harus diajarkan secara berulang-ulang dengan berbagai cara. Anak balita senang pengalaman ini. Mereka akan meniru orangtuanya, gurunya, kakaknya dan lainnya.
Berkaitan dengan tujuan kita, ada sejumlah trik yang dapat diterapkan:
• dalam melatih anak-anak berpuasa maka kita (orangtua) dapat mengingatkan anak-anak bahwa Bulan Ramadhan segera tiba. Ajak anak untuk mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan untuk beribadah, seperti sajadah, mukena, sarung, Al-quran, tasbih dll. Semua ini tidak harus baru, yang penting bersih dan suci.
• Perlu diingat, orangtua diharapkan mampu menjaga baik sikap maupun tingkah laku mereka di depan anak-anak mereka. Jangan suka berkata-kata kasar dan berbuat hal-hal yang membatalkan puasa. INGAT! Semua perilaku kita bisa ditiru oleh anak-anak. Percuma saja kan si anak sudah beribadah puasa dan semuanya hancur gara-gara perilaku orangtua?.
• Selain itu, orangtua bersama dengan anak-anak mencoba membuat suasana rumah yang menyenangkan ketika Bulan Ramadhan tiba. Misalnya, menghiasi atau mendekor rumah dengan aneka hiasan dinding atau gantung di kamar anak, seperti bentuk mesjid, bulan sabit, dan bintang.
• Saat sahur, buatlah makanan yang disukai anak, sehingga mereka akan menjadi bersemangat.
• Atau sesekali ajaklah anak mengantarkan makanan ke tetangga atau ke masjid sebelum berbuka puasa. Kegiatan yang menyenangkan akan membuat anak-anak semakin menyenangi Ramadhan.
3. Masa pengalaman-pengalaman baru; awal masa kanak-kanak (4-5 tahun).
Seorang anak dapat belajar mencintai Tuhannya sebagaimana ia belajar mencintai orang-orang dalam rumahnya. Begitu juga dengan belajar menyenangi puasa. Anak-anak belajar berpuasa berdasarkan contoh dari orangtua dan keluarganya. Jika kedua orangtua dan seluruh anggota keluarganya berpuasa, sang anak tentu juga akan terdorong untuk ikut berpuasa.
• Jika anak belum mampu berpuasa sebulan penuh, ajarkan dia untuk berpuasa setengah hari. Dalam Islam hal ini dibolehkan. Allah SWT. menyukai sikap tadarruj (bertahap). Kalau sudah mampu, pasti anak akan berpuasa satu hari penuh. Selain itu, kita bisa membuatkan agenda kegiatan untuk anak saat bulan Ramadhan. Tapi jangan lupa untuk melibatkan anak dalam penyusunan rencana itu. Tanyailah anak-anak sebelum Anda membuat keputusan.
• Bisa juga orangtua mengajak anak untuk mengumpulkan baju-baju dan mainan yang sudah tidak dipakai lagi untuk disumbangkan ke anak-anak yatim piatu. Hal kecil seperti ini akan melekat di benak anak.
4. Masa dunia yang bertambah luas; pertengahan masa anak (6-8 tahun)
Kemampuan anak untuk mengenal Tuhannya bertambah ketika dunia lingkungannya bertambah luas dan pengalamannya juga bertambah banyak. Anak memperoleh manfaat jika ia beribadah sesuai dengan tingkat pengertiannya sendiri.
• Pada periode ini, orangtua bisa mengajari anak mencapai target pada setiap ilmu yang mereka dapat dan mendiskusikan hasil belajar mereka dengan Ibu. Misalnya, pada hari pertama bulan Ramadhan anak tahu kalau shalat berjamaah di masjid akan banyak mendapat pahala. Pada hari kedua, anak mendapat ilmu baru lainnya, begitu juga di hari-hari selanjutnya. Jad, ilmu anak akan terus bertambah. Pada hari terakhir puasa, ajak anak mengevaluasi ibadah puasanya. Berapa kali batal puasa, apakah shalat tarawihnya lengkap? Lalu bagaimana dengan membaca Al-qurannya?
• Berikan motivasi kepada anak agar bulan Ramadhan tahun depan bisa lebih baik lagi.
• Terakhir, pada minggu-minggu menjelang lebaran, ajak anak membuat kue dan mempersiapkan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Semua kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik jika dibarengi dengan niat yang tulus ikhlas dari orangtua. Tentunya segala sesuatu memerlukan proses dan tidak bisa instan atau sekali jadi. Karena itu, marilah kita sama-sama belajar agar apa yang menjadi tujuan kita dapat tercapai dengan baik. (habis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar