Tanggal 30 September, sekitar jam 17:16 bumi Minang dan sekitarnya diguncang, setelah sebelumnya tanggal 2 September sekitar jam 14:52 bumi Parahiangan diluluh lantakan oleh gempa bumi.
Sesungguhnya jika kita mau menundukkan hati kita, kembali kepada Allah dan kebenaran yang telah diturunkannya melalui Al Qur'an terdapat catatan yang sangat jelas sebagai pesan yang mengingatkan kita semua. Silakan Sahabat Istiqomah membuka Al Qur'an Surat Al Isra (Surat nomor 17 ayat 16) :
"Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya." (QS 17 : 16)
Gempa besar di Sumatera adalah peringatan kedua yang diberikan Allah yang maha pengasih kepada kita semua, setelah peringatan pertama guncangan bumi Pasundan tidak cukup membuat kita mau kembali kepada Allah dan kebenaran yang telah diturunkanNya untuk menuntun manusia kepada kebahagiaan hidup.
Gempa di Jawa Barat terjadi pertengahan bulan Ramadhan tepatnya tanggal 2 September jam sekitar jam 14:52, kalau kita buka Al Qur'an Surat Ibrahim (14) ayat 52 adalah :
"(Al Qur'an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran."(QS 14 : 52)
Peringatan pertama Allah hanya mengingatkan bahwa Al Qur'an adalah tuntunan hidup yang sempurna untuk manusia, yang setiap Ramadhan diperingati hari turunnya (Nuzulul Qur'an), dilombakan tilawahnya, ditadaruskan isinya namun sadar atau tidak kita lebih banyak meninggalkannya dalam beramal di dunia ini. Kita ikuti perintah dan ajaran Al Qur'an yang sesuai dengan selera atau nafsu kita dan kita tinggalkan perintah dan ajaran Al Qur'an yang tidak sesuai dengan selera dan nafsu kita.
Padahal Allah telah mengingatkan dalam Surat Al Baqarah ayat 85 : "... Apakah kamu beriman kepada sebahagian Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."(QS 2: 85)
Sahabat Istiqomah, saya mengajak sahabat semua juga untuk merenungkan peringatan Allah dalam Surat Al Anfal berikut :
"Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (Qs. 8: 25).
Beberapa hadits berikut juga dapat menjadi bahan renungan kita :
1. Tiada seorang hamba ditimpa musibah baik di atasnya maupun di bawahnya melainkan sebagai akibat dosanya. Sebenarnya Allah telah memaafkan banyak dosa-dosanya. Lalu Rasulullah membacakan ayat 30 dari surat Asy Syuura yang berbunyi : "Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Mashabih Assunnah)
2. Apabila kamu menyaksikan pemberian Allah dari materi dunia atas perbuatan dosa menurut kehendakNya, maka sesungguhnya itu adalah uluran waktu dan penangguhan tempo belaka. Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah Swt dalam surat Al An'am ayat 44 : "Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka terdiam berputus asa." (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
3. Bagaimana kamu apabila dilanda lima perkara? Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung kepada Allah agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya. (1) Jika perbuatan mesum dalam suatu kaum sudah dilakukan terang-terangan maka akan timbul wabah dan penyakit-penyakit yang belum pernah menimpa orang-orang terdahulu. (2) Jika suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena binatang-binatang ternak tentu hujan tidak akan diturunkan sama sekali. (3) Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan maka Allah akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan kezaliman penguasa. (4) Jika penguasa-penguasa mereka melaksanakan hukum yang bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh-musuh mereka untuk memerintah dan merampas harta kekayaan mereka. (5) Jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah dan sunah Nabi maka Allah menjadikan permusuhan di antara mereka. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
4. Tiada seorang berzina selagi dia mukmin, tiada seorang mencuri selagi dia mukmin, dan tiada seorang minum khamar pada saat minum dia mukmin. (Mutafaq'alaih)
Lebih dari itu semua, marilah sama-sama renungkan Al Qur'an Surat Al Hadid :
"Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS 57:16)
Ya, kalau kita tidak mau mendapat predikat fasik, maka sekaranglah saatnya kita kembali kepada Allah dan ajaranNya kemudian Istiqomah.
---------------> IMAH PANGANCIKAN RAGA, BASA PANGANCIKAN RASA, SUNDA PENGANCIKAN KULA<----------------- SUKABUMI : Jalan Pelabuhan Gang Sejahtera IV No. 44 CIPOHO-SUKABUMI 43142 PROPINSI JAWA BARAT, (ALAMAT SEKARANG DI BENGKULU : Jalan Batang Hari VI NO. 8 KUALA ALAM - PADANG HARAPAN - KOTA BENGKULU - PROVINSI BENGKULU
ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
WILUJENG SUMPING
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar