Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Senin, 26 Oktober 2009

Silahkan, Pilih Tiga Model Pembelajaran Ini!


Dalam bukunya "Classroom Instruction and Management" yang diterbitkan Mc.Graw-HiH Book Co pada 1997 silam, Richard L Arends mengatakan, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu curriculum, teaching, learning and assesment.

Namun, khusus untuk faktor kedua, yaitu teaching, keberhasilannya sangat bergantung pada model pembelajaran yang diterapkan oleh sang guru. Karena saat ini, seorang guru yang baik tidak cukup mengajar hanya mengandalkan strategi-strategi pembelajaran, tetapi juga harus menguasai model yang baik agar memiliki arah yang lebih jelas dalam penyampaian materi ajarnya.

Sebenarnya, banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh seorang guru untuk semua tingkatan. Namun, mengutip ucapan Guru Besar Universitas Negeri Medan (Unimed) Mara Guna Harahap, model pembelajaran yang baik tersebut harus yang telah teruji melalui penelitian para ahli.

Dewasa ini, lanjut Mara, ada tiga model pembelajaran yang merupakan hasil penelitian para ahli di bidang pembelajaran. Ketiga model tersebut berisi pembahasan pembelajaran secara mendalam dan baik, yang tidak tercantum dalam mata kuliah apa pun. Ketiga model itu adalah direct instruction (DI), cooperative learning (CL), serta problem based instruction (PBI).

Model DI

Model ini merupakan model pembelajaran secara skematik, yang bertujuan membantu peserta didik mempelajari pengetahuan dan keterampilan dasar, serta mendapatkan informasi tahap demi tahap. Ketrampilan dasar itu bisa berupa aspek kognitif maupun psikomotorik, serta berbagai informasi lain yang bisa dijadikan landasan untuk membangun hasil belajar yang lebih luas.

Model DI terdiri dari lima fase, yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran, termasuk pencapaian kompetensi, mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik kepada siswa, serta kesempatan untuk pelatihan lanjutan.

Alhasil, contohnya, sebelum bisa mendapatkan dan mengolah sejumlah besar informasi yang akan diterimanya, siswa harus menguasai terlebih dahulu strategi belajarnya, seperti membuat catatan dan merangkum materi bacaan. Sebelum bisa berfikir secara kritis, mereka pun harus lebih dulu menguasai ketrampilan dasar yang berkaitan dengan logika, membuat referensi dari data, serta mengenal ketidakobyektifan dalam presentasi.

Model CL

Mengambil model ini, struktur tugas belajar sangat memerlukan kerja sama para peserta didik dalam satuan atau kelompok-kelompok kecil. Hal ini untuk mencapai kompetensi berupa hasil belajar akademik, penerimaan keanekaragaman, serta keterampilan sosial mereka.

Model pembelajaran ini memiliki enam fase, yakni penyampaian tujuan maupun kompetensi dan motivasi, penyajian informasi, pengorganisasian siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, membimbing kelompok belajar, evaluasi, serta memberikan penghargaan untuk dijadikan motivasi bagi para siswa.

Model PBI

PBI terbilang sangat menarik, karena model pembelajaran ini berorientasi pada masalah. Output yang diharapkan dari pencapaian kompetensi model ini berupa keterampilan siswa dalam memecahkan berbagai masalah. Syaratnya, model ini sangat memerlukan keterbukaan, keterlibatan aktif peserta didik, serta atmosfir kebebasan intelektual.
sumber : kompas.com

Tidak ada komentar: