---------------> IMAH PANGANCIKAN RAGA, BASA PANGANCIKAN RASA, SUNDA PENGANCIKAN KULA<----------------- SUKABUMI : Jalan Pelabuhan Gang Sejahtera IV No. 44 CIPOHO-SUKABUMI 43142 PROPINSI JAWA BARAT, (ALAMAT SEKARANG DI BENGKULU : Jalan Batang Hari VI NO. 8 KUALA ALAM - PADANG HARAPAN - KOTA BENGKULU - PROVINSI BENGKULU
ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH
WILUJENG SUMPING
Rabu, 28 Oktober 2009
Pelajaran penting dari Sumpah Pemuda
Pada tahun 2009 ini kita memperingati 81 tahun Sumpah Pemuda. Sebuah momentum sejarah yang terus diperingati setiap tahun ini tentu harapannya tak sekadar membangkitkan romantisme belaka. Lebih dari itu, kita dituntut mengambil nilai penting agar peringatan Sumpah Pemuda benar-benar bermakna bagi kebangunan Indonesia Raya.
Sudah jamak dimengerti, Sumpah Pemuda 1928 adalah ikrar bersatunya berbagai komponen bangsa yang diwakili kaum muda untuk merajut cita-cita Indonesia merdeka. Melalui pemikiran yang panjang, kaum muda menyadari pentingnya keterikatan sesama warga bangsa untuk mengenyahkan imperialisme dan kolonialisme dari tanah persada. Kesadaran membangun kekuatan bangsa dengan eratnya persatuan dan kesatuan merupakan tuntutan mutlak agar negeri ini menapak ke arah kemajuan.
Pertama, pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Yang jelas, keragaman sebagai realitas Indonesia bukan alasan untuk terpecah-belah. Keragaman yang positif merupakan potensi untuk menjayakan negeri. Perbedaan yang ada tentu merupakan sebuah keniscayaan dan tak layak dijadikan pemicu perpecahan. Harus disadari jika Indonesia masa depan yang ideal masih membutuhkan proses perjuangan panjang. Untuk itu, segenap komponen bangsa dituntut bersatu padu dan saling berjibaku membangun Indonesia.
Kedua, pentingnya kesadaran pemuda sebagai aset masa depan bangsa. Pemuda saat ini akan menentukan wajah Indonesia di kemudian hari. Siapa pun telah mengerti jika masa depan akan terdiri dari orang-orang yang hari ini menjadi kaum muda.
Pemuda memang dituntut menyadari peran dan tanggung jawabnya memajukan negeri yang telah dibangun dengan pengorbanan para pahlawan tempo dulu. Keprihatinan yang kerap disuarakan selayaknya dijadikan media refleksi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar