Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Minggu, 18 Oktober 2009

SEJARAH KOTA BENGKULU


Sejarah

Nama Bengkulu diambil dari kisah perang melawan orang Aceh yang datang hendak melamar Putri Gading Cempaka, yaitu anak Ratu Agung Sungai Serut. Akan tetapi lamaran tersebut ditolak sehingga menimbulkan perang. Anak dalam saudara kandung Putri Gading Cempaka yang menggantikan Ratu Agung sebagai Raja Sungai Serut berteriak “Empang ka hulu – empang ka hulu” yang berarti hadang mereka dan jangan biarkan mereka menginjakkan kakinya ke tanah kita. Dari kata-kata tersebut maka lahirlah kata Bangkahulu atau Bengkulu. Orang Inggris menyebutkannya Bencoolen.

Pada pertengahan abad ke 13 sampai dengan abad ke 16 di Daerah Bengkulu terdapat 2 kerajaan yaitu : Kerajaan Sungai Serut dan Kerajaan Selebar. Pada tahun 1685 Inggris masuk ke Bengkulu dan menjajah Bengkulu selama kurang lebih 139 tahun (1685-1824). Sejak 1824-1942 Daerah Bengkulu sepenuhnya berada di bawah kekuasaan Pemerintahan Hindia Belanda. Setelah Belanda kalah dari Jepang pada tahun 1942 dimulailah masa penjajahan Jepang selama kurang lebih 3 tahun.

Setelah Indonesia merdeka Bengkulu ditetapkan sebagai Kota kecil di bawah pemerintahan Sumatera Bagian Selatan dengan luas 17,6 Km2 berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1956 tentang Pembentukan Kota Kecil Bengkulu. Pada tahun 1957 Kota Kecil Bengkulu berubah menjadi Kotapraja berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957, yang meliputi 4 Wilayah Kedatukan dengan membawahi 28 Kepemangkuan yaitu :

* Kedatukan Wilayah I terdiri dari 7 Kepemangkuan.
* Kedatukan Wilayah II terdiri dari 7 Kepemangkuan.
* Kedatukan Wilayah III terdiri dari 7 Kepemangkuan.
* Kedatukan Wilayah IV terdiri dari 7 Kepemangkuan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 jo Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Pembentukan Propinsi Bengkulu, menetapkan Kota Bengkulu sebagai Ibu Kota Provinsi Bengkulu. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah, merubah sebutan Kotapraja menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu. Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu selanjutnya dibagi dalam 2 wilayah setingkat Kecamatan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor : 821.27-039 tanggal 22 Januari 1981, yaitu :

* Wilayah Kecamatan Teluk Segara.
* Wilayah Kecamatan Gading Cempaka.

Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bengkulu Nomor : 440/1981 dan Nomor : 444/1981 dan dikuatkan denan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bengkulu Nomor ; 141/1982 tanggal 1 Oktober 1982, menghapus wilayah Kedatukan dan Kepemangkuan menjadi Kelurahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 42/1982 dalam Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu terbagi 2 Wilayah Kecamatan definitif yang membawahi 38 Kelurahan, yaitu :

* Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan.
* Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 Kelurahan.

Pada tahun 1986 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor : 46/1986 tentang Perubahan Batas dan Perluasan Wilayah Kotamadya Dati II Bengkulu, luas Wilayah Kotamadya Bengkulu berubah dari 17,6 Km2 menjadi 144,52 Km2 dan terdiri dari 4 Wilayah Kecamatan, 38 Kelurahan serta 17 Desa yaitu :

* Kecamatan Teluk Segara membawahi 17 Kelurahan dan 4 Desa.
* Kecamatan Gading Cempaka membawahi 21 Kelurahan dan 2 Desa.
* Kecamatan Selebar membawahi 6 Desa.
* Kecamatan Muara Bangkahulu membawahi 5 Desa.

Dalam rangka melengkapi persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan tanda kehormatan PARASAMYA PURNA KARYA NUGRAHA sebagaimana tertuang dalam Kawat Menteri Dalam Negeri Nomor 002/1238/SJ tanggal 2 Mei 1989 tentang Permintaan Motto Daerah Tingkat II, maka ditetapkanlah Motto Daerah dan hari jadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu dengan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu Nomor 1 Tahun 1991 tentang Hari Jadi dan Motto Kotamdya Daerah Tingkat II Bengkulu yaitu hari jadi pada tanggal 17 Maret 1719 diambil dari peristiwa penyerbuan rakyat terhadap Benteng Marlborough, sedangkan motto adalah : SEIYO SEKATO KITA BANGUN BUMI PUTERI GADING CEMPAKA MENUJU KOTA SEMARAK. Seiyo Sekato mempunyai arti musyawarah untuk mufakat, sedangkan Semarak adalah singkatan dari Sejuk, Meriah, Aman, Rapih dan Kenangan.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah secara penuh berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah maka sebutan Kotamadya Daerah Tingkat II Bengkulu berubah menjadi Kota Bengkulu sampai sekarang. Sementara itu jumlah wilayah kecamatan bertambah dari 4 kecamatan menjadi 8 kecamatan berdasarkan Perda Nomor 28 Tahun 2003.

Tabel 3.1
Daftar Kepala Daerah/Walikota Bengkulu
Dari Tahun 1945-2012
No
Nama
Jabatan
Masa Jabatan
1.Hamzah Sa’ari
Ketua Dewan Pemerintahan Kotapraja Bengkulu
1945 – 1950

2.K.Z. Abidin
Walikota KDH Kotapraja Bengkulu
1950 – 1955

3.H. Hasan Basri
Walikota KDH Kotapraja Bengkulu
1955 – 1960

4.M. Salim Karim
Walikota KDH Kotapraja Bengkulu
1960 – 1965

5.M. Zen Ranni
Walikota KDH Kotapraja Bengkulu
1965 – 1970

6.Z. Thabri Hamzah, SH
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
1970 – 1975

7.Drs. Syafiudin. AR
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
1975 – 1980

8.Drs. Sulaiman Effendi
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
1980 – 1985

9.Drs. Sulaiman Effendi
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
1985 – 1990

10.Achmad Rusli, SH.
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
1990 - Maret 1992

11.Drs. H.A. Razie Jachya
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
Maret – Oktober 1992

12.Drs. Chairul Amri. Z.
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
1992 – 1997

13.Drs. Chairul Amri. Z.
Walikotamadya KDH Tingkat II Bengkulu
1997 – 2002

14.H.A. Chalik Effendie
Walikota Bengkulu
2002 – 2007

15.H. Ahmad Kanedi
Walikota Bengkulu
2007 – 2012

Sumber : DPRD Kota Bengkulu (2008)

T

Tidak ada komentar: