Yendi Widya Kota Bengkulu Bunga Rafflesia Bunga Raflesia Kawan Kawan Kawan Yendi ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH WILUJENG SUMPING

Minggu, 24 Mei 2009

Bank Dunia Cemaskan Pengangguran Terhebat

Pemulihan ekonomi dunia akan berlangsung lamban dan mempertinggi angka pengangguran sehingga mengancam terjadinya krisis sosial dan proteksionisme. Demikian dikatakan Presiden Bank Dunia Robert Zoellick dalam wawancara dengan surat kabar Spanyol, El Pais, Minggu (24/5).

"Apa yang semula sebagai krisis keuangan dahsyat dan kemudian menjadi krisis ekonomi hebat kini menjadi krisis penganguran terhebat dan jika kita tidak mengambil langkah-langkah, risikonya adalah krisis besar kemanusiaan dan sosial dengan implikasi politik yang luas," katanya.

"Keadaan ini akan menjadi landasan untuk (keluarnya) kebijakan-kebijakan proteksionis yang populis," ujarnya. Zoellick menyebutkan, para menteri keuangan negara-negara G-7 dan G-20 mengungkapkan kelegaannya karena kontraksi ekonomi telah melambat dan meskipun pertumbuhan ekonomi tetap rendah, situasinya tidak terlalu buruk. "Namun, para ekonom dan industrialis menyadari bahwa pemulihan akan berlangsung lambat dan lebih lemah dibandingkan yang telah diperkirakan," kata Zoellick.

Menurutnya, sistem keuangan AS dan negara-negara berpasar ekonomi berkembang masih dalam keadaan bahaya. "Mungkin hal kunci yang harus dibersihkan adalah sistem keuangan. AS telah mengambil langkah-langkah pada jalur yang benar, tetapi tetap ada bank yang menghadapi kesulitan serius dalam hubungannya dengan keuangan nasabah, kartu kredit, dan real estat," katanya. "Puncaknya, Amerika Serikat menjadi lebih tergantung dibandingkan Eropa pada pasar sekuritasisasi kredit perumahan dan pasar ini harus pulih," lanjutnya.

Zoellick juga menyebut risiko serupa berlaku di Afrika serta beberapa bagian Amerika Latin dan Eropa Timur. "China bisa sangat mengejutkan karena mendapat hasil-hasil baik dari rancangan stimulus ekonominya. Untuk negara-negara seperti Meksiko dan Brasil, ancaman terbesar adalah kehilangan akses keuangan," kata Zoellick.


Sumber : Antara

Tidak ada komentar: