Orang-orang Australia pasti geregetan lihat Amrozi. Para keluarga korban pasti geram melihat Amrozi malah tertawa-tawa kelihatan bahagia, tenang, ayem terpancar dari wajahnya...
Apakah mereka sudah gila dan tidak lagi memiliki hati nurani? Apakah mereka sudah demikian suci dari dosa sehingga tidak bergetar menunggu pelaksanaan eksekusi?
Inilah uniknya manusia. Bagi para korban dan keluarganya, jelas Amrozi cs sangat biadab. Betapa tidak? Bom yang begitu besar meluluhlantakkan Paddy's Cafe dan ratusan orang meninggal...Jelas teroris itu tidak punya perikemanusiaan. Pantas mereka dihukum mati saja...
Mari kita lihat jika kita ada di sisi Amrozi. Baginya, hidupnya adalah untuk fitrah, untuk berkorban. Dalam keyakinannya, apa yang ia lakukan sungguh mulia. Sungguh memberi pahala yang besar. Andaikata mati, karena terkena bom bunuh diri atau dihukum mati, matinya syahid. Dijamin masuk surga.
Anda tentu sangat tidak setuju dengan statemen tadi bukan? Tapi itulah pola pikir mereka. Itulah keyakinan mereka. Demi membela keyakinan mereka, teroris itu rela mengorbankan apa saja, termasuk keluarga, harta dan juga nyawa...
Mereka menganggap diri mereka syuhada. Apa artinya syuhada? Mati karena membela agama, dan dijamin masuk surga...
Benarkah surga harus ditebus dengan mengorbankan ratusan nyawa, termasuk juga nyawa orang Islam sendiri?
Saya tidak membahas benar tidaknya keyakinan mereka. Saya akan lebih membahas alat motivasi yang amat unggul, yaitu memanfaatkan keyakinan. Inilah yang jarang disentuh ketika kita ingin memotivasi seseorang.
Mengapa seseorang mau menindik tubuhnya dengan bermacam-macam logam? Sakitkah itu? Ya. Tapi mengapa mereka mau melakukannya? Karena mereka memperoleh 'nikmat' berupa perhatian, merasa menjadi kelompok elit tertentu dan sebagainya. Demi mempertahankan keyakinan itu, mereka juga rela berkorban...
Menurut penelitian, orang akan rela berkorban (bahkan tanpa terlalu memperhatikan apakah gajinya besar atau kecil) jika orang itu yakin bahwa apa yang dikerjakan memberi manfaat kepada banyak orang. Pada dasarnya, kita ingin berbuat sesuatu yang besar, sesuatu yang tidak egois, sesuatu yang bisa memberi manfaat kepada orang lain.
Mengapa orang selalu saja setiap saat melaporkan keadaan lalu lintas melalui Radio Elshinta? Apakah mereka dibayar? Tidak. Terus mengapa mereka melakukannya? Karena mereka merasa penting. Mereka merasa sudah berbuat sesuatu yang lebih besar dari diri mereka. Ketika mereka berbuat seperti itu, ada rasa hangat yang menyelinap di kalbu mereka. Inilah yang menjadi energi orang-orang itu.
Energi itu pulalah yang menghidupi daya juang penjaga rel kereta api, pemadam kebakaran, atau pengantar pos desa yang rela berjuang mengantar surat-surat di pelosok desa. Mereka merasa berbuat sesuatu yang mulia, besar, dan memberi manfaat kepada orang banyak...
Amrozi dkk, juga merasakan bahwa karena musuhnya adalah orang Barat, maka berarti mereka sudah merasa 'menang' perang karena sudah bisa membunuh lawan cukup banyak. Ini memberi mereka energi dan ketabahan. Akibatnya, walau menghadapi regu tembak, mereka masih tetap tenang. Apalagi, dalam keyakinannya, ia nanti, akan masuk surga...(Sekali lagi, anda boleh setuju atau tidak terhadap pandangan ini...)
Apa yang bisa kita lakukan untuk memotivasi diri kita dan orang lain?
Ajak karyawan untuk menyadari bahwa kerja mereka ternyata memiliki dampak yang besar bagi orang banyak. Kalau perusahaan anda penghasil plastik, kira-kira apa ya dampak besar kerja karyawan? Dengan plastik karya perusahaan kita, maka kita sudah menemukan sarana pembungkus yang aman, tidak merusak makanan, dan juga tidak mengotori lingkungan...
Dengan adanya plastik yang kita hasilkan, berarti kita sudah mempertinggi kepraktisan orang. Mereka menjadi efektif dalam membawa barang-barang. Berarti hidup kita ini sudah membahagiakan orang lain. Berarti kita sudah berbuat kebaikan. Berarti kerja kita akan memperoleh pahala...Berarti nanti kita akan masuk surga...
Di sini kita harus kreatif mengaitkan peran mereka dengan masyarakat atau bangsa. Jika anda kerja di rumah sakit, jelas mudah. Anda menolong orang kesusahan. Tapi jika anda kerja pada pabrik penyedia makanan anak semacam craker, nano-nano dst. Apa nilai besar yang bisa kita sumbangkan ke masyarakat? Mungkin anak-anak menjadi bahagia, senang sehingga mereka rela belajar keras. Mungkin dengan ramuan tertentu kita bisa sisipkan dalam makanan sehingga mempertinggi kemampuan dan kecerdasan otak. Mungkin...
Sebagai pemimpin, cobalah anda cari nilai-nilai besar, nilai-nilai mulia yang bisa digali dari pekerjaan anda dan juga staf anda. Ingat, jika nilai-nilai tadi kemudian bisa dijadikan keyakinan karyawan, maka mereka akan bekerja keras dan seolah tanpa pamrih. Saat itulah akan terjadi kinerja yang luar biasa.
Ingin contoh lagi? FPI, AKKBB, AMPI, Pemuda Panca Marga, yang sepanjang yang saya tahu, mereka tidak digaji. Tapi mengapa mereka mau berjuang? Karena keyakinan bahwa mereka berbuat sesuatu yang lebih besar dari diri mereka...
Selamat membangkitkan semangat diri dan karyawan anda...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar