“Lanjutkanlah haji dgn umrah, karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan & dosa, sebagai-mana api dapat menghilangkan kotoran besi, emas & perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur itu melainkan Surga”.
Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaannya dan tidaklah mereka mendapat petunjuk. (QS. 2:16)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 3:130)
Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 7:69)
Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. 7:157)
Sesungguhnya tiadalah beruntung orang-orang yang berbuat dosa. (QS. 10:17)
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. (QS. 12:23)
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (QS. 23:1)
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tiada beruntung. (QS. 23:117)
Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. 24:31)
Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)”. (QS. 28:82)
“Orang yang pengasih akan di kasihi Dzat yang Maha Pengasih, kasihilah yang di bumi, maka yang di langit akan mengasihimu.” HR. Tirmidzi
“Allah ta’ala menolong seorang hamba selagi hamba tersebut menolong sesamanya.” HR. Muslim
“Barang siapa menolong saudaranya yang membutuhkan maka Allah ta’ala akan menolongnya.” HR. Muslim
“Barang siapa yang mempermudah kesulitan orang lain, maka Allah ta’ala akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat.” HR. Muslim
“Barang siapa yang tidak menaruh belas kasihan terhadap sesamanya, maka Allah ta’ala tidak akan mengasihinya.” HR. Muslim
“Barang siapa yang mampu memberikan kemanfaatan kepada saudaranya hendaklah ia lakukan.” HR. Muslim
“Bukankah kalian ditolong dan diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” HR. Bukhari
“Barangsiapa yang suka rezkinya akan diluaskan dan diakhirkan ajalnya maka hendaklah menyambung tali persaudaraan.” HR. Al-Bukhari dan Muslim
“Carilah (keridhaan)ku melalui orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian.” Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dll
Cerita Pengemis
Suatu hari saat saya masih ada mobil sekitar tahun 2006, ketika itu mobil yang saya kemudikan sedang antri di trafic light dimana mobil saya berada diurutan ke lima dibelakang 4 mobil bagus, seorang pengemis bergerak dari satu mobil ke mobil yang lainnya menjulurkan tangannya, tidak satupun pengemudi mobil-mobil tersebut memberikan uang, saya tidak tega melihatnya dan segera menyiapkan uang untuk sang pengemis, tapi apa yang terjadi adalah setelah melewati mobil ke 4 dia malah kembali ke trafic light dan mengabaikan mobil saya (yang waktu itu mobil kijang tua).
Saya merenung didalam hati, mungkin karena mobil saya kijang tua, maka ia menganggap percuma saja menuju ketempat saya, sedangkan pengemudi 4 mobil bagus yang ada didepan saja tidak memberi apa-apa, apalagi pengemudi kijang(padahal boleh jadi pengemudi 4 mobil bagus tersebut adalah supir, sedangkan pengemudi kijang ini adalah PNS biasa).
Lantas yang salah siapa disini jika dia tidak mendapatkan uang ? apakah Allah Ta’ala memang tidak mau memberi rezeki kepada dia atau usaha dia yang kurang ? tinggal satu mobil lagi belum dicoba tapi dia sudah berputus asa.
Kejadian tersebut menjadi pelajaran yang sangat berharga buat saya saat itu hingga sekarang ini, bahwa sebelum kita menyatakan ini sudah takdir Tuhan, maka alangkah baiknya jika kita benar-benar berusaha semaksimal mungkin yang terbaik yang bisa kita lakukan, jangan sampai ada kesempatan/peluang yang terlewatkan.
Kesimpulan
Sebagai PNS muslim kita dituntut ‘berusaha’ sungguh-sungguh, terus belajar dan cerdas, namun apakah mungkin rezeki bisa kita peroleh jika Allah Ta’ala murka (tidak ridho) terhadap kita ? sedangkan Ia adalah pemilik perbendaharaan alam semesta ini ? tentulah sangat naif jika kita bekerja banting tulang ingin memperoleh rezeki dibumi milikNya menggunakan tubuh yang diberikanNya namun dengan cara yang dimurkaiNya, selalu bermaksiat kepadaNya dan tidak perduli kepada hamba-hambaNya yang lemah, apakah mungkin ? ataukah sebaliknya, rezeki yang diperoleh justru melimpah tapi tidak berkah ? malah menjadi musibah ? istri selingkuh, anak durhaka, dll.
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkanNya dan meninggalkan apa yang dilarangNya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rizki dari arah yg tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.” QS. Ath-Thalaq: 2-3 (Tafsir Ibnu Katsir)
“Sesungguhnya Allah berfirman, ‘wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yg ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak niscaya Aku penuhi tanganmu dgn kesibukan & tidak Aku penuhi kebutuhanmu”. HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar